Habib Rizieq Inginkan Resmi Dilarangnya Ajaran Syiah di Indonesia

Beberapa Catatan Atas Seminar “Mengurai Problema Sunni-Syiah dari Perspektif Ukhuwah”

  • Habib Rizieq menegaskan bahwa ia ingin Syiah dilarang secara resmi oleh pemerintah untuk menyebarkan ajarannya di Indonesia sebagaimana dilakukan oleh pemerintah Malasyia.
  • Dengan argumentasinya Habib tetap bertahan bahwa Syiah dulu dan sekarang tetap terbagi dalam 3 kategori: Ghulat, Rafidhah dan Mu’tadilah.
  • Dijanjikan oleh moderator ada tanya jawab. Ternyata ditiadakan. Padahal waktu itu saya ingin tanya ke habib: Bagaimana pandangan Habib terhadap Syiah di Indonesia, pandangannya terhadap IJABI dan ABI, juga pandangannya terhadap Jalal? Karena dengan begitu kita dapat mengidentifikasi Syiah macam apa yang ada di Indonesia sesuai kategoirisasi FPI. Sehinnga FPI dan elemen umat Islam lainnya dapat bersinergi dalam menanggulangi bahaya Syiah di Indonesia. Karena sependek pengetahuan dan sedangkal ilmu saya, IJABI dan ABI termasuk kategori bila bukan Ghulat maka mereka Rafidhah.
  • Dalam seminar saya lihat ada beberapa penganut Syiah yang saya kenal. Di antaranya seorang Pendeta Syiah bernama Adi Bunardi. Saya pernah mendengar langsung celaannya terhadap para sahabat Nabi terutama kepada Abu Bakar dan Umar. Dia duduk paling depan dan nampaknya memasang alat perekam. Yang saya khawatirkan beberapa bagian dari materi kedua narasumber akan di-comot2 utk menunjukkan bahwa Syiah adalah bagian dari Islam secara tdk proporsional. Itulah keahlian mereka. Sebab ada beberapa bagian uraian Prof Kamal dan Habib yang bila dipahami tekstual saja akan dianggap sebagai pembelaan terhadap Syiah. Sebagaimana ceramah habib beberapa waktu lalu yang dibangga-banggakan oleh IJABI dimana-mana. Silahkan cek website IJABI.
  • Habib mengungkap Risalah Amman sebagai salah satu pondasi kedekatan Sunni-Syiah. Menurut saya (penulis catatan ini), Risalah Amman itu tdk bisa dijadikan hujjah oleh Syiah atau Syiah jadi ke-GR-an karena Syiah disebut sebagai bagian dari Islam. Pembahasan soal Syiah dalam Risalah itu hanya bagian kecil saja dari berbagai persoalan yang dibahas. Bahkan dalam Risalah Amman itu disebutkan Syiah atau kelompok2 sesat lainnya bisa disebut sebagai bagian dari Islam bila: Beriman kepada Allah, Rasul-Nya, meyakini rukun Iman, rukun Islam, dan tidak mengingkari hal-hal prinsip dalam Islam. Bila TIDAK maka TIDAK

.

Sang HabibRabu, 11 Desember 2013/ Aula Mudzdalifah Islamic Center Bekasi/ 09.00-11.30 WIB

Narasumber : Habib Mohammad Ridzieq Syihab, MA (Imam Besar FPI) dan Prof Dr Kamaludin Nurdin (Pakar Syiah dari Malasyia)
………………………

(Catatan dan langsung komentar).

1. Tema seminar sebelumnya yang saya ketahui“…..dari perspektif Ahlus Sunnah” ternyata di spanduk seminar tertulis”….dari perspektif Ukhuwah.” Agak janggal juga bicara Syiah dalam konteks ukhuwah. Sekalipun kemudian dalam pemaparan kedua narasumber dipaparkan terkait pendangan ahlussunnah terhadap Syiah. Mungkin maksudnya ukhuwah insaniyah?

2. Prof Kamal telah benar dengan mengatakan bahwa para Ulama yang disebut dan diklaim sebagai imam2 Syiah oleh kalangan Syiah sebenarnya adalah ulama Ahlussunnah wal Jamaah. Dan para Imam itu menolak serta berlepas diri dari klaim Syiah tersebut.

3. Syiah Zaidiyah adalah faksi pertama Syiah. Faksi yang hanya berorientasi politik kekuasaan. Tidak menyimpang seperti kelompok2 Syiah sesudahnya. Persoalannya di zaman ini tidak ada Syiah yang seperti Zaidiyah di masa awal. Syiah saat ini seluruhnya adalah Imamiyah, Itsna Asyariah, Rafidhah yang kufur.

4. Benar yang dikatakan Prof Kamal. Bahwa Syiah bila sudah memiliki kekuatan militer mereka akan menguasai pemerintahan dan mengintimidasi kaum Sunni (Islam). Kita cermati informasinya saat ini di beberapa daerah penganut Syiah di Indonesia sudah mulai berlatih kemiliteran.

5. Bila ingin damai, Syiah harus menghentikan caci maki terhadap sahabat Nabi dan berhenti melakukan aksi penyebaran paham Syiah di komunitas Sunni.

