Dongeng Madzhab Fiqih Ja’fari (Muqoddimah)

Bagian 1

MUQODDIMAH

Web syiahali (syiahali.wordpress.com) pernah menurunkan makalah berjudul:

Fiqih Ja’fari adalah prinsip dan dasar-dasar fiqih Syiah yang diajarkan oleh Imam Keenam dari madzhab Ahlul Bait, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s. (hidup antara tahun 80-83 hingga 148 hijriah). Beliau gugur Syahid di Madinah

Lalu di mukaddimahnya ditulis:

“Kita dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama seluruh wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al-Qur’an. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al-Qur’an dari kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.”

Para pengunjung gensyiah yang mulia, betapa bahayanya jika ada orang belajar agama kepada orang zindiq atau munafiq sementara ia tidak tahu kalau dia itu zindik atau munafik, sementara dalam keyakinannya dia orang suci yang dijamin surga. Anda bisa bayangkan bahayanya.

Oleh karena itu dengan singkat kita katakana bahwa Imam Ja’far ash-Shadiq radhiyallahu ‘anhu wa ardhah- adalah imam ahlussunnah, imam kita yang kita cintai sebagaimana ahlulbait yang lain apalagi yang ahli ilmu. Namun madzhhab ja’fari sebagaimana madzhab empat yang lengkap itu tidak ada. Beliau punya fatwa-fatwa namun tidak punya madzhab fikih berdiri sendiri apalagi menyalahi sunnah dan para imam ahlisunnah.

Oleh karena itu berikut saya kemukakan hasil kajian syaikh Dr. Thaha al-Dulaimi (ulama dan thabib pejuang sunnah di Irak selatan yang sekarang tinggal di Yordan) yang menulis buku Ustharh  al-Madzhab al-Ja’fari:

“Syiah menamakan dirinya sebagai Imamiyyah dengan pertimbangan atau anggapan bahwa mereka “tanpa kaum muslimin yang lain- adalah kelompok yang dalam fikih dan hukum kembali kepada imam ma’shum, akan tetapi kami melihat mereka dalam dua perkara itu ternyata merujuk kepada manusia biasa seperti al-Shadr, al-Sistani, Khumaini, Khameini dan al-Khatami. Maka imam ma’shum pada dasarnya hanyalah nama belakan tanpa ada wujudnya; hanya judul tanpa isi! Lalu apa yang tersisa dari makna imamah dan imamiyyah?!

Begitulah kami sampai kepada hakekat berikut yaitu bahwa: syiah sebenarnya bukanlah Ja’fariyyah (pengikut Imam Ja’far as-Shadiq -Rahimahullah- ) bahkan bukan imamiyyah (pengikut imam)!! Jika tidak terima maka silakan memperlihatkan kepada kita siapa imam d’shum yang mereka jadikan rujukan fatwa dalam fikih mereka dan yang menjadi rujukan dalam hokum mereka?  Atau paling tidak silakan mengeluarkan kepada kita kitab yang dia tulis atau yang ditulis oleh imam Ja’far as-Shadiq sendiri, padahal medan fikih bagi mereka adalah padat (banyak, luas) dan mereka punya Negara yang berhukum dengan namanya. Demikian .. tidak ada imam ma’shum!”

Abu Hamzah

Kuwait, 16 -4-2012

dari synopsis buku beliau Usthurah al-Madzhab al-Ja’fari lihat di http://www.alqadisiyya3.com/main/

(Visited 1 visits today)

Leave a Reply

*