
Kendati, kata Musdah, Ahmadiyah tidak perlu dilegalkan sebagai agama. “Nggak perlu. Biarkan aja dia beragama, dia mengatakan Islam, Islam aja, siapa keberatan? Islam menurut dia gitu lho,” ujarnya.
Menurut Musdah, memanusiakan warga Ahmadiyah bukan berarti menyetujui munculnya agama baru nantinya. “Emangnya negara mau mengatur, `eh nggak boleh ada agama baru`. Itu kan urusan kamu yang diyakini.”
“Oh ya, saya menyetujui semua agama baru, bukan begitu konteksnya? Silakan aja, karena dalam konstitusi itu negara menjamin setiap penduduk meyakini agama, sebagai keyakinan masing-masing,” tandas Musdah. (Ans)
(Rochmanuddin)
– See more at: http://indonesia-baru.liputan6.com/read/2065310/jokowi-jk-berjanji-memanusiakan-warga-ahmadiyah-dan-syiah#sthash.377w63Px.dpuf
Diketahui, saat berbicara di depan jurnalis yang tergabung dalam The Jakarta Foreign Correspondent Club, pada Jumat lalu, Hashim Djojohadikusumo, adik Prabowo sekaligus Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, menyatakan bahwa Prabowo berkomitmen pada perlindungan kaum Minoritas seperti Ahmadiyah, Syiah, dan komunitas kristiani. Hal itu akan dilakukan demi menjaga pluralitas bangsa dan prinsip negara yang dimuat di Pancasila.
“Tugas pertama negara adalah melindungi warga negara,” kata Hashim. “Melindungi Ahmadiyah, itu adalah tugas mendasar dari Pemerintahan Indonesia berikutnya, sejauh mereka tak menunjukkan adanya ancaman bagi ketertiban umum. Jika mereka melaksanakan ibadahnya dengan damai, maka tak ada alasan bagi mereka untuk diganggu oleh negara atau kelompok lainnya.”
“Kalian tahun bahwa saya penganut Kristiani, dan saudari perempuan kami menganut Katolik. Prabowo telah membuat sejumlah janji kepadaku dan saudari perempuanku (soal itu),” ucapnya.