NU, WAHABI , MUHAMMADIYAH, IRSYAD, PERSIS, SI, WASHLIYYAH ADALAH BERSAUDARA

ShareMeski masing-masing kelompok atau jamaah memiliki perbedaan namun semuanya masih tergabung dalam “Keluarga Besar Ahlussunnah waljama’ah”, tidak boleh saling bermusuhan, tapi harus saling mencintai dan menasehati, apalagi saat menghadapi syiah rafidhah. Semua ahlussunnah karena masing-masing berpegang dengan al-Quran, sunnah Nabi, sunnah khulafaurrasyidin dan sunnah shahabah. Itulah yang disebut dengan tali agama Allah (Ali Imran: 103)

Syiah, Ahmadiyah dan Kristen bersatu mengadu ke MPR

Share RATUSAN rohaniawan yang tergabung dalam Forum Rohaniawan Se-Jabodetabek mendatangi gedung DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (8/4). Mereka kemudian bertemu Ketua MPR RI Taufiq Kiemas, yang didampingi Wakil Ketua MPR Hj. Melani Leimena Suharli dan sejumlah Pimpinan Fraksi MPR di Gedung Nusantara. Pada kesempatan itu Forum Rohaniwan Se-Jabodetabek, yang antara lain terdiri dari perwakilan Huria

Kajian Ilmiah “Indonesia Bebas Narkoba”

ShareMasih ingat makalah yang pernah kami muat tentang Ulama’ Syi’ah menghalalkan Narkoba : https://www.gensyiah.net/imam-mahdi-syiah-narkoba-itu-halal-sholat-jumat-itu-haram.html ada info pengajian menarik yang akan membahas tentang narkoba, berikut informasinya : HADIRI, KAJIAN ILMIAH ! INDONESIA BEBAS NARKOBA Pemateri: AKP Sunardi Riyono, S.H. (Kasat Reskoba Polresta Malang) dr. Tri Wahyu Sarwiyata, M.Kes. (Direktur Rumah Sakit Islam Unisma Malang) Ustadz Agus Hasan

Kajian bulanan ziarah kubur yang ternoda

SharePemateri: Ustadz Abu Qatadah (Pengasuh Ponpes Ihya’us Sunnah Tasikmalaya Garut Jawa Barat) Waktu: Ahad, 30 Desember 2012 M / 17 Shafar 1434 H Jam 08.30 WIB s/d 12.00 WIB Tempat: Masjid Jami’ Al-Sofwa Jl. Raya Lenteng Agung Barat No. 35 Jagakarsa Jakarta Selatan Telp. (021)78836327, Fax. (021)78836326 Rute: Dari terminal Kampung Rambutan: Naik Mikrolet 19

Siapa yang meloloskan buku-buku yang merusak agama anak bangsa?

Ketika kami turunkan makalah tentang pensyiahan Indonesia secara sistematis mungkin dihati kita ada tanda Tanya besar, bagaimana mungkin buku-buku syiah yang penuh dengan kesesatan tersebut bisa lolos dan bahkan resmi dari Direktorat Jenderal Pendidikan Islam? Marilah kita menoleh kebelakang sejenak untuk melihat siapa saja orang yang diberi wewenang ikut andil dalam menyusun kurikulum pendidikan di Indonesia?

 

Sebagaimana dimuat di Nahimunkar.com dari beritasatu.com dengan judul “Goenawan Mohammad Dilibatkan Susun Kurikulum Pelajaran Sastra” maka kita bisa menjadikannya sebagai contoh, sekali lagi sebagai contoh –sebab kita memang belum tahu siapa yang meloloskan- bahwa lolosnya buku syiah tersebut sangat mungkin jika orang-orang yang ditunjukkan untuk membentuk karakter bangsa melalui buku-buku pendidikan anak-anak bangsa ini tidak memiliki akidah yang sesuai dengan akidah al-Quran dan sunnah. Disebut di nahimunkar.com:

 

“Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Bidang Kebudayaan, Wiendu Nuryanti, mengatakan sastra akan masuk ke dalam kurikulum dan diajarkan di sekolah-sekolah.

“Bagi generasi muda, sastra itu sangat penting. Sesuai dengan apa yang disampaikan Ki Hajar Dewantara, tidak hanya olah nalar atau pikir saja yang diajarkan di sekolah. Tapi juga olah cipta dan rasa,” kata Wiendu, di Jakarta, Senin (19/11).

Saat ini Kemendikbud sedang melakukan penyusunan kurikulum dengan melibatkan para sastrawan, misalnya Goenawan Mohammad.”

mari mengenal siapa Goenawan Mohammad !

