Dulu setelah Amerika menyerbu Afghanistan, lalu menyerbu Irak, kebijakan luar negeri Amerika mendukung separatis Syiah al-Khoutsi di Yaman dengan alasan untuk menghabisi al-Qaidah di Jazirah Arab.
Dukungan Amerika kepada al-Khoutsi ini disampaikan oleh seorang perwira senior AS.
“a senior officer who worked with Austin at Centcom said, ‘because we [the Americans] were quietly supporting the Houthi fight against AQAP [al Qaeda in the Arabian Peninsula] at the time’.”(1)
“kata seorang perwira senior yang bekerja dengan Austin di Centcom, ‘karena kami [Amerika] diam-diam mendukung perjuangan Houthi melawan AQAP [al Qaeda di Semenanjung Arab] pada saat itu.”
Lloyd Austin waktu itu adalah komandan AS terbaik dalam pendudukannya atas Irak. Yang waktu itu sudah akrab dengan Biden di Irak. Kini Presiden Biden memilih Jenderal Lloyd Austin menjadi menteri pertahanannya.
Melihat Negara Saudi Arabiya terancam maka pemberontak al-Khoutsi diserang setelah Yaman meminta tolong kepada Saudi dan disetujui oleh Negara-negara Arab.. Lloyd Austin sangat marah dengan intervensi Saudi tanpa memberi tahu Amerika.
Yang unik lagi, saat itu jargon dan yel-yel pemberontak al-Khoutsi adalah “الموت لإمريكا” (kematian bagi Amerika) padahal yang mendukung mereka adalah Amerika.
Kini setelah Joe Biden menjadi Presiden dan sangat berambisi untuk membentuk aliansi lagi dengan Negara di timur tengah, akankan nasib pemberontak al-Khoutsi berakhir?
Saya prediksi al-Khoutsi akan tamat!
Namun pertanyaannya, setelah al-Khoutsi tamat, lalu seperti apakah Negara Yaman?
Apakah akan menjadi Yaman Sunni? Atau Yaman liberal?
Sepertinya akan diwarnai oleh yang memenangkan perang.
- https://foreignpolicy.com/2020/12/16/lloyd-austin-isnt-who-you-think-he-is/
- https://arabic.rt.com/press/1187555- هل–تخرج–السعودية–من–اليمن–عام-2021/