JALALUDDIN RAHMAT TIDAK SEKTARIAN?1

Agus Hasan Bashori

jalal

Pada tanggal 31 Januari 2016 hasil wawancara Mohammad Yudha Prasetya dengan tokoh Syiah Jalaluddin Rahmat (Ust. Jalal) dipublikasikan. Dalam wawancara itu ketua dewan Syura IJABI itu mengatakan:

Kita dari IJABI sudah merumuskan 4 Pilar IJABI, yakni 1). Pluralisme, sebagai upaya kita untuk saling menghargai terhadap sesama dan menunjukkan bahwa pemeluk agama apapun berhak mendapat limpahan kasih tuhan, 2). Non-sektarian, sebagai langkah untuk tidak menganggap bahwa mahzab kita adalah yang paling benar, serta perjuangan kita untuk semua masyarakat bangsa ini, 3). Mendahulukan Akhlak di atas Fiqih, yakni memelihara persatuan di kalangan kaum muslimin, 4). Menerapkan Islam sebagai agama Madani.1

Dalam wawancara tersebut ada banyak hal yang perlu diluruskan, dan dari empat pilar tadi ada beberapa yang perlu dikritisi, dan di makalah ini hanya satu yang kita komentari, yaitu apa yang dimaksud dengan sektarian itu? dan apakah Jalaluddin Rahmat benar-benar tidak sectarian dalam beragama dan dalam berpolitik, ataukah dia sedang bertaqiyyah (mengelabuhi umat Islam) karena menjalankan misi Syiahnya?

Pertama: Istilah sectarian (طائفي)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa sektarian/sek·ta·ri·an/ /séktarian/ a 1 berkaitan dengan anggota (pendukung, penganut) suatu sekte atau mazhab; 2 picik, terkungkung pada satu aliran saja.

Kata Sektarian ini bisa untuk orang, untuk kelompok atau untuk system pemerintahan.

Sebutan Sektarian ini adalah sebutan negative (terkungkung pada satu aliran saja), maka faham orang ini disebut sektarianisme (طائفية). Sektarianisme adalah fanatisme golongan, perlakuan diskriminasi, intoleransi, atau kebencian akibat perbedaan di antara suatu kelompok, seperti perbedaan denominasi agama atau fraksi politik.

Sikap sectarian ini selalu memicu konflik. Konflik sektarian ini seringkali merujuk pada konflik kekerasan religius dan politik seperti konflik antara Katolik dan Protestan di Irlandia Utara . Sektarianisme terdapat di seluruh dunia. Di tubuh umat Islam ada konflik antara Sunni dan Syiah. Konflik antara Sunni dan Shia muncul di Iran, Irak, suria, yaman, Pakistan dan juga Indonesia.

Jika konflik sunnah-syiah disebut konflik sectarian, maka bukan berarti Sunni itu sectarian, namun Syiahlah yang sectarian. Mengapa demikian?

Sudah kita katakan bahwa sectarian ini adalah sebutan untuk yang negative, sedangkan Sunnah adalah ajaran Rasulullah -Shalallahu alaihi wa salam- dan Syiah adalah sekte sempalan yang keluar dari Sunnah Nabi -Shalallahu alaihi wa salam-. Dengan demikian Ahlussunnah adalah kelompok yang benar dan memperjuangkan ajaran yang benar yaitu Islam yang diajarkan oleh Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- oleh karena itu kelompok umat Islam yang mainstream ini disebut “Thaifah Manshurah” (golongan yang ditolong oleh Allah), dan syiah adalah “Thaifah Thaifioyyah” (Golongan yang sectarian).

Nabi bersabda memberi sifat manshurah:

وعن عمر بن الخطاب رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : ( لا تزال طائفة من أمتي ظاهرين على الحق حتى تقوم الساعة )

Dari Umar ibn al-Khatthab t dia berkata: Rasulullag i bersabda: “Senantiasa ada dari umatku ini satu thaifah yang zhahihrah (berjuang nyata/menang) di atas kebenaran hingga hari kiamat.”

Kalau kita kumpulkan seluruh hadits Nabi i tentang thaifah manshurah ini maka kita dapatkan bahwa mereka adalah:

  1. Di atas kebenaran, di atas perintah Allah, di atas urusan ini dan dia atas agama ini”.

(على حق) ( على أمر الله ) ( على هذا الأمر)  ( على الدين

Lafahz-lafazj ini menunjukkan keistiqamahan mereka di atas agama yang benar ini yang dibawa oleh Nabi Muhammad i.