Cara Goenawan Mohamad Pemimpin Tempo Jualan Marxisme dan Merusak Agama

BAGI yang belum tahu latar belakang Goenawan Mohamad (GM), mungkin terheran-heran dengan minatnya terhadap bacaan-bacaan dan pemikiran-pemikiran yang membincangkan soal Tuhan namun dengan orientasi yang meniadakan, meragukan, dan sejenisnya.

Cobalah sesekali kunjungi situs taman kembang pete yang memuat wawancara majalah porno Playboy edisi 16 April 2007 dengan Goenawan Mohamad (GM) (http://tamankembang pete.blogspot.com/2007/04/playboy-interview-goenawan-mohamad.html). Dari wawancara itu, antara lain bisa diketahui bahwa bapaknya GM adalah seorang tokoh Marxis yang berpengaruh di Pekalongan.

GM sendiri mengakui bahwa bapaknya kiri. “Iya, Bapak saya seorang kiri. Saya terlalu kecil waktu itu untuk mengerti. Kakak saya, Kartono, cerita dalam perpustakaan bapak saya itu Karl Marx isinya. Dia aktivis politik, pelopor kemerdekaan. Dia dibuang ke Digul bersama ibu saya. Pulang, tahun 1945, Belanda datang dia ditangkap, ditembak mati. Saya umur lima tahun ketika itu.”

Bahkan, melalui wawancara majalah porno tersebut, GM memposisikan orang-orang yang berpaham komunis setara dengan yang non komunis. Menurut GM, “Saya lihat orang-orang komunis sama patriotiknya dengan yang bukan komunis, sama-sama ingin membikin Indonesia lebih baik…” Begitu kata GM.

Lain yang dikata GM lain pula dalam kenyataan. Dan ternyata, patriotisme kaum yang berpaham komunis itu ditunjukkan –setidaknya– melalui dua kali kudeta, di tahun 1948 dan 1965, membunuhi ulama; juga mengolok-olok agama dan umat beragama, sebagaimana kini dilakukan oleh sebagian anasir JIL (Jaringan Islam Liberal) dan sejumlah mahasiswa kiri di UIN/IAIN.

Dalam salah satu catatan pinggirnya berjudul Atheis (30 Juli 2007), GM seperti sedang ‘membanggakan’ kitab bacaannya yang membincangkan keberadaan tuhan, antara lain God Is Not Great: Religion Poisons Everything karya penulis Inggris bernama Christopher Hitchens yang meyakini bahwa Tuhan tidak akbar dan bahwa agama adalah racun. Masih ada beberapa buku lainnya yang dibaca GM, meski tidak tuntas.

Bagaimana kesan GM setelah membaca buku-buku –yang tidak tuntas itu? Menurut GM, “… saya telah merasa setengah terusik, tersinggung, berdebar-debar, terangsang berpikir, tapi juga gembira…”

Sebuah potret perasaan yang membingungkan, dan boleh jadi mewakili kondisi psikis GM secara keseluruhan. Kalau membaca buku-buku seperti itu membuat GM terusik, tersinggung, berdebar-debar dan sebagainya, mengapa ia menyediakan waktu khusus untuk mengunyah-ngunyah sesuatu yang tidak bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat luas.

Bukankah akan lebih baik energi dan kekuatan berfikir GM dicurahkan membaca-baca buku bermanfaat, seperti cara menanam tomat yang baik, cara menanam padi yang baik, kemudian ditulis di majalahnya untuk dibaca dan diterapkan oleh orang lain?

Tapi, itu merupakan pilihan GM membaca buku-buku yang tidak ada manfaatnya bagi rakyat kebanyakan. Meski, GM setelah membaca buku-buku itu –dan tidak tuntas– ia merasa setengah terusik, tersinggung, berdebar-debar, terangsang berpikir, tapi juga gembira. Mengapa gembira? Karena, menurut GM, “…kini datang beberapa orang atheis yang sangat fasih dengan argumen yang seperti pisau bedah. Dengan analisa yang tajam mereka menyerang semua agama, tanpa kecuali, di zaman ketika iman dikibarkan dengan rasa ketakutan, dan rasa ketakutan dengan segera diubah jadi kebencian. Dunia tak bertambah damai karenanya. Maka siapa tahu memang dunia menantikan Hitchens, Harris, dan Dawkins. Siapa tahu para atheis inilah yang akan membuat kalangan agama mengalihkan fokus mereka dan kemudian berhenti bermusuhan.”

Jadi, GM gembira karena para penganut atheis telah hadir dengan pisau argumennya yang tajam dan menyerang semua agama, sehingga kehadirannya bagaikan Imam Mahdi dalam konsep syi’ah (bukan Imam Mahdi yang disabdakan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam) atau Lia Eden, yang memang ditunggu-tunggu dunia, bahkan siapa tahu para penganut atheis itu menjadi juru damai di antara penganut agama yang ‘gemar’ bertikai satu sama lain. Begitulah kira-kira konsepsi GM, sehingga ia gembira.

