Di pengantar Menteri Agama terhadap buku Syiah menurut Syiah ada banyak keganjilan dan kejanggalan. Artinya, sekelas menteri agama yang muslim seharusnya mencerminkan keislaman yang bagus, namun yang ada, semakin kita resapi ternyata nafas liberalism dan pluralism sangat kental. Apakah dituliskan oleh pluralis? atau oleh syiah tim penulis buku? Wallahu a’lam. Yang jelas kita sadar bahwa mentri agama adalah pejabat politik tidak harus faham agama.
 2 kejanggalan sudah kami sebutkan di makalah pertama. Sekarang kita lanjutkan dengan yang lain:
1. Di halaman (i) disebutkan:
“Menjadi sunni, syiah dan lain sebagainya……karena kehendak-Nya. Nyaris manusia tidak terlibat sama sekali di dalamnya.”
Ini adalah ucapan Jabariyyah musyrikah. Persis seperti yang diabadikan oleh Allah dalam al-Qur`an surat al an’am 148:
سَيَقُولُ الَّذِينَ أَشْرَكُوا لَوْ شَاءَ اللَّهُ مَا أَشْرَكْنَا وَلَا آبَاؤُنَا وَلَا حَرَّمْنَا مِنْ شَيْءٍ كَذَلِكَ كَذَّبَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ حَتَّى ذَاقُوا بَأْسَنَا قُلْ هَلْ عِنْدَكُمْ مِنْ عِلْمٍ فَتُخْرِجُوهُ لَنَا إِنْ تَتَّبِعُونَ إِلَّا الظَّنَّ وَإِنْ أَنْتُمْ إِلَّا تَخْرُصُونَ 148
“Orang-orang yang mempersekutukan Tuhan, akan mengatakan: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun.” Demikian pulalah orang-orang sebelum mereka telah mendustakan (para rasul) sampai mereka merasakan siksaan Kami. Katakanlah: “Adakah kamu mempunyai sesuatu pengetahuan sehingga dapat kamu mengemukakannya kepada Kami?” Kamu tidak mengikuti kecuali persangkaan belaka, dan kamu tidak lain hanyalah berdusta.”
 Luar biasa, ucapan kaum musyrik jabariyyah yang sudah dibatalkan oleh Allah sejak 1400 tahun lalu masih diulang-ulang oleh kaum liberal hari ini, dan ironisnya mereka mengatakan ini adalah pikiran maju dan modern!
 Mereka seolah mengatakan: “Ya Allah kami sunni, kami syi’i, kami liberal , kami komunis, dan lainnya, itu semua adalah takdir-Mu dan kodrat-Mu ya Allah. Seandainya Engkau tidak meridhai hal ini niscaya Engkau tidak membiarkannya dan tidak menakdirkannya. Karena Engkau membiarkannya dan menakdirkannya berarti Engkau meridhainya!!” persis ucapan musyriq quraisy yang jabariyyah, yang menyembah berhala dan mengharamkan onta dengan sifat-sifat tertentu yang mereka sebut Bahirah, Saibah, Washilah dan ham, lalu berkata: “Jika Allah menghendaki, niscaya kami dan bapak-bapak kami tidak mempersekutukan-Nya dan tidak (pula) kami mengharamkan barang sesuatu apapun. Karena Allah menghendaki kami dan bapak kami mempersekutukan-Nya dan mengharamkan hewan dengan model tertentu maka ini menunjukkan kalau Allah ridha dengan kami dan kesyirikan kami”. Masyaallah, subhanallah. Alangkah miripnya dua ucapan ini. Na’udzu billah minal khudzlan.
2. Di halaman (ii) di alinea 2 ditulis:
“umat Islam Indonesia…..terusun dalam Bangunan social yang potensial bisa retak. Ini disebabkan antara lain karena masih ada dari mereka yang terlalu terbenam dalam kesadaran masa lalu.”
Ucapan yang bias ini ditulis untuk mendukung Syiah yang punya sejarah masa lalu yang kelam. Sementara kesadaran masa lalu yang dikritik tidak disebutkan dengan jelas, maka siapakah masa lalu yang disebut? Apakah Khawarij? Ataukah nawashib? Ataukah ahlussunnah? Ataukah Nabi dan para sahabatnya serta ahlul baitnya yang saling mencintai “asyidda` alal kuffar rumaha’ bainahum?!
Kemudian dijelaskan bahwa yg mebuat tdk retak adalah: “karya-karya baru yang lebih inovatif sesuai kontek tempat dan waktu”. Ini mirip dengan ucapan kaum liberal atau kaum syiah yang ingin mengelabui umat islam dengan “Taqrib baina Sunnah dan Syiah”.
Intinya kita bisa faham bahwa yang dimaksud adalah ahlussunnah harus menerima syiah! Jika tidak maka berpotensi konflik! Subhanallah
3. Di halaman yang sama (ii), disebutkan bahwa khalifah Ali adalah teladan yang baik dalam menghadapi intoleransi, terutama ketika beliau menghadapi orang-orang yang mengaku “pembela Tuhan†yaitu khawarij.
a. Masyaallah luar biasa. Apakah anda tahu siapa khawarij yang dihadapi oleh khalifah Ali menurut buku ABI ini?