  1. Berdiri tegak melaksanakan agama Allah”

أنها قائمة بأمر الله:

Ini artinya:

  • Mereka berbeda dengan kebanyakan manusia dengan membawa panji dakwah kepada Allah.

  • Mereka melaksanakan tugas “amar makruf dan nahi anil munkar”
  1. Eksis nyata/tegak sampai hari kiamat”

أنها ظاهرة إلى قيام الساعة

Hadits-hadits ini dijelaskan oleh Nabi i memiliki karakter:

لا يزالون ظاهرين حتى يأتيهم أمر الله وهم ظاهرون
وبكونهم  (ظاهرين على الحق

على الحق ظاهرين
ظاهرين إلى يوم القيامة
ظاهرين على من ناوأهم

  • Mereka senantiasa nyata/menang hanggi datang kepada mereka urusan Allah, dan mereka tetap zhahir (nyata/eksis/menang/tak terkalahkan)”
  • Berada di atas kebenaran
  • Di atas kebenaran mereka tetap eksis
  • Zhahir hingga hari kiamat
  • Zhahir atas orang-orang yang memusuhi mereka2

Jika ahlussunnah ajarannya benar, lalu terjadi konflik sectarian dengan sekte lain atau kelompok lain maka dimanakah masalahnya? Apakah karena adanya keragaman ataukah adanya sikap sectarian ini?

Jawabannya, adanya keragaman, dan macam-macam madzhab tidak masalah (tidak menyebabkan konflik), yang menjadi masalah (penyebab konflik) adalah pandangan dan program sectarian ini yang sengaja diagendakan oleh pemilik kepentingan untuk merusak Islam atau bangsa dan negara Indoensia.

Dr. Thaha al-Ulwani menjelaskan:

Thaifiyyah (sektarianisme) adalah kata benda bentukan dari kata thaifah, sedangkan thaifah (kelompok) adalah sekelompok orang yang diperkirakan tidak lebih dari seribu. Mereka bergerak dalam bingkai parsial tertentu yang telah dipilihnya dan fanatic kepadanya, atau mengadopsi satu ucapan atau madzhab atau pendapat dan mulai mengerucutkan jerih payahnya untuk menonjolkannya dengan merugikan umat yang ia berafiliasi kepadanya. Misalnya umat Islam, ada sekte-sekte di dalam umat Islam ini, satu sekte terkadang melewati batas afiliasinya kepada umat ini dengan menfokuskan pada kasus-kasus tertentu yang telah dia adopsi. Hal ini terkadang dilakukan oleh pengikut suatu madzhab atau suatu sekte atau satu kelompok, dan disebut thaifi (sectarian) untuk orang yang mengunggulkan apa yang ditekankan oleh kelompoknya atau yang dia adopsinya atas kepentingan bersama, bersama umat, dia memberikan kepeduliannya melebihi apa yang diberikan kepada kepentingan bersama, dengan demikian meskipun dia berhubungan dengan tubuh umat yang besar ini namun hampir saja dia memisahkan diri dari umat ini. Dari sini maka muncullah tarajum yaitu satu sekte menerjemahkan (menjelaskan) sekte yang lain dengan sebagian sifat yang rendah atau tidak layak atau bisa jadi sifat takfir, tabdi’ dan tafsiq dan lain sebagainya dari apa yang biasa disebutkan oleh orang-orang yang berselisih. Maka thaifiyyah pada dasarnya dilaksanakan oleh orang yang fanatic kepada sekte dan mengunggulkannya di atas umat..inilah sumber bahaya …”

Jadi masalahnya bukan ada pada keragaman (tanawwu’iyyah, ta’addudiyyah), melainkan ada pada sikap, pandangan dan agenda sektarianisme (thaifiyyah)!

Sektarianisme ini adalah pekerjaan dan propaganda setan yang melaihirkan saling bermusuhan dan saling perang. Kapan ini terjadi dan kepada siapa? Ini terjadi pada saat manusia melupakan sebagian apa yang Allah peringatkan. (baca firman Allah Surat al-Maidah ayat 14: فَنَسُواْ حَظًّا مِّمَّا ذُكِّرُواْ بِهِ فَأَغْرَيْنَا بَيْنَهُمُ الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاء إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ).3

Kedua: Bagiaman dengan Jalaluddin Rahmat tokoh Syiah IJABI? Bagaimana tulisan dan dakwahnya? Apakah mencerminkan sektarianisme atau ataukan tidak?

