Kisah Tajul Muluk yang wajib diketahui tulisan dr. Adian Husaini dengan judul“Kisah Tajul Muluk dari Sampangâ€
Kasus Sampang mempunyai akar masalah panjang. Jelas, sumbernya akidah
Sabtu, 01 September 2012
Oleh: Dr. Adian Husaini
KONFLIK Ahlu Sunnah-Syiah di Sampang yang beberapa kali mencuat ke permukaan, tidak bisa dipisahkan dari sosok Tajul Muluk – alias Ali al-Murtadho — yang belum lama divonis bersalah oleh Pengadilan Negeri Sampang, Madura. Tajul dijatuhi hukuman dua tahun penjara. Ia dinilai terbukti melanggar Pasal 156 a KUHP tentang penistaan agama karena dinilai telah menyebarkan ajaran sesat. Tajul dinilai telah mengajarkan ajaran sesat dengan menistakan kitab suci Al-Quran yang digunakannya untuk mengajarkan muridnya di pondok pesantren.
Desember 2011 lalu, sejumlah massa membakar komplek Tajul di Dusun Nang Kernang, Kecamatan Oben Sampang, Madura, Jawa Timur. Lalu, pada Agustus 2012 ini, meletus pula bentrokan yang jauh lebih massif dan menyita perhatian nasional, bahkan internasional. Pada CAP kali ini, ada baiknya kita mengenal sosok Tajul Muluk dan kiprahnya. Tulisan ini adalah ringkasan hasil penelitian Akhmad Rofii Damyati MA, sarjana pemikiran Islam asal Madura, yang menulis Tesis Masternya tentang Konsep Ilmu Prof Syed Muhammad Naquib al-Attas di Universiti Malaya, Kuala Lumpur.
Penelitian itu cukup konprehensif dan dilakukan pasca terjadinya peristiwa Desember 2011. Isinya masih cukup relevan untuk membantu memahami situasi saat ini. Secara lengkap, hasil penelitian ini telah diterbitkan oleh Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Press. Berikut kisah Tajul Muluk, sebagaimana dipaparkan oleh Akhmat Rofii Damyati, MA.
*****
Tajul Muluk alias Ali al-Murtadho lahir di Sampang, 22 Oktober 1973. Ia anak kedua dari delapan bersaudara, putra dari pasangan almarhum Kiai Ma’mun bin KH. Ach Nawawi dengan Nyai Ummah. Saudara tertuanya bernama Iklil al-Milal. Kemudian adik-adiknya secara berurutan adalah Roies al-Hukama’, Fatimah Az-Zahro’, Ummu Hani’, Budur Makzuzah, Ummu Kultsum, Ahmad Miftahul Huda.
“Ra Tajulâ€, begitu sapaan akrabnya di masyarakat, di masa remajanya pernah mondok di Ma’had Islami Darut Tauhid (MISDAT), asuhan KH Ali Karrar Shinhaji, di Lenteng Proppo, Pamekasan di tahun 80-an. Setelah itu, Tajul melanjutkan pendidikannya di Yayasan Pendidikan Islam (YAPI), Bangil, sekitar tahun 1988-an, selama enam tahun.
Dari YAPI, Tajul sempat diberangkatkan ke Saudi Arabia menjadi TKI selama enam tahun. Di tempat kerja itu Tajul diduga banyak belajar dan mendalami ajaran Syiah Itsna ‘Asyariyyah.
Tajul juga aktif di organisasi Syiah di Indonesia, yaitu Ikatan Jamaah Ahlul Bait Indonesia (IJABI). Posisi Tajul adalah PD (Pimpinan Daerah) IJABI Sampang. Tapi, IJABI di Sampang dan bahkan di Madura lebih bergerak di bawah tanah, dan tidak ditemukan dalam daftar ormas di Sampang. Diperkirakan, aktivitas IJABI di Sampang bermula seiring dengan gerakan Syiah yang dibawa oleh Tajul Muluk.
Bermodalkan kharisma sebagai keturunan dari Batuampar, Pasarean yang cukup terkenal di Madura pada khususnya, dan di seluruh Jawa pada umumnya, yang diziarahi oleh banyak orang, Tajul menyebarkan ajaran Syiah dengan mudah dibantu saudara-saudaranya. Diperkirakan, kurang lebih Jumlah pengikut Syiah di sini mencapai 400-an dari semua usia.
Program-program sosial yang dijalankan oleh Tajul juga cukup efektif, karena ia banyak membantu orang yang kekurangan.
Sebagai orang penting dalam penyebaran Syiah di Madura, Tajul mempunyai jaringan luas. Jaringan Syiah di Madura ini sudah cukup rapi dan menyebar ke semua kabupaten. Kemajuan pesat yang dicapai Tajul Muluk dalam mengembangkan Syiah menarik perhatian tokoh-tokoh Syiah, baik nasional maupun Internasional untuk berkunjung ke Sampang. Hanya saja, Roies – adik Tajul – mengaku lupa nama-nama mereka.
Rois menyatakan bahwa bukti-bukti empiris kesesatan ajaran Tajul Muluk sejak lama sudah diserahkan kepada Kepolisian Sampang sebagai barang bukti yang meliputi buku berjudul “Tsumma Ihtadaitukarya Dr. Muhammad al-Tijani al-Samawiserta” buku kecil tuntunan praktek wudhu, azan dan sholat.
Buku-buku itu menurut Rois di dalamnya membahas rukun iman (terdiri dari lima rukun) dan rukun Islam (terdiri dari delapan rukun). Selain itu, telah dilampirkan bersama buku-buku tersebut doa-doa ziarah yang isinya melaknat terhadap para sahabat dan istri-istri Nabi Muhammad SAW. Termasuk juga CD kesesatan ajaran Tajul Muluk. Sepertinya, ajaran-ajaran sesat Tajul Muluk tersebut tidak jauh berbeda dengan teori-teori yang tertuang dalam rujukan utama kaum Syiah semisal “al-Kafi”, “Man la Yadhuruhul Faqih”, “Tahdzib al-Ahkam” dan “al-Istibshar”.
****
Sepulangnya dari Saudi, Tajul masih mempraktekkan ajaran Sunni sebagaimana dipahami masyarakat pada umumnya. Namun kemudian, kira-kira tahun 2003, Tajul sudah mulai mengajarkan Syiah pada tahap awal, walaupun masih belum secara terang-terangan. Pada tahun 2003-2004, ajaran Syiah mulai disebarkan secara terang-terangan. Di masa ini rekrutmen anggota Syiah semakin massif. Tahun 2004-2005 ajaran Syiah melalui Tajul Muluk mulai mencuat ke permukaan dan diendus oleh banyak orang di Omben bahwa Ra Tajul mempunyai cara-cara berislam yang aneh. Masyarakat sudah mulai beraksi akibat keanehan pada praktek-praktek ibadah Tajul.
Tahun 2006-2007, masyarakat yang mayoritas Sunni akhirnya melakukan demo penolakan ke rumah Tajul. Desa Karang Gayam dan Blu’uran memanas. Di tahun itu juga para ulama pesantren Madura dan Pemerintah menerima aduan masyarakat yang mayoritas Sunni dengan membawa 29 item tuduhan bahwa Tajul Muluk dan saudara-saudaranya sesat.
Read more