16 Nopember 2015,
Gensyiah: penulis dan wartawan mesir Amir Said mempertanyakan operasi bersenjata di ibukota Perancis Paris, dia mengungkapkan keheranannya terhadap polisi Prancis yang membunuh semua kelompok bersenjata yang telah melakukan peledakan di Perancis, bahkan ketika mereka berhasil menangkap sebagian pelaku, mereka tetap membunuhnya.
Dalam sebuah artikel di web al-Muslim dengan judul “Puzzle peledakan Paris,” penulis menyebutkan bahwa polisi Prancis tampak seolah-olah mereka telah melakukan sebuah sumpah bahwa “teroris” tidak boleh hidup; maka Anda lihat mereka tidak memberi kesempatan kepada seorang “teroris” setelah oprasi terornya untuk tetap hidup guna dimintai keterangan tentang motif operasinya.
Dia menambahkan bahwa ia merasa sangat heran dengan cara polisi Prancis dalam menangani kelompok penyandra atau yang dikepung; Sebelum tiga tahun lalu pasukan elit Perancis yang mengepung seorang warga Perancis asal Aljazair Mohammed Marah yang dituduh membunuh tujuh orang Yahudi di Toulouse Perancis, di rumahnya setelah pengepungan yang berlangsung 32 jam, Pihak berwenang tidak memberikan penjelasan yang masuk akal untuk daruratnmya menurunkan pasukan yang super elit untuk membunuhnya tanpa menggunakan bius atau gas air mata, atas rumahnya, yang seharusnya dia tidak bersembunyi di situ jika dia bernar-benar pelaku (bertanggung jawab atas) pembunuhan itu.
Ia melanjutkan: nafsu untuk membunuh orang yang terkepung ini tidak kalah dengan lain yakni kasus yang seharusnya berhasil menangkap hidup-hidup; Meskipun dua bersaudara Quashie, Sharif dan Said, yaitu orang-orang Perancis asal Aljazair, juga keduanya telah bersembunyi di percetakan kecil di kota Damartin on Goel, sebelah timur laut Paris, di daerah terpencil dan sangat ideal untuk penangkapan hidup-hidup para terdakwa peristiwa Charlie Hebdo awal tahun ini tanpa pertumpahan darah, tetapi pasukan elit telah memilih untuk memenuhi apa yang menjadi keinginan dua bersaudara itu yaitu “mati syahid” dari pada menyerahkan diri, maka pasukan elit melakukan pembunuhan tanpa ada usaha untuk mengungkap lebih jauh.
Dia menambahkan bahwa aksi terror Paris yang terakhir ini dia tidak menyangka bahwa pasukan Elit Polisi Perancis atau militer Perancis mampu melukai salah satu penyerang karena banyaknya mereka, sebab mereka memilih untuk selalu memutus semua benang untuk investigasi kecuali hanya lewat paspor atau “dipaksa oleh keadaan untuk melakukan hal ini!” Dia menambahkan bahwa peristiwa mana saja yang diselimuti misterti, di mana clip video sangat langka, dan para pemerhati tidak dapat mengakses ke adegan orang mati di semua pembantaian ini, setidaknya sejauh ini sampai sekarang, di salah satu ibu kota dunia yang paling penting dan paling canggih teknologi dan IT-nya, maka akan banyak muncul teka-tekinya, apalagi tidak ada alasan pembenaran yang meyakinkan untuk melakukan aksi terror yang sangat tinggi efek dan implikasinya.
Dia mengatakan , beberapa jam telah lewat, namun tidak ada seorang pun di kota Paris yang mengerti Apa sih tuntutan para pelaku terror itu?! dan mengapa pemerintah tidak memberi waktu yang cukup untuk bernegosiasi dengan para penyandra pengunjung Theater Pataklan Paris dengan menggunakan negosiasi maraton misalnya, kenapa kok hanya cukup dengan memberikan bocoran apa yang dikatakan oleh presenter di radio dan televisi Pierre Janazak dengan mengatakan: “Saya mendengar mereka mencoba untuk bernegosiasi dengan polisi melalui jendela. Saya mendengar dengan jelas mereka mengatakan kepada para sandera itu bahwa ini adalah tanggung jawab Belanda, tidak layak dia intervensi di Suriah dan Irak! “. Apa yang membuat pihak berwenang terburu-buru jika penculik ingin bernegosiasi, bahkan intervensinya menyebabkan pembantaian ini, yang mengakibatkan kematian puluhan dari para sandra? Pikiran siapakah yang bisa menerima bahwa para penculik telah menculik sandera hanya untuk membunuh mereka tanpa ada keinginan mereka untuk menegosiasikan tuntutan yang spesifik? Ada perbedaan yang mencolok diketahui oleh semua orang, antara keinginan untuk pembantaian atau untuk penculikan sandera untuk bernegosiasi, jika penyandra membunh para sandera, maka itu karena para penculik telah berputus asa dari respon pemerintah, sementara mereka kurang tidur dan stres, dan penyandraan sudah berlangsung lama; lau apa yang membuat mereka berputus asa dari Tanggapan ini karena baru dua jam saja berlangsung?!
Dia menambahkan: ini benar-benar teka-teki dan sandiwara, yang melahirkan tanda Tanya, seperti juga ancaman Bassar asad yang terus mengancam melalui lisannya, lisan muftinya dan para corong pemerintah bahwa terorisme akan sampai pintu-pintu Eropa. Pernyataan muftinya Hasun secara terang-terangan bahwa para pelaku bom bunuh diri akan melaksanakan hal itu demi membela Suria.
Ditambah lagi seharusnya perancis dalam kesiapan penuh setelah adanya penyidikan yang sebagiannya tanpak misterius di Rusia dan Eropa terhadap jatuhnya pesawat Rusia di dataran tinggi Sinai .
Sunggguh banyak tanda Tanya muncul. Ditambah lagi sikap yang aneh dari pemerintah Perancis dengan Perjanjian Schengen, yang memungkinkan untuk bergerak di antara negara-negara Uni Eropa, di mana sementara ini bergerak di negara-negara eropa hanya diizinkan bagi orang-orang eropa saja, sementara para penyerang – berdasarkan pada apa yang diterbitkan sampai sekarang – mereka adalah orang luar Perancis. Begitu pula seperti mereka, ribuan orang Eropa dikatakan telah bergabung dengan organisasi al-Daulah .
Ini konspirasi?
Wallahu a’lam.
Semoga Allah melindungi umat Islam dari makar mereka.