Kamis, 16 Agustus, 2012
Gensyiah : Sebuah sumber yang dekat dengan pemimpin syiah Irak Moqtada al-Sadr bahwa selama tiga bulan terakhir Iran mengirim pasukan dari 12.000 (12 ribu) tentara ke Suriah melalui Irak, dengan dukungan dari para pemimpin besar di pasukan keamanan Irak, yang terikat dengan hubungan kuat dengan pimpinan Garda Revolusi Iran.
Sumber itu mengatakan dalam sebuah wawancara dengan koran “politik” Kuwait: “ulama Syiah dan para pemimpin blok politik besar berada dalam Aliansi Nasional Syi’I yang berkuasa ” telah menekan Perdana Menteri Nuri al-Maliki menerima pengiriman  pasukan Iran ke Suriah melalui Irak, dalam menanggapi pengiriman beberapa pejuang Arab oleh negara arab pendukung pasukan Suriah merdeka “.
Sumber itu menambahkan: “Perkembangan Suriah selama beberapa minggu terakhir telah membentuk kejutan bagi Perdana Menteri Nouri al-Maliki, yang menjadi yakin bahwa jatuhnya Assad sudah dekat.”
Dia menunjukkan bahwa kejadian tersebut mengungkapkan bahwa tugas pasukan Iran, yang melintasi Irak ke Suriah, berpusat pada: “Melindungi kediaman Assad dan keluarganya karena takut pembunuhan oleh beberapa rekan dekat,” dan “menguasai satu gudang senjata strategis, yang berisi rudal2 dengan sistem yang canggih dan pesawat modern dan beberapa senjata massal penghancur “, dan” untuk mengontrol tentara Suriah, dan untuk mencegah kudeta yang mungkin dilakukan oleh pasukan tersebut  karena sebab ketakutan yang bertambah untuk memindahkan proses perpecahan militer dari sejumlah individu ke resimen dan brigade yang lengkap, dan diantara tugas-tugas pasukan Iran adalah menyiapkan pangkalan rudal jarak jauh menuju yang diarahkan ke “Israel” dan Yordania Arab Saudi dan Turki. ”
Sumber itu mengatakan: “Keputusan politik yang diambil di Teheran dan Damaskus adalah bahwa harus menggunakan senjata roket dari dalam Suriah dan bukan dari dalam wilayah Iran terhadap negara-negara yang berpartisipasi dalam penggulingan rezim Assad.”
Sumber yang dekat dengan aliran muqtada al-shadr mengatakan: pengiriman pasukan militer oleh Maliki ke perbatasan Irak – titik persimpangan Suriah Rabia, di provinsi Nineveh yang Sunni melintasi Vichabour tidak  resmi di provinsi Dohuk Kurdi di Irak utara telah memiliki dua tujuan”
Ia melanjutkan: “Tujuan pertama termasuk mencegah penyelundupan senjata dan pejuang di seluruh tempat masuk untuk mendukung Revolusi Suriah melawan rezim Assad, dan yang kedua adalah untuk memastikan kontrol penuh bagi pasukan Irak dari daerah komponen Syiah di perbatasan dengan Suriah untuk menjamin pemberian bantuan militer kepada rezim Suriah jika keadaan mengharuskan demikian.”