Senin, 23 April 2012
Sesi pertama: “tuduhan para pengingkar sunnah beserta jawabannya”
Tutor: syekh Usamah asy-Syanti al-Falistini
Saat istirahat, syekh Usamah asy-Syanti al-Falistini dikerubuti oleh Tunisiyyin. Sedangkan anaknya, Ibrahim yang berusia 10 tahun, besama kita. Dia hafal 5 juz dan juara 3 sekuwait dalam musabaqah hafalan al-Quran. Bacaannya bagus.
Sesi kedua: “syubhat seputar Umar beserta jawabannya”
Tutor: syekh Ali al-Tamimi
Sesi ketiga: tentang “dalil imamah dan jawabannya”
Tutor: Badar Baqir
Saat shalat isya’ saya bertemu akhi Abu Misari dari Jatim, yang bekerja di Kuwait, untuk keperluan uang dinar dan belanja.
Sesi keempat: “Bagaimana cara membaca sejarah ahlulbait dan sahabat?”
Tutor: syekh Muhammad Salim al-Khadhir
Ini merupakan materi yang ditunggu-tunggu oleh para peserta. Setelah selesai pelajaran, jam 20:30 saya dijemput oleh Akhi Abu Misari (asal Sepanjang Surabaya, 13 tahun di Kuwait jadi perawat) dan Nurul Huda Abu Ibrahim (6 tahun jadi perawat). Diajak keliling Kuwait, melewati masjid Rasyid dan masjid al-Kabir (tempat Ustadz Misyari Rasyid mengimami shalat tarawih), kemudian kami lanjutkan ke lulu hypermarket untuk belanja oleh-oleh bagi istri dan anak-anak tercinta. Terus ke kawasan istana raja Kuwait.
Lulu Hypermarket |
Lokasi depan istana |
Gemerlap lampu dilihat dari depan istana |
Kapal pribadi di pantai depan istana |
Misari dan Abu Ibrahim |
Selasa, 24 april 2012
Sesi pertama: mukaddimah ilmu hadits ahlussunnah
Tutor: syekh Usamah asy-Syanti al-Falistini
Sesi kedua: syubhat seputar Ustman dan bantahannya
Tutor: syekh Ali Tamimi
Sesi kedua sore: dalil imamah dari al-quran beserta jawabannya
Tutor: syekh Badr
Sesi kemudian dilanjutkan syekh Muhammad Salim al-Khidir tentang saqifah Bani Saidah yang penuh kejutan.
Lucu bahasa
1. Ibsatim, Abu Imad Iraqi bercerita saat foto-foto di cina. Orang cina yang sering mendengar percakapan arab belajar, bahwa bahasa arabnya tersenyumlah adalah “Ibtasim“. Saat orang cina itu mengambil gambar para tamu, dia melihat para tamu itu kurang santai. Seketika itu juga dia memberi komando agar mereka tersenyum, sambil berkata: “ibsatim!” maka semua pada tertawa, bukan hanya tersenyum.
2. Saat makan, Yasir Tunis (yang berhadapan dengan Asad) berkata mengomentari (saya dan India) bahwa orang timuran itu suka makan nasi terus. Maka saya katakan dari meja sebelah “yasir yuhibbu hajar” maka dia marah karena menganggap bahwa ucapan saya berarti “Yasir suka batu”. Kemudian dia bilang dengan suara khasnya yang keras: “anta tuhibbu hathab” (“kamu suka kayu bakar”), maka saya tertawa. Saya katakan: “kamu gak faham, yang saya maksud itu “yasir suka uang dan harta kekayaan, karena hajar itu salah satunya adalah kekayaan. Makanya ada ulama disebut Ibnu Hajar” Maka semua teman-teman pada tertawa membenarkan saya, karena tadi diterangkan hal itu di nadwah. Yasir yang bengong itu, agak mengingkari, mana ada hajar artinya kekayaan. Kemudian Nashir Yamani mengatakan: “kamu sih tadi tidak masuk”.
Alhamdulillah dari awal hingga akhir. Ya Allah tambahkan kepada kami, keluarga kami, murid-murid kami dan orang-orang yang kami cintai dan mencintai kami serta yang membaca tulisan kami ini ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima, dan selamatkan kami dan anak-anak kami dari api neraka. aamiin ya Rabbal’alamiin.
Bersambung.