Awal kisah
Sebulan yang lalu (kira-kira awal Juli 2014) saya ditelepon oleh salah seorang Ustadz Pemimpin Pesantren, dia mengabarkan kalau dirinyamendapatkan kiriman buku-buku Syiah via pos yang tidak diketahui pengirimnya. Dia minta agar saya membantah buku-buku itu. Maka diapun berjanji mengirimkan buku itu kepada saya. Buku-buku itu dikirim dalam satu paket yang isinya:
-
Buku hijau (Tanggapan terhadap Buku yang Mengatasnamakan MUI
Mengenal dan mewaspadai penyimpangan syiah di Indonesia).
Kondisi:
- Tebal 257 halaman.
- Penulis: tim penulis Izh-harul haq (Majhul al-‘ain wa al-hal)
- Penerbit: majhul
- Alamat : majhul, hanya saja ada tempelan di kover dalam yg menunjukkan bahwa yg mengirim orang jawa barat
-
Buku merah (Studi Komparatif Buku ‘mengenal dan mewaspadai penyimpangan syiah di indonesia’)
- Tebal 334 halaman
- Penulis: tim peneliti nusantara (Majhul al-‘ain wal hal)
- Penerbit: Titisan
- Alamat: jl. Gedung Pinang PT 8 Pondok Indah Jakarta Selatan
- Makalah berjudul “ 17 jawaban dari tuduhan terhadap syiah (ahlulbait) (makalah aqidah yang syarat (penuh) dengan ilmu)
- 7 halaman (5 halaman ditambah 2 lampiran)
- Pemakalah : para tokoh sunni yang moderat (majhul)
- Lampiran tentang hadits slimut rasul (hadits Kisa’)
-
Lampiran “pidato sayyidah Fatimah u di masjid nabawi dihadapan khalipah terpilih (abu bakar)
isi paket ini kurang satu yaitu bantahan istri jalaluddin terhadap buku mui.
Tanggapan dan bantahan kami:
Untuk makalah “17 jawaban dari tuduhan terhadap syiah (ahlulbait)” kami sudah membantahnya 2 kali. Silakan buka link berikut:
https://www.gensyiah.net/agresif-syiah-menyebarkan-artikel-di-masjid-ahlussunnah.html
https://www.gensyiah.net/ali-radiallahuanhu-adalah-tuhan-menurut-syiah-rafidhah.html
Untuk buku hijau, insyaallah menyusul.
Untuk buku merah, kita bantah terlebih dahulu.
Bagian perama:
Buku-buku ini sesat dan membahayakan
-
Buku Ini dari orang yang majhul meskipun menamakan dirinya “Tim Penulis Nusantara”; majhul orangnya , majhul keadaannya. Berbeda dengan buku MUI yang jelas tim Penulisnya. Maka buku MUI lebih meyakinkan bagi orang yang berakal dan bermanhaj lurus.
-
Di kover belakang tertulis:
Ini sama dengan musang yang berkata kepada ayam: “Hai ayam, musang adalah ayam sama-sama berbulu hitam dan halus. Begitu pula sebaliknya, musang adalah ayam sama-sama makhluk Allah yang butuh teman. Maka bertemanlah denganku. Terimalah aku. Masukkanlah aku ke kandangmu. Percayalah padaku….!!”
Ucapan ini ditujukan oleh orang syiah kepada orang-orang ahlussunnah yang lugu, yang tidak bisa membedakan mana musang mana ayam.
Ahlussunnah yang faham akan mengatakan: “ahlussunnah tidak pernah menjadikan Ahlul Bait sebagai standar kebenaran dan keselamatan. Ahlussunnah menjadikan standar kebenaran dan keselamatannya adalah al-Qur`an, al-Sunnah, Ijma’ dan Qiyas yang shahih”.
Ahlussunnah mengetahui dan berkeyakinan bahwa Ali, Fatiumah, Hasan dan Husain hanyalah sebagian dari Ahlul Bait yang wajib dicintai dan dibela. Ahlul Bait Nabi i meliputi: 1) para Istrinya, 2) para anak-anak dan keturunannya, 3) Bani Hasyim yang muslim, dan ditambah 4) Bani al-Muththalibi yang muslim.
