Saudaraku sesama ahlussunnah, Sering kita dengar orang mengatakan –terutama syiah- bahwa wahabi itu takfiri artinya suka mengkafirkan orang lain selain kelompoknya. Kalau memang ini terbukti maka kami pun pasti ikut memusuhi wahabi dan mengatakan wahabi itu sesat. Namun kalau tidak terbukti – dan inilah yang beberapa kali terjadi seperti yang kami dapati dalam beberapa buku – maka kita wajib belajar ridho mencabut tuduhan itu dari saudara kita wahabi.
Jika yang dimaksud dengan mengkafirkan tersebut adalah “mengkafirkan orang yang dikafirkan oleh Allah” atau menetapkan hukum kafir bagi orang yang melakukan kekufuran” berdasarkan washf (sifatnya) bukan berdasarkan a’yan (orang-orangnya) maka ini bukan ciri wahabi dan bukan kesesatan wahabi, tetapi ini adalah ciri ahlussunnah, bahkan aswaja.
Mari perhatikan berikut ini.
Syaikh Muhammad bin abdul wahhab berkata:
من لم يكفر المشركين، أو شك في كفرهم، أو صحح مذهبهم كفر
“barang siapa tidak mengkafirkan orang-orang musyrik atau meragukan kufur mereka atau membenarkan madzhab mereka maka ia kafir.”
Ini disebut oleh beliau dalam beberapa kitabnya; al-Wajibat al-Mutahattimat ‘ala kulli muslim wa muslimah, diberi daftar isi oleh abu ayyub al-Sulaiman, hal. 4;)
Sementara dalam kitab ar-Rasail al-Syakhshiyyah, daftar isi oleh abu Ayyub al-Sulaiman, risalah 32, ditujukan kepada Muhammad ibn Faris, hal 125, disebutkan contoh syirik (pembatal pertama):
ومنه الذبح لغير الله كمن يذبح للجن أو القباب.
Diantaranya adalah menyembelih untuk selain Allah, seperti untuk jin atau untuk kubah-kubah kuburan.” Ini juga disebutkan dalam dalam kitab Mausu’ah Muallafat al-Imam Muhammad Ibn Abdul wahhab, yang dikumpulkan oleh Abu Ayyub al Sulaiman, 8/125, hanya saja ayat dari surat al-Maidah tidak disebut.
Kemudian Syaikh Abdul Aziz Ibn Abdillah al-Rajihi dalam kitab As`Ilah Wa Ajwibah Fil Iman Wal Kufr, pada soal ke 23 ditanyakan:
ما معنى قول الشيخ محمد بن عبد الوهاب في الناقض الثالث من نواقض الإسلام : (من لم يكفر المشركين أو شك في كفرهم أو صحَّح مذهبهم فهو مثلهم)؟
Dijawab oleh beliau:
معنى هذا أن من اعتقد أن المشركين على حق أو توقَّف في ذلك فهو كافر ؛ لأنه لم يكفر بالطاغوت ؛ لأن التوحيد لا بد فيه من أمرين :
الأمر الأول : الكفر بالطاغوت .
الأمر الثاني : الإيمان بالله .
وهذا هو معنى : ( لا إله إلا الله ) وأن معناها : لا معبود بحقٍ إلا الله
Artinya:
Maknanya, barang siapa meyakini bahwa orang musyrik itu berada di atas kebenaran atau dia diam tidak mau bersikap (ragu-ragu) dalam hal itu maka dia kafir sebab dia tidak menyatakan kufur kepada thaghut, sebab tauhid itu harus mengandung 2 unsur : pertama : kufur kepada thaghut dan kedua : iman kepada Allah.
Ini adalah makna Laa ilaaha illallah, yang artinya : tidak ada sesembahan yang benar selain Allah.
Meyakini dan mengajarkan prinsip akidah ini adalah tanda ahlussunnah ahli tauhid, bukan tanda wahabi atau takfiri.
Ada baiknya jika anda menyempatkan diri untuk membaca link di bawah ini:
http://old.gensyiah.net/serial-aurat-buku-syaikh-idahram-2-bag-2.html
SEKARANG MARI kita perhatikan akidah Syaikh Hasyim Asy’ari rahimahullah: yang mana beliau mengutip dari al-Qadhi iyadh dalam al-Syifa tentang penjelasan orang yang dipastikan kekufurannya dari umat islam:
-
قَالَ فِي اْلأَنْوَاِر: وَيُقْطَعُ بِتَكْفِيْرِ كُلِّ قَائِلٍ قَوْلًا يُتَوَصَّلُ بِهِ إِلَى تَضْلِيْلِ الْأُمَّةِ وَتَكْفِيْرِ الصَّحَابَةِ وَكُلِّ فَاعِلٍ فِعْلًا لاَ يَصْدُرُ إِلاَّ مِنْ كَافِرٍ كَالسُّجُوْدِ لِلصَّلِيْبِ أَوِ النَّارِ، أو المشي إلى الكنائس مع أهلها بزيهم من الزنانير وغيرها، وكذا من أنكر مكة أو الكعبة والمسجد الحرام إن كان ممن يظن به علم ذلك وممن خالط المسلمين
-
(رسالة أهل السنة والجماعة ص 14)
“berkata dalam al-Anwar: dan dipastikan kafirnya orang yang mengatakan satu perkataan yang mengantarkan kepada penyesatan seluruh umat dan pengkafiran para sahabat, serta setiap orang yang melakukan perbuatan yang tidak mungkin keluar kecuali dari orang kafir seperti sujud kepada salib, api, atau berjalan menuju gereja bersama orang-orang kresten lengkap dengan memakai seragam mereka seperti zinaroh (sabuk yang dikenakan kafir dzimmi) dan lainnya. Begitu pula orang yang mengingkari makkah atau ka’bah atau masjidil haram jika dia termasuk orang yang diprediksi mengetahui hal tersebut dan termasuk orang-orang yang bergaul dengan kaum muslimin.”
(Risalah Ahlissunnah waljamaah, halaman 14)
Dengan demikian, mengatakan bahwa syiah rafidhah yang mengkafirkan sahabat dipastikan kekafirannya, bukanlah ciri wahhabi atau takfiri tetapi cirri sunni atau aswaja yang baik.”!!
Jika dalam hal ini aswaja dan wahabi sama maka ini bukti kalau aswaja dan wahabi sama-sama ahlussunnah waljamaah pengikut salaf shalih!!!
Semoga bermanfaat dan kita semakin mencintai sesame ahlussunnah, dan selamat dari adu domba Syia Rafidhah. Aamiin.