PERAYAAN ASYURA SYIAH AKAN SELALU MENJADI PEMICU BENTROKAN ANTARA AHLUSSUNNAH DAN SYIAH!!


(Foto Salah satu sudut di rumah mendiang Syegaf Bin Husain Al Jufri di Mertodranan, Pasar Kliwon, tempat perayaan Asyuro di Solo yang dibubarkan umat Islam, Kamis, (20/9/2018)) (Foto dari Jurnalislam.com)
Bagi Syiah, perayaan Asyuro dengan model ratapan (niyahah), sanjungan dan tangisan atas Imam Husain ra. (nudbah), pengerahan massa dan kumpul-kumpul (ma’tam), dan mukul-mukul dada (jahiliyyah ), melukai kepala dengan sajam (tathbir) adalah syiar agama Syiah Imamiyah!

Ini semua menurut mereka adalah bentuk wala` (loyalitas) kepada Ahlul bait!
Begitu pula termasuk isi perayaan Asyura adalah penanaman kebencian kepada Khalifah Abu Bakar, Khalifah Umar, Khalifah Usman, para Istri Nabi seperti Aisyah dan Hafshah dan seluruh Sahabat Nabi dan para ulama Ahli hadits melalui penggambaran bahwa sahabat Muawiyah ra. adalah jahat, musuh Islam, musuh Ahlul Bait, dan pemalsu hadits.
Juga pengobaran dan penggeloraan api dendam kesumat kepada seluruh umat Islam selain golongan mereka atas nama dendam kepada Tiran Yazid ibn Muawiyah yang bertanggung jawab atas terbunuhnya Imam Husain dan keluarganya di Karbala.
Semua itu mereka namakan baro` (berlepas diri dari musuh-musuh Ahlul Bait), yang pada hari Asyura’ ini, musuh-musuh Ahlul Bait ini cirinya adalah berpuasa Asyura!!!!
Wala` dan baro` model syiah ini selalu akan menjadi pemicu konflik horizontal antara mereka dengan Ahlussunnah wal Jamaah. Oleh karena itu pantas umat Islam Indonesia marah dan selalu menentang peringatan Asyura model Syiah.
Maka untuk keamanan dan ketentraman, sudah sepantasnya perayaan asyuro model syiah harus dilarang di negeri Sunni seperti Indonesia ini!.
Nantikan makalah “Bukti Bahaya peringatan Asyura” diambil dari buku mereka:

Baca:

buku “Asyura Membongkar Kedok Syiah”

‘Asyura Membuka Kedok Syi’ah

(Visited 1 visits today)

Leave a Reply

*