6. Terkait persoalan TAQRIB (Upaya pendekatan dan kesepahaman antara Sunni dan Syiah). Kedua narasumber banyak di antaranya mengambil nama2 para ulama Ikhwan. Menurut saya, upaya taqrib yang dilakukan oleh Ikhwan adalah pertimbangan sosial dan politik saat itu. Bukan bentuk pengakuan terhadap aqidah Syiah yang sesat.

7. Syaikh Yusuf Al Qaradhawi berlepas diri dari upaya taqrib yang digagasnya karena para ‘ulama’ Syiah tdk komitmen terhadap hasil kesepatan dalam sidang2 taqrib.

8. Prof Kamal tidak mengkafirkan Syiah Imamiyah. Hanya menyesatkan. Namun mengkafirkan Syiah Ismailiyah. Ia mengatakan bahwa dirinya berkomitmen dengan madzhab aqidahnya yakni Asy’ariyah. Padahal mestinya komitmen itu terhadap Islam bukan terhadap madzhab. Bagaimana bila ijtihad madzhabnya itu bertentangan dengan Islam?

9. Perkataan imam AS Syafii yang menyatakan bahwa sebutlah dirinya Syiah apabila karena bersimpati terhadap penderitaan Husein dan keluarganya disebut Syiah, bukanlah maksud untuk menegaskan bahwa dirinya membenarkan aqidah Syiah. Sama sekali bukan. Ucapan itu adalah bentuk pemahaman beliau yang adil bahwa justru Husein dan keluarganya wajib dibela dari pembunuhan, penyiksaan dan pendiskreditan oleh kaum Syiah. Karena biasanya bila seseorang benci terhadap orang lain, akan membenci pula siapapun yang terkait dengannya.

10. Saya menangkap kesan dari apa yang disampaikan oleh Prof Kamal bahwa yang dinamakan Ahlusunnah itu adalah Asy’ariyah saja. Tapi kesan saya ini bisa benar bisa salah. Mestinya istilah Ahlussunnah dapat dipahami melalui kajian terhadap hadits2 iftiroqul ummah. Yakni: Ahlussunnah adalah ‘Ma ana ‘alaihi wa ashabii.”

11. Habib Menegaskan bahwa ia ingin Syiah dilarang secara resmi oleh pemerintah untuk menyebarkan ajarannya di Indonesia sebagaimana dilakukan oleh pemerintah Malasyia.

12. Dengan argumentasinya Habib tetap bertahan bahwa Syiah dulu dan sekarang tetap terbagi dalam 3 kategori: Ghulat, Rafidhah dan Mu’tadilah.

13. Prof Kamal dengan brilian mengatakan bahwa hadits tentang rukun Iman diriwayatkan secara tunggal oleh Umar bin Khattab ra dan hadits tentang rukun Islam diriwayatkan oleh putranya yakni Abdullah bin Umar ra. Jadi dengan Syiah mengkafirkan Umar dan putranya berarti Islam dan Iman otomatis kufur dan tidak ada. Apakah itu yang diinginkan oleh Syiah, yakni Islam menjadi musnah?

14. Prof Kamal mengatakan Sunni dengan Syiah selain Ghulat itu hanya beda dalam persoalan fiqih saja. Mungkin begitu. Hanya fiqih Syiah, entah Syiah yang mana hehe…menyebutkan bahwa; menyodomi istri saat shaum tidak batal, bila masuk Syiah harus mengulang haji, merokok saat shaum tdk batal, Kawin kontrak halal bahkan bagian dari aqidah, tdk ada hukum mati syahid bagi yang bukan Syiah, tdk boleh menyusukan anak kepada yang mengakui kepemimpinan Abu Bakar dan Umar, haram hukumnya sembelihan bagi yang tdk mengkafirkan Abu Bakar dan Umar. Fiqih Islam kah yang seperti ini?

15. Prof Kamal menyarankan kaum Sunni utk juga membaca kitab2 Syiah kontemporer yg banyak merevisi pandangan2 Syiah tempo dulu. Sehingga Syiah saat ini relatif dekat dengn Sunni. Ini perlu diskusi panjang. ‘Ulama2’ Syiah saat ini yang disebut2 moderat bisa jadi hanya membuat kamuflase dan manipulasi agar hakikat Syiah sebenarnya tdk diketahui. Bagi saya, kitab2 awal dan mu’tabar dalam Syiah tetap diyakini menjadi rujukan utama Syiah dalam aqidah dan syariahnya. Karena dari situlah pokok2 Syiah lahir dan tumbuh. Disebutkan bahwa sebutan Syiah moderat adalah muslihat Syiah utk menutupi misi penyebaran kekufuran Syiah. Sulit menentukan mana Syiah ekstrem mana Syiah moderat, karena kita terbentur oleh aqidah taqiyah Syiah.

