Khusus Untuk Pemuda Syiah (bag. 9)
(189 PERTANYAAN YANG DAPAT MENUNTUN MEREKA
KEPADA AGAMA NABI -Shalallahu alaihi wasalam- DAN AHLUL BAIT)
OLEH
Sulaiman ibn Shalih al-Kharasyi
diterjemah dan disajikan
oleh Abu Hamzah al-Sanuwi
ذكر الكليني في كتابه الكافي : «حدثنا عِدَّةٌ مِنْ أَصْحَابِنَا عَنْ أَحْمَدَ بْنِ مُحَمَّدٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ الْحَجَّالِ عَنْ أَحْمَدَ بْنِ عُمَرَ الْحَلَبِيِّ عَنْ أَبِي بَصِيرٍ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِي عَبْدِ اللَّهِ ( عليه السلام ) فَقُلْتُ لَهُ جُعِلْتُ فِدَاكَ إِنِّي أَسْأَلُكَ عَنْ مَسْأَلَةٍ هَاهُنَا أَحَدٌ يَسْمَعُ كَلَامِي، قَالَ فَرَفَعَ أَبُو عَبْدِ اللَّه) (عليه السلام ) سِتْراً بَيْنَهُ وبَيْنَ بَيْتٍ آخَرَ فَاطَّلَعَ فِيهِ ثُمَّ قَالَ : يَا أَبَا مُحَمَّدٍ سَلْ عَمَّا بَدَا لَكَ، قَالَ : قلْتُ :جُعِلْتُ فداك ….. ثُمَّ سَكَتَ سَاعَةً ثُمَّ قَالَ : وإِنَّ عِنْدَنَا لَمُصْحَفَ فَاطِمَةَ ( عليها السلام ) ومَا يُدْرِيهِمْ مَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام )، قَالَ: قُلْتُ: ومَا مُصْحَفُ فَاطِمَةَ ( عليها السلام )؟ قَالَ:مُصْحَفٌ فِيهِ مِثْلُ قُرْآنِكُمْ هَذَا ثَلَاثَ مَرَّاتٍ، واللَّهِ مَا فِيهِ مِنْ قُرْآنِكُمْ حَرْفٌ وَاحِدٌ، قَالَ: قُلْتُ :هَذَا واللَّهِ الْعِلْمُ، قَالَ:إِنَّهُ لَعِلْمٌ ومَا هُوَ بِذَاكَ». انتهى.
فهل كان الرسول صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم يعرف مصحف فاطمة؟! إن كان لا يعرفه، فكيف عرفه آل البيت من دونه وهو رسول الله؟! وإن كان يعرفه فلماذا أخفاه عن الأمة؟! والله يقول: { يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنزِلَ إِلَيْكَ مِن رَّبِّكَ وَإِن لَّمْ تَفْعَلْ فَمَا بَلَّغْتَ رِسَالَتَهُ }ـ [المائدة:67-77].
10. Al Kulaini di dalam kitabnya Al Kafi1 menyebutkan, “Beberapa orang dari sahabat kami menceritakan, dari Ahmad bin Muhammad, dari Abdullah bin Al Hajjal, dari Ahmad bin Umar Al Halabi, dari Abi Bashir, dia berkata, “Saya masuk menemui Abu Abdillah alaihissalam, lalu saya berkata kepadanya, “Saya dijadikan sebagai tebusanmu, sungguh saya akan bertanya kepadamu tentang satu pertanyaan yang di sini ada seorang yang mendengar perkataanku. Dia menuturkan, lalu Abu Abdillah alaihissalam mengangkat tabir yang menghalangi antara dirinya dan rumah yang lain, lalu dia melihat di dalamnya, kemudian berkata, “Wahai Abu Muhammad, bertanyalah apa yang tampak padamu?” Dia menuturkan, saya mengatakan, “Saya yang jadi tebusanmu…” Kemudian dia diam sesaat, lalu berkata, “Sungguh kami memiliki mushaf Fatimah alaihassalam, dan tidaklah mereka mengetahui apa itu mushaf Fatimah alaihassalam. Dia menuturkan, saya bertanya, “Lalu apa itu mushaf Fatimahalaihassalam? Dia menjawab, “Suatu mushaf yang di dalamnya terdapat tiga kali lipat seperti Qur’an kalian ini. Demi Allah, di dalamnya tidak terdapat satu huruf pun dari Qur`an kalian.” Dia menuturkan, saya bertanya, “Ini demi Allah, merupakan ilmu.” Dia berkata, “Sungguh itu benar-benar ilmu dan bukan yang lain.” Selesai.
Maka pertanyaannya: apakah Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam mengetahui mushaf Fatimah? Jika beliau tidak mengetahuinya, maka bagaimana ahlul bait mengetahuinya sementara sepengetahuan beliau, padahal beliau adalah utusan Allah? Jika beliau mengetahuinya, lalu mengapa beliau menyembunyikannya dari umat ini? Padahal Allah berfirman:
“Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu. Dan jika tidak kamu kerjakan (apa yang diperintahkan itu, berarti) kamu tidak menyampaikan amanat-Nya.”