Ahlussunnah meayikini bahwa para imam setelah Nabi i adalah Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali
Ahlussunnah berkeyakinan bahwa Mushhaf Usmani ini adalah al-Qur`an yang asli yang diturunkan oleh Allah kepada Nabi Muhammad i dan dijaga oleh Allah. Dan tidak ada yang namanya mushhaf Ali atau mushhaf Fatimah.
Ahlussunnah meyakini semua sahabat Nabi i adalah orang yang bertemu Nabi i beriman kepadanya dan mati dlam keadaan beriman. Maka orang munafik tidak termasuk sahabat Nabi menurut syariat, meskipun menurut oaring kafir termasuk sahabat Nabi.
Ahlussunnah meyakini bahwa orang syiah imamiyyah yang meyakini Nabi i telah menunjuk Ali sebagai Imam sesudahnya adalah sesat, kelompok sesat.
Apakah syiah masih bisa mengatakan: syiah adalah ahlussunnah, dan ahlussunnah adalah syiah?!”
Sungguh dusta sangat mudah bagi syiah. Silakan renungkan ucapan syiah tadi. Apakah anda mendapatkan manfaat? Atau hanya tipu muslihat?!
-
Dalam kata pengantar tim Penulis Di halaman 7 tertulis:
Sekali lagi mudah bagi syiah untukberdusta demi mencapai tujuan. Coba tanyakan, apakah al-Qur`an mengajarkan “kebebasan berfikir, berkeyakinan, berekspresi, beragama dan beraliran?!!!!
Demi Allah ini adalah dusta.
Allah memberi potensi untuk memilih. Jika ia memilih taat Allah dan Rasul-Nya i serta mengikuti jalan para sahabatnya maka dia mendapat hidayah, dicintai, diridhai dan dimasukkan ke dalam surga-Nya. Namun jika dia memilih untuk menyimpang dari sunnah Nabi i dan meniti selain jalan para sahabatnya maka dia diancam, dimurkai, dilaknat dan dijadikan sebagai ahli neraka.
Allah berfirman: At-Taubah 100:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهاجِرِينَ وَالْأَنْصارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهارُ خالِدِينَ فِيها أَبَداً ذلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
Allah berfirman: QS an-Nisa’ 115:
وَمَنْ يُشاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَساءَتْ مَصِيراً
-
Di halaman 7:
- Di halaman 7:
Pertama di Madinah tidak ada orang Nashrani, yang ada adalah tetangga Yahudi. Itupun dengan catatan: urusan luar negri dan hakim tertinggi adalah Rasulullah i. saat yahudi berkhianat langsung yang laki-laki baligh dihukum bunuh oleh Nabi berdasarkan satu keputusan yang diminta sendiri oleh yahudi. Dan karena kejahatannya pula sebagian Yahudi diusir oleh Rasulullah i dari Madinah. Jadi faktanya, tidak damai keberlangsungan hidup antara kelompok yang berbeda keyakinan. Allah sendiri menegaskan (al-Maidah 82):
لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَداوَةً لِلَّذِينَ آمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا
Jadi orang syiah mudah dusta, meski mendustakan ayat-ayat al-Qur`an. Maka dengan ini saja sudah cukup untuk membuktikan bahwa buku-buku anti MUI ini sesat dan menyesatkan.
-
Di halaman 9
Ayat-ayat al-Qur`an dikelopokkan sesuai dengan nafsu mereka. Sebab kelompok kelima (5) ayat-ayat yang memerintahkan untuk bersatu dalam agama Allah dan larangan berpecah belah berkelompok-kelompok seperti orang kafir, keenam (6) ayat-ayat yang mewajibkan untuk mengembalikan perbedaan dan perselisihan kepada Allah, ketujuh (7) ayat-ayat yang memerintahkan untuk berdakwah, amar ma’ruf nahi anil munkar dan mujadalah billati hiya ahsan, kedelapan (8) ayat-ayat yang memerintahkan bermubahalah dengan orang yang mengingkari kebenaran dan tidak tunduk kepada dalil, kesembilan (9) ayat-ayat yang memerintahkan untuk berjihad melawan, munafik dan kafir. Dan lain sebaigainya.
Jadi, buku-buku anti MUI ini sekali lagi bersifat membodohkan, menyesatkan dan memecah belah, serta menyebar kebencian kepada para Ulama khususnya MUI dan membenci kebenaran Ahlussunnah wal Jamaah yang sesuai dengan Al-Quran, Sunnah, Sahabat dan ahlulbait.
Nantikan selanjutnya.
Malang 19-9-2014.
