Peneliti Syiah Malaysia Himbau Waspadai Ekspor Ideologi ‘Wilayatul Faqih’ dari Iran

– 11 Des 2013 14:20

KIBLAT.NET, Bekasi – Berbeda dengan di Indonesia, Malaysia sudah jauh lebih dahulu dalam menerapkan fatwa pelarangan ajaran Syiah. Saat ini seluruh provinsi di wilayah persekutuan Malaysia telah resmi mengharamkan keberadaan Syiah.

Hal itu diutarakan oleh Prof. Dr. Kamaluddin Nurdi dari Universitas Sains Islam Malaysia dalam “Seminar Mengurai Problema Sunni-Syiah dalam Perspektif Ukhuwah” di Islamic Centre Bekasi pada Rabu pagi (11/12).

“Syiah di Malaysia telah dilarang. Semua negeri (provinsi, red) telah mengeluarkan fatwa haram syiah. Di Selangor tahun 1997, Sabah-Serawak 1996, di Kedah sejak 1997, Perlis dan Johor tahun 2012,” sebut Kamaluddin.

Kamaluddin Nurdi bersama Habib Rizieq Shihab menjadi pembicara dalam acara seminar yang digagas oleh Yayasan Nurul Islam – Islamic Centre Bekasi. Mereka berdua pernah menjadi sahabat karib di Malaysia. Bahkan, Kamaluddin Nurdi ini adalah dosen Habib Rizieq sewaktu dirinya pernah mengambil gelar S2 di Malaysia. Namun, saat itu Habib hanya setahun di Malaysia.

Kamaluddin Nurdi adalah saksi ahli untuk Pengadilan Malaysia dalam kasus Syiah. Ia sangat mewaspadai bahaya penyebaran syiah yang sangat ekspansionis. Menurutnya ada 3 hal yang harus diwaspadai.

“Pertama, bahaya dari sisi aqidah. Syiah akan melakukan dakwah yang mengajak pada aqidah syiah,”ujarnya.

“Kedua, bahaya dari sisi politik. Akan terjadi ekspor ideologi ‘wilayatul faqih’ (dimana imam syiah yang dianggap memegang kekuasaan pemerintahan dan agama, red). Seperti yang berlaku di Iran saat ini,” tegas Kamaluddin.

Kamaluddin menceritakan kasus yang terjadi di Lebanon. Dulunya, wilayah Lebanon dihuni dan dikuasai oleh Ahlusunnah. Kemudian, masuklah gerakan Hizbullah pada tahun 1984. Saat itu, Hizbullah berdiri sebagai gerakan dakwah. Namun, saat meletus peperangan, Hizbullah meminta diizinkan pegang senjata. Akhirnya, mereka berkuasa memiliki kekuatan. Bahkan, tentara pemerintah Lebanon tunduk pada Hizbullah.

“Maka, ambillah pelajaran dari Lebanon!” ujar penulis buku ‘Agenda Politik Syiah’ ini.

Yang terakhir, menurutnya, bahaya eksistensi syiah ini ialah munculnya konflik dan permusuhan di tengah umat. Terjadinya fitnah, perpecahan dan bentrokan fisik seperti yang terjadi di beberapa daerah di Indonesia, seperti di Sampang, Jember dan lainnya.

Berdasarkan pemantauan Kiblatnet di lapangan, ratusan peserta nampak membludak memenuhi ruangan seminar. Acara itu tidak membuka ruang tanya-jawab bagi para hadirin. Semninar itu kemudian ditutup dengan pembacaan doa oleh KH. Amien Noer Lc, pimpinan Pondok Pesantren At-Taqwa Bekasi. [sdqfajar]

sumber : http://m.kiblat.net/2013/12/11/peneliti-syiah-malaysia-himbau-waspadai-ekspor-ideologi-wilayatul-faqih-dari-iran/

(Visited 1 visits today)

Leave a Reply

*