Saudara-saudaraku sesama ahlussunnnah, masyarakat sufi pengikut thariqat mu’tabarah adalah bagian dari ahlussunnah. Tasawwuf sendiri adalah bagian dari pembahasan ulama ahlussunnah sampai imam Ibnu Taimiyyah (728 H) pun mengkhususkan 2 jilid dalam majmu’ fatawa untuk membahas tasawwuf, bahkan al-Hafizh ibnul qayyim (751 H) telah mensyarah kitab orang sufi Abdullah al-Anshari al-Harawi yang berjudul Manazil al-Sairin, dalam sebuah kitab yang berjudul
مدارج السالكين بين منازل إياك نعبد وإياك نستعين
Memang kelompok tasawwuf sama dengan kelompok lain dalam tubuh ahlussunnah memiliki pendapat yang benar sesuai dengan al-Quran dan assunnah dan memiliki pendangan atau amalan yang tidak atau kurang sesuai dengan al-Quran, sunnah dan salaf shalih. Bahkan memiliki kemiripan dengan syiah dalam beberapa hal, misal dalam sanad thariqat, konsep wilayah, dan sebagian tradisi, hingga IBnu Khaldun berkata:
لولا التشيع لما عرف التصوف
“Kalau bukan karena tasyayyu’ niscaya tidak diketahui tashawwuf”.
Karena adanya sedikit kesamaan ini sehingga orang syiah sering membujuk kaum sufi untuk memusuhi ahlussunnah yang mengerti kesesatan syiah, padahal yang harus diketahui adalah: Syiah itu mengkafirkan kaum shufi!
Syiah mengkafirkan Shufi:
Syaikh Syiah dan ahli haditsnya serta faqihnya yaitu al-Hurr al-Amili berkata dalam Risalah al-Itsna Asyariyyah:
“لا يوجد للتصوف وأهله في كتب الشيعة وكلام الأئمة عليهم السلام ذكر إلا بالذم، وقد صنفوا في الرد عليهم كتباً متعددة ذكروا بعضها في فهرست كتب الشيعة .
قال بعض المحققين من مشائخنا المعاصرين: اعلم أن هذا الاسم وهو اسم التصوف كان مستعملا في فرقة من الحكماء الزائغين عن الصواب، ثم بعدها في جماعة من الزنادقة وأهل الخلاف من أعداء آل محمد كالحسن البصري وسفيان الثوري ونحوهما، ثم جاء فيمن جاء بعدهم وسلك سبيلهم كالغزالي رأس الناصبين لأهل البيت .. ثم سرى الأمر إلى تعلق بعضهم بجميع طريقتهم وصار من تبع بعض مسالكهم سنداً لهم .. وصار اعتقادهم في النواصب والزنادقة أنهم على الحق، فتركوا أمور الشريعة … روى شيخنا الجليل الشيخ بهاء الدين محمد العاملي في كتاب الكشكول، قال: قال النبي صلى الله عليه وآله وسلم: لا تقوم الساعة حتى يخرج قوم من أمتي اسمهم صوفية ليسوا مني وإنهم يهود أمتي وهم أضل من الكفار وهم أهل النار“
(ــ رسالة الإثني عشرية في الرد على الصوفية ص 13 – 16 للحر العاملي ــ .)
“Tidak ada penyebutan tasawwuf dan orang-orangnya di dalam kitab –kitab syiah serta dalam ucapan para imam alaihimussalam melainkan dengan celaan. Mereka telah mengarang kitab-kitab untuk membantah shufi, mereka menyebutkan sebagiannya dalam fahrasat kutub al-Syiah.
Sebagian guru kami yang ahli tahqiq di zaman ini berkata: ketahuilah bahwa nama ini yaitu tasawwuf, dulu dipakai untuk sekelompok ahli hikmah yang sesat, jauh dari kebenaran, kemudian setelah itu digunakan untuk jamaah kaum zindiq dan ahli khilaf (sunni) dari musuh-musuh keluarga Muhamad, seperti Hasan Bashri dan Sufyan al-Tsauri dan sejenisnya. Kemudian setelah mereka datang dan mengikuti jejak mereka seperti al-Ghazali gembong kaum nashibi (musuh ahlulbait)….kemudian masalahnya sampai pada bergantungnya sebagian mereka pada semua thariqat mereka dan orang yang mengikuti sebagian jalan mereka menjadi pendukung mereka…dan mereka meyakini bahwa kaum nawashib dan kaum zindiq adalah orang-orang yang berada di atas kebenaran, sehingga mereka meninggalkan perkara syariat..
Syaikh kami Syaikh Bahauddin Muhammad al-Amili dalam kitab al-Kasykul berkata:
Nabi i bersabda: tidak datang kiamat sehingga keluar satu kaum dari umatku namanya Shufiyyah, mereka bukan dariku dan mereka itu adalah yahudinya umatku, mereka lebih sesat dari pada orang kafir, dan mereka adalah ahli neraka.” (Risalah al-Itsnay Asyariyyah fi al-Radd ala al-Shufiyyah, halaman 13- 16, karya al-Hurr al-amili.
Kemudian dia membuat satu pasal dengan judul “ celaan-celaan syaikh-syaikh shufi, dan bolehnya melaknat orang ahli bid’ah dan orang yang menyelisihi serta berlepas diri dari mereka!!!
Kemudian dia menyebut riwayat-riwayat dan ucapan dalam mencela kaum shufi, melaknat mereka dan menfitnah mereka!. (lihat al-Hurr al-Amili )
Jadi ucapan Syiah: kami tidak ada masalah dengan kaum shufi dan ahlussunnah lainnya tidak ada masalah, tidak ada perselisihan, akan tetapi perselisihan itu antara kami dan salafiyyah atau wahhabiyyah tidak memiliki pijakan kebenaran sama sekali. Selain sebagai dusta, ini hanyalah strategi semata untuk memecah belah antara ahlussunnah waljamaah, agar ahlusunnah geger sendiri, perang sendiri , atau agar sebagaian ahlussunnah diam bila kelompok ahlussunnah yang dicap sebagai wahabi oleh syiah diserang atau sebaliknya, supaya syiah yang akhirnya menang dalam pertarungan ini atau menang dalam menengkspor revolusi iran ke Indonesia dan seluruh dunia islam. hal ini tidaklah samar atas ahlussunnah yang sadar dan mengerti tipu muslihat Syiah1.
Melalui mimbar yang mulia ini saya mengajak kaum cerdik sufi agar tidak mau diadu domba, dan mengajak kaum cerdik syiah agar memerangi cara-cara yang merusak ini.
Dunia sekarang sudah mengetahui kitab-kitab syiah, mengetahui cara-cara licik syiah, maka kaum cerdik tidak akan terperdaya, dan kaum cerdik syiah harus mengingkari kitab syiah yang berisi kekufuran ini, yang berisi pengkafiran terhadap para sahabat dan istri Nabi i, bahkan pengkafiran terhadap seluruh ahlussunnah termasuk kaum shufi.
Nantikan makalah “Syiah mengkafirkan kaum Shufi dan pengikut Thariqat” bagian 2.