Bila para penganut agama cenderung bertikai satu sama lain, sehingga suara dan kehadiran para penganut atheis menjadi perlu; maka, bila pelaku pertikaian dan sumber pertikaian itu sendiri bukan penganut agama tetapi sebuah rezim, seperti rezim Bush menyerang Iraq, menyerang Afghanistan dan sebagainya bukan atas nama agama, maka isme apa yang ditunggu-tunggu untuk besuara dan hadir?

Read more

Kajian Bulanan Masjid Jami’ Al-Sofwa

Share  Mayoritas kaum Muslimin pada hari ini terjebak di antara dua sikap yang kontradiktif terhadap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam. Ada yang berlebih-lebihan terhadap beliau hingga terseret ke dalam perbuatan syirik, seperti memohon kepada beliau atau ber-istighatsah kepadanya, dan ada pula yang memandang remeh kedudukan beliau selaku utusan Allah Subhaanahu wata’aalaa, hingga ia berani melanggar petunjuk beliau, tidak meneladani

Syiah berlindung dibalik Risalah Amman

ShareMenyambut Seminar Internasional “Persatuan Umat Islam Sedunia” di Auditorium Al-Jibra Universitas Muslim Indonesia, Makassar, atas kerjasama dengan Kudebes Iran, Senin, 5 Nov 2012 Risalah Amman atau Amman Message adalah sebuah nota kesepahaman antar-mazhab dalam Islam yang ditandatangani oleh ratusan ulama lintas mazhab dan negara dari segenap penjuru dunia, merupakan seruan persatuan umat Islam sedunia, agar tidak terpecah

Kajian Bulanan Masjid Jami’ Al-Sofwa

ShareTema: KIAT MENGEMBANGKAN KEBAIKAN Pemateri: Ustadz Agus Hasan Bashari, Lc. M.Ag (Direktur Ma’had al-Umm Malang Jawa Timur) Waktu: Ahad, 21 Oktober 2012 M/ 05  Dzulhijjah 1433 H Tempat: Masjid Jami’ Al-Sofwa Jl. Raya Lenteng Agung Barat No.35 Jagakarsa Jakarta Selatan Rute: Dari terminal Kampung Rambutan: Naik Mikrolet 19 jurusan Depok, turun Gg. Guru [Pom Bensin] Lenteng

Waspada buku putih syiah bag.2 buku putih menipu bangsa Indonesia

Awas taqiyyah orang syiah menipu orang indonesia!

KOMENTAR

1. Masih tentang “menurut ulama syiah yang muktabar”

Di halaman 22 sebanyak 2x disebutkan bahwa diantara kitab standar yang menjadi rujukan standar di kalangan ulama syiah adalah: al-kafi karya al-kulaini, man la yahdhuruhu al-faqih karya al-Shaduq ibn Babawaih, al-Tahdzib dan al-Istibshar karya al-Thusi.

Kalau kitab-kitab sumber rujukan syiah yang muktabar itu mengatakan bahwa abu Bakar dan Umar kafir, terlaknat, kemudian penduduk Madinah lebih busuk dan lebih kafir dari penduduk Makkah dll apakah para imam itu khususnya al-Kulaini itu sufaha` (bodoh) dan dewan pengurus pusat ahlulbait Indonesia yang uqala` (pandai)?

Terus kalau ada pertentangan antara ahlulbait indonesia dengan ulama dan kitab-kitab syiah yang muktabar siapa yang dibenarkan dan siapa yang didustakan? Saya khawatir ini akal bulus syiah indonesia untuk membodohi umat islam. perhatikan masalah taqiyyah berikut:
2. Masalah taqiyyah

Menurut buku ini taqiyyah ada dua macam:


Perhatikan kalimat di kovernya “untuk kesepahaman demi kerukunan umat Islam”! Buku ini dikarang bukan untuk menerangkan syiah yang sebenarnya tapi untuk “kerukunan karena mereka minoritas terpojok oleh kesesatannya yang terbongkar melalui kasus sampang.

Tidakkah para pembaca mencium aroma taqiyyah tingkat tinggi?!
Awas jangan mau ditipu oleh orang-orang yang ikut aliran sesat syiah!
Taqiyyah model syiah (taqiyyah yang kedua) ini tidak ada dalam islam, malah dilarang karena mirip sekali dengan istilah nifaq yaitu menyembunyikan kebid’ahan atau kekufuran mereka dari umat islam sunni untuk kepentingan mereka supaya bisa hidup di tengah sunni, hingga apabila sudah waktunya mereka akan terus terang.
Buku putih ini bisa dibilang sebagai bentuk syiah yang paling “santun” bukan yang sesungguhnya sebab tidak ditulis untuk menerangkan syiah apa adanya tapi untuk menjaga perasaan dan menenangkan muslim Indonesia yang sunni biar tidak terus mendukung fatwa MUI yang membongkar kesesatan syiah.
Allah berfirman (QS. Al-Baqarah: 9):

 

يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ  9

“mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, Padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.”
Ini bentuk yang paling santun, lalu bagaimana bentuk aslinya? Bentuknya adalah seperti syiah iran seperti syiah Khumaini yang menghina Nabi i dan menghina para pengikut Nabi -Shalallahu alaihi wa salam-.

