Laporan Nadwa (Bagian ke-4)

Rabu, 18 April 2012

Musim kurma berbunga ini adalah musim udara di Kuwait mirip dengan Indonesia, segar, agak dingin, dan siang agak hangat, tidak panas. Debu atau kabut sering menutupi udara Kuwait apalagi di daerah yang banyak pembangunan.

Alhamdulillah nadwah berjalan lancar, tambah lama tambah kerasan, tambah akrab. Ada banyak kenangan diantara sesama peserta saat di ruang makan, di kelas maupun di bus.

Diantaranya, tadi siang saat makan siang, ada peserta yaman karena biasa bercanda dengan saya maka saat bertanya saya tanggapi dengan bencanda, saat peserta dari India dan Yaman makan bersama dan saling kenalan, maka yang India bertanya, “antum di Yaman bagian mana, karena istri saya asalnya Yaman?” Setelah dijawab, maka India itu nunjuk saya yang ada di sebelah kanannya: “kalau ini dari keturunan al-Idrus!” Spontan saya pun tertawa, lalu Si Yaman yang kebetulan keturunan Sayyidina Hasan itu bertanya: Shahih anta min ‘al-‘idrus (benar antum dari al-‘Idrus?”, maka saya jawab dengan canda “ya shahih ‘id ruzz” (ya benar, ‘id ruzz; ied = hari raya, ruzz = nasi, maksudnya = saya, orang Indonesia itu setiap hari pesta nasi / makan nasi) maka dia dan yang lain pada ketawa. Kecuali satu orang yang serius,  akhirnya setelah dijelaskan maka dia pun ketawa.

Di kelas secara spontanitas juga beberapakali ada candanya khususnya saat kajian Syaikh Sa’ad as-Syanfa karena melihat fakta yang aneh-aneh dan sangat menggelikan soal kitab-kitab maraji’ syiah baik kitab ushul ‘arbaah, kemudian kutub Tsamaniyah dan kutub Rijal a’baah, atau dengan tambahannya menjadi kutub sittah. Semua keganjilan itu menjadikan kitab-kitab itu tidak ada nilainya.

 

Sesi pertama: tentang Nashab dan Nawashib

Tutor: bersama syaikh Usamah

Pokok bahasan mengkhususkan untuk menjawab tuduhan bahwa Imam Bukhari adalah nashibi hanya karena mengambil riwayat dari beberapa perawi yang dianggap nashibi seperti:

– Ishaq ibn Suwaid ibn Hubairah

– Bahz ibn Asad

– Tsaur ibn Yazid  al-Himshi

– Hariz ibn Usmanal-Himshi.

Sesi kedua: bersama Membahas syubhat seputar sahabat

Tutor: Syaikh Ali al-Tamimi

Kali ini membahas perang fitnah yang terjadi antara sahabat Ali dan sahabat Muawiyyah radhiyallahu ‘anhum wa ardhahum. Di mukhtashar Minhajussunnah dari halaman 299-322

Sesi ketiga

Tutor: Syaikh Saad Syanfa

Membahas:

1. Rijal an-Najasyi W (450 H) (daftar para penulis syiah)

2. Rijal ath-Thusi. Kitab ini tidak lebih dari kitab thabaqat bukan kitab jarh wa ta’dil.

3. Fahrasat ath-Thusi W (460 H) kitab ini kecil dan berisi daftar penulis kitab bukan untuk semua rawi padahal di mukaddimah dia bersyarat untukmenyebut jarh wa ta’dil bagi penulis

4. Rijal al-Kasysyi (kitab yang asli hilang, yang merupakan pilihan rijal oleh ath-thusi dari kitab Rijal al-Kasysyi ) kitab ini banyak kesalahan dan kontradiksi.

Ditambah dengan:

Rijal al-Barqi (267 H), kitab ini wujuduhu ka’adamihi, tidak berguna. Ini kitab thabaqat bukan kitab jarh wa ta’dil. Thabaqah sahabat Nabi tidak disebut di sini kecuali tidak lebih dari hitungan jari itupun para sahabat terbesar: Abu Bakar, Umar, dan Ustman tidak disebut.

Rijal ibnul Ghadhairi. Kitab ini menjadi perdebatan ulama syiah antara yang menerima dan tidak, pasalnya karena asal usulnya tidak jelas, dan isinya banyak menilai cacat banyak ulama syiah sampai al-Nuri al-Thabarsi pun dinilai cacat disebut sebagai “tukang pencela”

Alhamdulillah kajian inipun berhasil saya shooting lengkap.

   

Sesi keempat: bantahan kalamiyyah terhadap imamiyyah

Tutor: Syaikh Amr Basyuni

Mempelajari mukaddimah:

– al-Aql

– al-Ilm

– Dalil

– Hujjah

– Al-Had

– Al-Rasm

– Al-Burhan

– Al-Luthf

Alhamdulillah dari awal hingga akhir. Ya Allah tambahkan kepada kami, keluarga kami, murid-murid kami dan orang-orang yang kami cintai dan mencintai kami serta yang membaca tulisan kami ini ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima, dan selamatkan kami dan anak-anak kami dari api neraka. aamiin ya Rabbal’alamiin.

(Visited 1 visits today)

4 thoughts on “Laporan Nadwa (Bagian ke-4)”

  1. assalamu’alaikum warahmatullahi wa barakatuh
    al-ustadz dari sekian banyak umat muslim indonesia hanya antum yang diundang, barakallohu fikum. untuk tahun depan apakah tidak ada yang diundang dari aceh ? barakallohu fikum.

    Reply
    • Jawaban dari Ustadz:
      Wa fiik barokallohu. Kita sudah mengajukan supaya Indonesia mendapat tambahan quota. Mudah-mudahan dari aceh mendapat kesempatan untuk mewakili delegasi Indonesia pada daurah yang sama.

      Reply
      • اللهم استجب, عسى الله أن يجعلنا مباركين أينما كنا

Leave a Reply

*