في الجزء الأول من كتاب الكافي للكليني أسماء الرجال الذين نقلوا للشيعة أحاديث الرسول صلى الله عليه وعلى آله وصحبه وسلم، ونقلوا أقوال أهل البيت، ومنها الأسماء التالية :
مُفَضَّلِ بْنِ عُمَر، أَحْمَدَ بْنِ عُمَرَ الْحَلَبِيِّ، عُمَرَ بْنِ أَبَانٍ، عُمَرَ ابْنِ أُذَيْنَةَ، عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الْعَزِيزِ، ابْرَاهِيمَ بْنِ عُمَرَ، عُمَرَ بْنِ حَنْظَلَةَ، مُوسَى بْنِ عُمَرَ، الْعَبَّاسِ بْنِ عُمَرَ والجامع بين هذه الأسماء هو اسم عمر! سواء كان اسم الراوي أو اسم أبيه.
فلماذا تسمى هؤلاء باسم عمر؟!
11. Di bagian pertama dari kitab Al Kafi karya Al Kulaini terdapat nama-nama perawi yang telah menukil hadits-hadits Rasul Shallallahu Alaihi wa Sallam untuk kelompok Syi’ah, dan mereka juga menukil perkataan ahlul bait. Di antara nama-nama itu ialah sebagai berikut:
Mufadhdhal bin Umar, Ahmad bin Umar Al Halabi, Umar bin Aban, Umar bin Udzainah, Umar bin Abdul Aziz, Ibrahim bin Umar, Umar bin Hanzhalah, Musa bin Umar, Al Abbas bin Umar. Dan yang menghimpun keseluruhan nama ini ialah nama Umar. Baik nama perawi atau nama bapaknya.
Pertanyaannya sekarang, mengapa mereka (suka) memakai nama Umar?
يقول سبحانه وتعالى: { وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ * الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُواْ إِنَّا لِلّهِ وَإِنَّـا إِلَيْهِ رَاجِعونَ * أُولَـئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ }ـ [البقرة:155-157].
ويقول–عز وجل-: { وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ } [البقرة:177].
وذكر في «نهج البلاغة»: «وقال علي رضي الله عنه بعد وفاة النبي صلى الله عليه وسلم مخاطبا إياه صلى الله عليه وسلم: لولا أنك نهيت عن الجزع وأمرت بالصبر لأنفدنا عليك ماء الشؤون» .
وذكر أيضا : «أن علياً عليه السلام قال: من ضرب يده عند مصيبة على فخذه فقد حبط عمله» .
وقد قال الحسين لأخته زينب في كربلاء كما نقله صاحب «منتهى الآمال» بالفارسية وترجمته بالعربية :
«يا أختي، أحلفك بالله عليك أن تحافظي على هذا الحلف، إذا قتلت فلا تشقي عليّ الجيب، ولا تخمشي وجهك بأظفارك، ولا تنادي بالويل والثبور على شهادتي».
ونقل أبو جعفر القمي أن أمير المؤمنين عليه السلام قال فيما علم به أصحابه: «لا تلبسوا سوادا فإنه لباس فرعون» .
وقد ورد في «تفسير الصافي» في تفسير آية {ـ وَلَا يَعْصِينَكَ فِي مَعْرُوفٍ }ـ [الممتحنة:12] أن النبي صلى الله عليه وسلم بايع النساء على أن لا يسوِّدْن ثوباً ولا يشققن جيباً وأن لا ينادين بالويل.
وفي «فروع الكافي» للكليني أنه صلى الله عليه وسلم وصى فاطمة ـ رضي الله عنها ـ فقال: « إذا أنا مت فلا تخمشي وجهاً ولا ترخي عليّ شعراً ولا تنادي بالويل ولا تقيمي عليَّ نائحة» .
وهذا شيخ الشيعة محمد بن الحسين بن بابويه القمي الملقب عندهم بالصدوق يقول: «من ألفاظ رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم التي لم يسبق إليها:
« النياحة من عمل الجاهلية» .
كما يروي علماؤهم المجلسي والنوري والبروجردي عن رسول الله صلى الله عليه وآله وسلم أنه قال:«صوتان ملعونان يبغضهما الله:إعوال عند مصيبة، وصوت عند نغمة؛ يعني النوح والغناء»
والسؤال بعد كل هذه الروايات :
لماذا يخالف الشيعة ما جاء فيها من حق؟! ومن نصدق: الرسول صلى الله عليه وسلم وأهل البيت أم الملالي؟!
12. Allah Subhaanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan “Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji’uuna.” Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al Baqarah: 155-157).
Dan Allah Azza wajalla berfirman:
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan.” (QS. Al Baqarah: 177).