3. Contoh taqiyyah untuk mengelabui ahlussunnah biar tidak marah, biar mau rukun dengan syiah:
Scan Halaman 25 dari buku putih syiah

Perhatikan kalimat:

دعوا ما وافق القوم فإن الرشد في خلافهم

Mereka terjemahkan: “jauhi (pandangan) kaum (pengikut para penguasa) itu karena kebenaran berada pada kebalikan dari (pandangan) mereka.”
Para pembaca yang cerdik pandai, yang diberi anugerah akal dan hidayah islam, saya bertanya sekarang:
a. Anda tahu siapa yang dimaksud dengan kaum (pengikut para penguasa)?

Kaum yang dimaksud adalah ahlussunnah waljamaah.
Penguasa yang dimaksud adalah Khalifatu Rasulillah Abu Bakar, Amirul Mukminin Umar dan Usman, Muawiyyah (tidak kita sebutkan amirul mukminin ali dan Hasan karena mereka hanya mengakui untuk mereka dan keturunannya saja sebagaimana telah ditunjuk oleh Allah dari langit kata mereka). Maka para khalifah itu (selain ahlulbait) mereka anggap hanya sekedar penguasa secara de facto bukan secara syar’I, sebab secara syar’I mereka adalah perampas hak ahlulbait, zhalim kafir!.
Perhatikan kata mereka:

Perhatikan penekanan mereka pada kata berikut:

Jadi setelah disebut sebagai fakta sejarah yang tidak bisa ditolak kebenarannya (baca: keberadaannya!) dan mereka juga adalah sahabat Nabi yang mulia dan nyatanyapun mereka memiliki banyak prestasi (entah prestasi apa?!) lalu mereka menegaskan bahwa sikap syiah yang ditetapkan dalam konferensi London 1985 syiah hanya mengakui secara de facto (ingat secara de facto saja bukan secara agama dan secara syar’i) kekhalifahan tiga khalifah sebelum Imam Ali. Jadi mereka itulah yang dimaksud penguasa, dan kita ini pengikut para penguasa bukan para imam yang shalih, tapi penguasa zhalim.

Para pembaca yang beriman dengan mencintai sahabat dan ahlulbait, bukti kalau sahabat abu Bakar dan Umar tidak ada harganya bagi syiah, dan tidak dianggap sebagai sahabat Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- yang baik, adalah:

Pertama: didalam daftar 197 sahabat Nabi yang mereka klaim sebagai panutan dan teladan dari halaman 40 sampai 49, tidak ada nama Abu Bakar, Umar, dan Usman. Katanya sahabat nabi yang mulia Yang punya banyak prestasi? Mana Abu Hurairah, Thalhah, al-Zubair, isteri-isteri Nabi -shalallahu alaihi wasalam-?

Yang aneh mereka malah memasukkan Muhammad bin Abu Bakar (al-Shiddiq). Mengapa? Karena ikut menentang kebijakan khalifah Usman dan hidup dalam asuhan Ali bin Abi Thalib -Radiallahuanhu-

Jadi mereka dusta ketika mengatakan abu Bakar dan Umar sahabat nabi yang mulia. Kalau betul mulia tentu disebut pertama kali sesuai dengan urutan sejarah dan keutamaannya atau paling tidak disebut di dalamnya biar dustanya tidak mudah diketahui. Atau paling tidak Muhammad bin abu Bakar tidak dimasukkan sebab ia hanyalah sahabat kecil karena dilahirkan oleh ibunya Asma’ binti Umais saat perjalanannya menuju Makkah dari Madinah untuk haji wada’”.

Read more

Buku-buku tentang syiah berbahasa indonesia (bag.1) – كتب أهل السنة الأندونيسين عن الشيعة تأليفا أو ترجمة

ShareBuku-buku tentang syiah berbahasa indonesia كتب أهل السنة الأندونيسين عن الشيعة تأليفا أو ترجمة Syiah di nusantara, 1977 Penulis prof dr h aboe bakar atjeh الشيعة في إندونيسيا، 1977 تأليف: الأستاذ الدكتور الحاج أبو بكر أتشيه     Surat Edaran Depag 1983 Hal Ihwal mengenai Golongan Syi’ah رسالة صادرة من وزارة الشؤون الإسلامية، 1983 ورد