Laporan Nadwa (Bagian ke-11)

Senin, 30 April 2012
Pagi diisi oleh syekh Muhammad salim al-Khidhir tentang “Seni dialog dengan kelompok yang menyimpang”, dari jam 9:45 hingga jam 12. Sebuah materi yang luar biasa. Akan tetapi, kesempatan ke mabarroh dengan syekh Abdul Wahab tidak terlaksana sebab abu Muhammad as-Shubaihi sudah pulang. Sore hari dilanjutkan dengan materi “bagaimana membaca tarikh ahlulbait dan sahabat”. Materi yang paling tegang menyedihkan berjudul “bagaimana khalifah Usman terbunuh dan bagaimana sikap para sahabat -radhiyallahu ‘anhum.”

Syekh Khidir yang murah senyum

Setelah selesai, syekh Jihad berpamitan dengan syekh al-Khidr karena harus berangkat ke Tunisia malam itu juga dengan akhi Ahmad al-Hafizh (peserta terbaik ke 2, kalau menurut saya). Kemudian sayapun berpelukan dengannya, saling mengungkapkan rasa mahabbah dan ukhuwwah, dan saling mendoakan.

Akhi Ahmad dan Al Ustadz

 

syekh Jihad berpamitan dengan syekh al-Khidr

Lalu peserta dipanggil satu persatu untuk menerima piagam mewah. Saya belum dipanggil juga padahal sudah ganti panitia yang dipanggil, maka syekh abu Muhammad bertanya kepada saya: “kamu belum?” Saya jawab : “belum.” Maka beliau berbisik kepada  syekh Khidir, lalu syekh Khidir memanggil “Dari Indonesia abu Hamzah”, saya langsung maju, saya terima piagam lalu saya kembalikan. Tahukan pembaca apa yang terjadi?  Ternyata tinggal satu piagam yang belum jadi, masih di kantor katanya, yaitu piagam abu Hamzah! Maka setelah mereka tahu semua pada tertawa terheran-heran. Kata syekh Nashir: “itu artinya antum gak boleh pulang.

 

Piagam nadwa

 

Al Ustadz menerima piagam nadwa

Lalu delegasi irak bagi-bagi piagam kepada panitia dan masing-masing ketua delegasi dari negara-negara peserta. Sekali lagi, untuk kesekian kalinya pada giliran saya semua pada ketawa  bergembira.
Alhamdulillah, nadwah luar biasa bisa sempurna dan lebih sempurna lagi saat banyak teman-teman mengatakan “inni uhibbuka fillah“, yaitu teman-teman dari Irak, Yaman, Tunisia, dan India.

Bersama delegasi Irak

Setelah selesai, saya dijemput oleh akh Yuseph abu Misari dan Handoko perawat dari Sragen (12 tahun di Kuwait) dibawa ke city center, terus pindah ke LULU Hypermarket untuk beli tas dan pakaian bagi yang di rumah. Karena sudah kecapaian, kamipun kemudian beristirahat sambil menikmati es tebu bertiga.

Alhamdulillah dari awal hingga akhir. Ya Allah tambahkan kepada kami, keluarga kami, murid-murid kami dan orang-orang yang kami cintai dan mencintai kami serta yang membaca tulisan kami ini ilmu yang bermanfaat, rizki yang halal dan amal yang diterima, dan selamatkan kami dan anak-anak kami dari api neraka. aamiin ya Rabbal ‘alamiin.
Bersambung.

(Visited 1 visits today)

2 thoughts on “Laporan Nadwa (Bagian ke-11)”

Leave a Reply

*