Di dalam kitab Nahjul balaghah pengarang menyebutkan, “Ali radhiyallahu ‘anhu berkata sesudah wafatnya NabiShallallahu Alaihi wa Sallam dengan mengajak bicara beliau, “Andaikata engkau tidak melarang dari bersedih hati dan engkau memerintahkan agar bersabar, niscaya akan kami habiskan air mata atas dirimu.”2
Dia juga menyebutkan, “Bahwa Ali alaihissalam berkata, “Barangsiapa memukulkan tangannya pada pahanya ketika terjadi musibah, maka hapuslah amal perbuatannya.”3
Al Husain berkata kepada saudarinya Zainab di Karbala, seperti dinukil oleh pengarang kitab “Muntahal Aamaal” yang ditulis dengan bahasa Persia dan terjemahannya dengan bahasa Arab:4
“Wahai saudariku, Aku bersumpah demi Allah atas dirimu, agar engkau menjaga sumpah ini. Jika aku terbunuh, maka janganlah merobek-robek saku karenaku, janganlah kamu mencakar wajahmu dengan kuku-kukumu dan jangalah kamu menyeru dengan kecelakaan dan kebinasaan atas kematian syahidku.”
Abu Ja’far Al Qummi menukil bahwa Amirul mukminin alaihissalam berkata seperti diketahui oleh para sahabatnya, “Janganlah kalian memakai pakaian yang hitam, karena itu adalah pakaian Fir’aun.”5
Terdapat dalam Tafsir Ash Shafi tentang tafsir ayat:
“Dan tidak mendurhakaimu dalam urusan yang baik.” (QS. Al Mumtahanah: 12)
Bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam membai’at kaum wanita agar tidak memakai pakaian yang hitam, tidak merobek-robek saku dan agar tidak menyeru dengan kecelakaan.
Di dalam Furu’ Al Kafi karya Al Kulaini, bahwa Nabi Shallallahu Alaihi wa Sallam berwasiat kepada Fatimah radhiyallahu ‘anha, seraya bersabda, “Jika aku mati, janganlah kamu mencakar-cakar wajah, jangan menguraikan rambut karenaku, jangan menyeru dengan kecelakaan dan jangan melakukan ratapan atas diriku.”6
Inilah ulama besar kelompok Syi’ah, Muhammad bin Al Husain bin Babawaih Al Qummi yang oleh mereka dijuluki Ash Shadduq, berkata, “Di antara lafazh-lafazh Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam yang belum terucapkan sebelumnya, yaitu:
“Meratapi mayit termasuk perbuatan jahiliyah.”7
Para ulama mereka seperti Al Majlisi, An Nuri, Al Barujardi meriwayatkan dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam, bahwa beliau bersabda, “Dua suara terlaknat yang dibenci oleh Allah: ratapan ketika terjadi musibah dan suara ketika ada irama, yaitu: ratapan dan nyanyian.”8
Setelah beberapa riwayat ini ada pertanyaan:
Mengapa kelompok Syi’ah menyelisihi kebenaran yang terdapat dalam beberapa riwayat tersebut? Dan siapa yang kita percayai: Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam dan ahlul bait ataukah para mulla?!!
1 Lihat Ushulul Kafi karya Al Kulaini (1/ 239).
2 Nahjul Balaghah (hal. 576) dan lihat: Mustadrak Al Wasail (2/ 445).
3 Lihat: Al Khishal karya Ash Shaduq (hal. 621) dan Wasail Asy Syi’ah (3/ 270).
5 Man Laa Yahdhuruhul faqih karya Abu Ja’far Muhammad Babwaih Al Qummi (1/ 232) dan diriwayatkan pula oleh Al Hurr Al Amili di dalam Wasail Asy Syi’ah (2/ 916).
7 Diriwayatkan oleh Ash Shaqud di dalam Man Laa Yahdhuruhul Faqih (4/ 271-272), dan diriwayatkan pula oleh Al Hurr Al Amili di dalam Wasail Asy Syi’ah (2/ 915), Yusuf Al Bahrani di dalam Al Hadaiq An Nadhirah (4/ 149) Al Haj Al Husain Al Barujardi di dalam Jami’ Ahadits Syi’ah (3/ 488) dan diriwayatkan pula oleh Muhammad Baqir Al Majlisi dengan lafazh “An Niyahah Amalul Jahiliyyah” Biharul Anwar (82/ 103).
8 Dikelurkan oleh Al Majlisi di dalam Biharul Anwar (82/ 103) Mustadrak Al Wasail (1/ 143-144), Jami’ Ahadits Asy Syi’ah (3/ 488) dan Man Laa yahdhuruhul Faqih (2/ 271).
hemm…. bagus….terus ustdz
biar kami tambah faham dan tangguh. hidup ahlussunnah
semoga semua manusia ikut sunnah
khususnya syiah yang ikut-ikutan