Khawarij itu adalah penentang khalifah Ali yaitu sahabat Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- , Muawiyyah -Radiallahuanhu- dan pengikutnya serta golongan pembangkang lainnya. Masyaallah , astaghfirullah.
b. Khalifah Ali dianggap sebagai panutan dalam menghadapi “Khawarijâ€, tapi tidak disebut sebagai teladan dalam menghadapi syiah ghulat atau Rafidhah dan sabaiyyah.
Padahal kalau mau, menteri agama akan mendapatkan data sejarah
 Ali sangat keras dalam menghadapi kaum zindiq. Sangat keras dalam mengingkari ibnu Saba’ dan Sabaiyyah dalam mengkultus dirinya dan memusuhi sahabat Abu Bakar dan Umar.
( baca misalnya: http://www.dorar.net/enc/firq/1212)
 Ali sangat keras dalam menghadapi syiah yang mengunggulkan Ali di atas Abu dan Umar. Beliau mengancam akan mencambuknya 80 kali cambukan.
Beliau berkata:
لا يفضلني أحد على أبي بكر وعمر إلا جلدته حد المفتري
http://www.alserdaab.org/articles.aspx?selected_article_no=297;
http://www.alhawali.com/index.cfm?method=home.showFahras&id=8000526&ftp=Athar
 Sangat keras dalam mengadapi orang yang mencela sayyidah Aisyah -Radiallahuanha- . Ali memerintahkan membunuh orang yang mencaci maki Aisyah -Radiallahuanha-.
(baca misalnya makalah Dr. Shalih Husain al-Raqib http://www.drsregeb.com/index.php?action=detail&nid=49;
baca juga http://alburhan.com/main/articles.aspx?article_no=2899#.VGlrIWc1aSo)
Sayyidina Ali sudah memperingatkan syiah yang paling sesat dan paling jahat yaitu syiah imamiyyah rofidhah:
علي رضي الله عنه: لَتَفْتَرِقَنَّ هَذِهِ الْأُمَّةُ عَلَى مِثْلِ ذَلِكَ، وَأَضَلُّهَا فِرْقَةً وَشَرُّهَا الدَّاعِيَةُ إِلَيْنَا أَهْلَ الْبَيْتِ وَآيَةُ ذَلِكَ أَنَّهُمْ يَشْتِمُونَ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا
الإبانة الكبرى لابن بطة 1 / 376 :
Abu al-Qasim al-Baghawi meriwayatkan dari Ali -Radiallahuanhu-, dia berkata:
يَخْرُج ُفِي أَخِرِ الزَّمَانِ قَوْمٌ لَهُمْ نَبَزٌ (أَيْ لَقَبٌ ) يُقَالُ لَهُمْ الرَّافِضَةَ يُعْرَفُوْنَ بِهِ، وَ يَنْتَحِلُوْنَ شِيْعَتَنَا وَلَيْسُوْا مِنْ شِيْعَتِنَا، وَآيَةُ ذَلِكَ أَنَّهُمْ يَشْتُمُوْنَ أَبَا بَكْرٍ وَعُمَرَ أَيْنَمَا أَدْرَكْتُمُوْهُمْ فَاقْتُلُوْهُمْ فَأِنَّهُمْ مُشْرِكُوْنَ
“Akan keluar di akhir zaman satu kaum yang memiliki gelar (julukan), mereka disebut Rafidhah, mereka dikenal dengan nama itu, mereka mengklaim sebagai syiah kami, padahal mereka bukanlah syiah kami, tandanya adalah mereka mencaci Abu Bakar dan Umar. Dimana saja kalian bertemu mereka maka bunuhlah mereka karena mereka itu musyrik.â€
(baca buku saya Ahlul Bait dan Sahabat Hak dan kewajiban
Atau buku Menuntun Syiah ke Jalan yang benar.
http://www.binamasyarakat.com/buku-ahlul-bait-sahabat-hak-kewajiban/)
c. Kemudian apakah menteri agama konsisten dengan ucapannya bahwa dia anti intoleran? Mari kita uji. Buku Syiah menurut Syiah menyebut “Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan para pengikut salaf shalih yang disebut salafiyyun disebut sebagai “Gerombolan” (halaman 262) bahkan disebut “Gerombolan Madzhab Horor”. (halaman 97)
Apakah ucapan ini toleran atau intoleran? Apakah ucapan ini yang kehendaki oleh mentri agama sebagai “karya-karya baru yang lebih inovatif sesuai kontek tempat dan waktu” supaya bangsa kita tidak retak? Ataukah menteri agama tidak ikut menulis pengantar itu? ataukah bapak menteri agama tidak membaca isi buku “Syiah menurut Syiah?
Wallahu a’lam. Kita tunggu klarifikasi dari beliau.
Ya Allah perbaikilah para pemimpin kami, tunjukkan yang benar itu benar dan beri kekuatan untuk memperjuangkannya, dan tunjukkan yang batil itu batil dan beri kekuatan untuk memberantasnya. Sesungguhnya Engkau Maha perkasa dan Maha member hidayah.
baca juga : https://www.gensyiah.net/menteri-agama-mendukung-proyek-syiah-di-indonesia.html
Nantikan bagian berikutnya. Tidak kalah menariknya.
Maklufm soalnya menteri agamanya salah pilih, yang seharusnya menjadi menteri agaman adalah orang yang faham soal agama terutama agama islam, karena mayoritas penduduk Indonesia adalah Islam. jadi menteri agama kita harus belajar agama islam terlebih dahulu baru memberikan kata sambutan dalam hal apapun agar tidak tergelincir di dalam kesalahan