Indonesia membuka hubungan ekonomi dengan Iran untuk mendapatkan uang, tapi Iran bukan hanya untuk mendapatkan uang, melainkan juga untuk ekspansi revolusi iran , untuk mendakwahkan syiah, pengaruh politik atau bahkan wilayah baru yang loyal pada Iran. orang atau negara yang memiliki missi kecil akan dimakan oleh oraang atau negara yang memilii missi besar. itulah nasib yang dikhawatirkan menimpa indonesia negri sunni terbesar di dunia.
dalam rangka ekspor revolusi iran ke luar negri iraan mencanangkan apa yang disebut dengan al-khuththah al-khamsiniyyah “rencana lima puluh tahunan” yang dibagi menjadi 5 tahan, masing masing tahab berjangka 10 tahun:
I. tabap ta’sis dan tanam benih
II. tahab permualaan (bidayah)
III. tahab melaju (inthilaq)
IV. tahab metik buah (qathf al-tsimar)
V. tahap matang (Nudhj)
syiah sudah melalui tahap I yang agendanya:
– membuat lapangan kerja bagi syiah pendatang
– menciptakan hubungan persahabatan dengan para pemodal, pejabat, dan para tokoh
– merongrong demografi dengan memecah pusat-pusat konsentrasi ahlussunnah, dan membuat perkumpulan-perkumpulan syiah di tempat yang penting)
tahap II yang agendanya:
– bekerja dan bergerak sesuai dengan undang-undang
– menyusup ke aparat keamanan dan pemerintah
-upaya mendapatkan kewarganegaraan bagi syiah pendatang
– menciptakan konflik antara ulama sunni (wahhabi) dengan pemerintah, dengan memprovokasi ulama untuk mengingkari kemungkaran pemerintah dan menyebar selebaran atau tulisan atas nama ulama sunni, atau melakukan perbutan yang mencurigakan yang mengesankan bahwa pelakunya adalah sunni, supaya pemerintah semakin curiga dengan ahlussunnah sampai tidak ada saling percaya antara ulama sunnah dan pemerintah.
kini syiah di Indonesia sedang menjalani tahap 3 dan menyongsong tahap 4
agenda tahap 3 adalah:
– membangun hubungan erat antara Indonesia dengan syiah pendatang dan agen
– memperkokoh posisi syiah di aparatur negara
– membuat propaganda agar modal indonesia lari ke iran (tujuannya untuk menguasai lalu memukul ekonomi indonesia)
-(disamping itu juga masih melanjutkan agenda-agenda tahap 2 dan merintis percepatan agenda tahap 4)
sedangkan agenda tahap 4 adalah:
-upaya sampai di pos-pos pemerintahan yang strategis dan sensitif (legislatif, yudikatif, eksekutif, juga militer)
– membeli tanah dan real estaat sebanyak-banyaknya
-menciptakan kebencian di hati kaum sunni kepada pemerintah indonesia melalui hubungan mesra indoensia dengan syiah/iran (termasuk mengadu domba sesama ahlussunnah dengan menghembuskan issu wahabi bagi ulama sunni yang getol memusuhi syiah)
kini di tahun 2014, setelah 44 tahun syiah bekerja di negri ini, telah banyak di berbagai bidang yang dilakukan dan dicapai oleh syiah. diantara yang menonjol di bidang ekonomi adalah:
1. 50 Pengusaha Iran Kumpul di Jakarta
(11 februari) sekitar 50 pengusaha Iran menggelar temu usaha dengan pengusaha nasional di Hotel JW Marriots Jakarta. Para pelaku usaha tersebut antaralain bergerak dalam bidang migas, perkapalan, makanan, transportasi, karpet persia, petrokimia, perbankan, pariwisata dan tekstil.
Dicabutnya sanksi embargo terhadap Iran mulai November 2013, maka peluang bisnis dan investasi dengan Iran akan semakin terbuka lebar. Pengusaha Indonesia diminta dapat memanfaatkan peluang bisnis di Iran.
Hal ini disampaikan oleh Wakil Ketua Komite Tetap Bidang Hubungan Indonesia dan Iran Fadel Muhammad dalam acara Diskusi Bisnis di JW Marriot, Jakarta (11/2/2014)
Dalam sambutannya Fadel menyampaikan saat ini merupakan saat yang tepat untuk mulai membangun kerjasama yang lebih intensif dengan Iran. Fadel juga menambahkan saat ini Indonesia masih tertinggal dengan Malaysia dan negara lain dalam hal kerja sama dengan Iran.
“Sudah saatnya kita memberanikan diri membuka hubungan kerjasama dengan Iran, karena selama ini Malaysia dan negara yang lain sudah melakukan sehingga kita tertinggal. Saya melaporkan ini kepada Pak Presiden dan ditanggapi positif,” katanya.
2. Kamar Dagang Bersama Iran-Indonesia Segera Dioperasikan
selain itu bagian dari agenda politik Syiah Indonesia yang loyal pada Iran sore 13 februari kemarin kelompok Syi’ah menyelenggarakan HUT Republik Iran ke 35 bersama Dr. Mahmud Farazandeh dan Jalaludin Rahmat (pelaknat Khalifah Abu Bakar dan Khalifah Umar) di Aula ICC Jakarta.
“Mereka adalah kaki tangan iran, dan mereka mempunya misi mengimport revolusi syiah iran keseluruh dunia, tengok lah kedalam gedung ICC (Islamic Culture Center) dijalan buncit raya pejaten jakarta, salah satu tempat pusat pengendali syiah diindonesia, tak akan anda dapati simbol-simbol NKRI didalamnya, tidak ada wajah presiden Republik Indonesia melainkan wajah presiden iran, tidak ada lambang NKRI melainkan lambang Republik Syiah Iran. Ketika anda memasuki ICC maka anda akan merasakan, bahwa anda berada disebuah “Negara dalam negara” Demi Allah mereka sama sekali tidak mengakui legalitas NKRI.†Demikian penuturan serius seorang yang pernah ke ICC
Jika pemerintah berkomitmen menyelamatkan NKRI dgn memerangi terorisme, maka sudah selayaknya syiah dimasukan ke dalam daftar “YANG HARUS DIPERANGI KARENA MENGANCAM NKRI”
adakah yang menyadarkan bangsa dan Pemerintah Indonesia akan potensi bahaya besar yang mengancam Indonesia oleh kelompok syiah dan Iran?
Hasbunallahu wani’mal wakil