16. Dijanjikan oleh moderator ada tanya jawab. Ternyata ditiadakan. Padahal waktu itu saya ingin tanya ke habib: Bagaimana pandangan Habib terhadap Syiah di Indonesia, pandangannya terhadap IJABI dan ABI, juga pandangannya terhadap Jalal? Karena dengan begitu kita dapat mengidentifikasi Syiah macam apa yang ada di Indonesia sesuai kategoirisasi FPI. Sehinnga FPI dan elemen umat Islam lainnya dapat bersinergi dalam menanggulangi bahaya Syiah di Indonesia. Karena sependek pengetahuan dan sedangkal ilmu saya, IJABI dan ABI termasuk kategori bila bukan Ghulat maka mereka Rafidhah. Bingung juga, karena kategori Rafidhah sering dicontohkan dengan beberapa keyakinan Syiah Ghulat. Jadi Rafidhah adalah Ghulat?

17. Prof Kamal mengatakan: Al-Quran yang ada dan diterbitkan oleh pemerintah Syiah Iran sama persis dengan Al Qur’an yang ada di kalangan Sunni. Silahkan diklarifikasi…

18. Dalam seminar saya lihat ada beberapa penganut Syiah yang saya kenal. Di antaranya seorang Pendeta Syiah bernama Adi Bunardi. Saya pernah mendengar langsung celaannya terhadap para sahabat Nabi terutama kepada Abu Bakar dan Umar. Dia duduk paling depan dan nampaknya memasang alat perekam. Yang saya khawatirkan beberapa bagian dari materi kedua narasumber akan di-comot2 utk menunjukkan bahwa Syiah adalah bagian dari Islam secara tdk proporsional. Itulah keahlian mereka. Sebab ada beberapa bagian uraian Prof Kamal dan Habib yang bila dipahami tekstual saja akan dianggap sebagai pembelaan terhadap Syiah. Sebagaimana ceramah habib beberapa waktu lalu yang dibangga-banggakan oleh IJABI dimana-mana. Silahkan cek website IJABI

19. CLEAR. Bagi saya dengan apa yang disampaikan Habib. Bahwa beliau bukan Syiah, bukan pula simpatisan Syiah.

20. Yang banyak disampaikan dalam seminar adalah upaya mencari banyak kesamaan antara Sunni dengan Syiah. Semestinya narasumber juga menyampaikan fakta2 pengkhianatan Syiah yang terhadap peradaban Islam sepanjang sejarah. Karena bila perbedaannya fundamental, maka tdk ada istilah toleransi. Diupayakan sekeras apapun, persatuan tdk akan terwujud bila masdar dan mabda’nya(sumber dan landasannya) saja berbeda. Jadi persatuan tdk usah dipaksakan, karena justru hal itu akan lebih banyak merugikan kaum muslimin sendiri. Sebagaimana diakui Habib, Syiah hanya akan memanfaatkan upaya taqrib utk menyebarkan pahamnya sementara mereka sendiri tdk merubah keyakinannya.

21. Habib mengungkap Risalah Amman sebagai salah satu pondasi kedekatan Sunni-Syiah. Menurut saya (penulis catatan ini), Risalah Amman itu tdk bisa dijadikan hujjah oleh Syiah atau Syiah jadi ke-GR-an karena Syiah disebut sebagai bagian dari Islam. Pembahasan soal Syiah dalam Risalah itu hanya bagian kecil saja dari berbagai persoalan yang dibahas. Bahkan dalam Risalah Amman itu disebutkan Syiah atau kelompok2 sesat lainnya bisa disebut sebagai bagian dari Islam bila: Beriman kepada Allah, Rasul-Nya, meyakini rukun Iman, rukun Islam, dan tidak mengingkari hal-hal prinsip dalam Islam. Bila TIDAK maka TIDAK

Itulah sedikit catatan saya atas seminar pagi tadi. Catatan ini sangat boleh diklarifikasikan kepada kedua narasumber. Karena bisa jadi saya salah dengar, salah tangkap atau salah memahami apa yang disampaikan keduanya.

Sekali lagi saya katakan, dari apa yang disampaikannya, saya (saat ini) berkeyakinan HABIB RiDZIEQ SYIHAB adalah ulama dan tokoh Ahlusunnah, BUKAN SYIAH. Bahkan beliau di posisi mengkafirkan Syiah (Ghulat dan Rafidhah).

Habib hanya berusaha untuk adil dan berhati-hati sesuai dengan kafaah ilmunya yang harus kita hargai sebagai ‘ijtihadnya’ seorang Ulama. Namun tentu ijtihad itu bisa benar bisa salah yang tetap akan mendapatkan pahala dari Rabbul ‘Alamiin.

Hadanallah wa Iyyakum Ajma’in

Al Faqir Ila Afwi rabbih

Wildan Hasan, SH, I, M.Pd, I

(Kabag Pengembangan Potensi Cendekiawan Muda ICMI Bekasi, Kepala Sekolah SMPIT PUSDIKLAT Dewan Dakwah, Setia Mekar Tambun Selatan, Kab.Bekasi)

(nahimunkar.com)

Sumber : http://www.nahimunkar.com/habib-rizieq-inginkan-resmi-dilarangnya-ajaran-syiah-di-indonesia/#ixzz2nGVykX00

(Visited 1 visits today)

Leave a Reply

*