Satu satunya agama yg menghalalkan dusta bahkan mewajibkannya dan menjadikanjya sbg agama adalah syiah. Karena agama mereka disebut dien al taqiyyah. Taqiyyah ini herlaku dqlam tulisan dan ucapan. Taqiyyah ini berbeda dengan taqiyyah Islam. Taqiyyah Islam ada di dalam al quran sedangkan taqiyyah syiah ada di dalam buku2 syiah.
Berikut ini beberapa kasus pelajaran di indonesia:
1. Waktu saya diundang oleh Dewan Ketahanan Nasional (DKN) bersama para pakar syiah dari kalangan ahlussunnah termasuk pak Prof.Dr. Yunahar, dan dari syiah diwakili oleh Musa al Kazhim bin Husain al habsyi pendiri yapi (dosen paramadina), terjadilah perbincangan setelah forus resmi ditutup antara musa alkazhim dan beberapa kyai ahlussunnah termasuk gus Aab. Dalam obrolan itu musa alkazhim membela syiah dengan mengatakan bahwa syiah itu dinamis, berkembang, maka jangan menilai syiah dari kitab2 klasik syiah. Apalagi dirinya dari kelompok syiah ushuliyyah maka tidak bisa disalahkan begitu saja dengan dasar apa yang tertulis dalam kitab kitab syiah. delegasi
Melihat syubhat yang berbahaya itu saya langsung angkat bicara: anda bilang syiah dinamis dan berkembang, apakah taqiyyah juga berkembang? Dia bilang: apa maksud anda? Maksud saya dulu taqiyyah itu hanya karena takut, tetapi sekarang bukan hanya karena takut tapi untuk membohongi atau sengaja mengelabuhi muslim. Di buku putih syiah disebutkan ada dua macam taqiyyah: makhafatiyyah yaitu karena takut dan mudaratiyyah (yaitu bukan karena takut musuh melainkan untuk kepentingan bisa mengelabuhi musuh). Ini artinya syiah sekarang lebih berbahaya dari syiah dahulu.
Maka spontan dia menjawab: cacing saja kalau diinjak melawan!.
Maka saya katakan: itu makhafatiyyah bukan mudaratiyyah. Maka dia beranjak pergi keluar, kita pun keluar menuju ruang makan.
2. Pak prof yunahar bercerita: Waktu saya ikut Indonesia ke Beirut, Amman dan Damaskus, pak Jalal mewakili Syiah Indonesia. Dalam suatu kesempatan saya tanya: Apakah pak Jalal menerima kekhalifahan Abu Bakar dan Umar? Dia jawab ya menerima. Saya tanya lagi, apakah pak Jalal menerima hadits Bukhari dan Muslim. Dia jawab ya saya menerimanya. Saya tanya lagi, apa jawaban ini taqiyah. Dia jawab, bukan taqiyah. Saya tanya lagi, apakah jawaban tidak taqiyah itu juga taqiyah? Dia ketawa saja, tidak menjawab lagi.
Pembaca yang kami hormati. Begitu licik syiah, begitu berbahaya syiah. Maka siapa yg lugu dan percaya sama syiah pasti menyesal!
Semoga kita dan bangsa indonesia serta kalum muslimin di dunia dilindungi oleh Allah dari kejahatan syiah.
MAKKAH, JUMAT 23 R. TSANI 1436/ 23 FEBRUARI 2015
Abu Hamzah al Qomary