Mari kita lihat data-data berikut:

Jalaluddin Rakhmat (JR) dan Istrinya Emilia Renita  (sekarang sudah bercerai)

  • Banyak tulisan, editan dan ceramah tokoh syiah IJABI ini yang sangat menjelek-jelekkan sahabat dan tabiin bahkan melaknat dan mengkafirkan mereka, berdasarkan dalil (kutipan) yang lemah atau berdasarkan dalil yang dipahami secara salah atau data yang dimanipulasi,, karena fanatic dengan sekte Rafidhah yang disebut secara salah dengan istilah “Ahlul Bait”, contoh:

  1. Syiah melaknat orang yang dilaknat Fatimah , Dan yang dilaknat Fatimah adalah Abu Bakar dan Umar.

  2. Umar meragukan kenabian Rasulullah saw.

  3. Para sahabat sering menentang pada saat Rasulullah saw masih hidup.

  4. Utsman bin Affan bersama dengan sebagian besar sahabat lain lari dari medan perang uhud.

  5. Para sahabat membantah perintah Nabi saw.

  6. Para sahabat merobah-robah agama.

  7. Para sahabat murtad (kafir).

  8. Aisyah bermuka hitam, suka memoles pipinya dengan sejenis akar sebuah pohon sehingga berwarna merah, sehingga dengan itu beliau dijuluki Al Humairo (yang kemerah-merahan pipinya). Ia sangat pencemburu, dan suka membuat makar. Na’udzu billah min dzalik

  9. Muawiyah tidak hanya fasik bahkan kafir, tidak meyakini kenabian. Ia besama dengan Abu Sufyan dan Amr bin ash telah dilaknat oleh Nabi saw.

  10. Abu Sufyan tidak percaya ada surga, neraka, hari perhitungan dan siksaan. Ia ingin memerangi Abu Bakar.

  11. Khalid bin Walid membunuh Malik bin Nuwairah dan menikahi istrinya pada malam hari.

  12. Amr bin Ash adalah anak dari hasil promiskuitas (ibunya digagahi oleh beberapa orang yang tidak jelas). Ia membunuh Muhammad bin Abu Bakar, memasukkannya ke dalam perut bangkai dan membakarnya.

  13. Ibnu Syihab Az Zuhri termasuk pencipta hadis maudhu’.

  14. Said bin Musayyab tidak menyukai Ali bin Abi Thalib dan ia adalah khawarij munafiq.

  15. Sufyan Ats Tsauri melakukan tadlis dan meriwayatkan dari para pendusta.

  16. Marwan bin Hakam menyuruh Yazid untuk membunuh Imam Husein. Dialah yang bergabung dengan Muawiyah untuk membunuh para pecinta Ahlul Bait.

  17. Tragedi Karbala merupakan gabungan dari pengkhianatan sahabat dan kelaliman musuh (Bani umayyah).4

  • Selain itu Jalaluddin Rahmat sebagai Anggota DPR RI ikut menyebarkan buku Syiah Sebenar-Benarnya Ahlusunnah Nabi, karangan Muhammad Tijani pencaci sahabat Nabi dan seorang pendusta, yang dalam buku Al-Syiah hum Ahlussunnah ini mengatakan:” bahwa madzhab ahlussunnah adalah nawashib (yang menurut al-Khu’i nawashib lebih buruk/jahat dari pada yahudi dan nashrani) kemudian dia tidak mengakuinya. Lihat lengkapnya di:

https://www.gensyiah.net/bantahan-buku-syiah-sebenar-benarnya-adalah-ahlussunnah-bag-1.html

jalal2

  • Kemudian masih banyak lagi kebencian-kebencian Jalaluddin kepada para sahabat, para istri Nabi dan para ulama ahli hadits dan para ulama Islam sampai membenci MUI. Baca link-link berikut:

https://www.gensyiah.net/kesalahan-jalaluddin-rakhmat-terbongkar-dalam-dialog-syiah-di-makassar.html

https://www.gensyiah.net/jalaluddin-rahmat-melecehkan-majelis-ulama-indonesia.html

https://www.gensyiah.net/mengungkap-kedok-jalaluddin-rakhmat-menjawab-buku-al-mushthafa.html

https://www.gensyiah.net/tulis-disertasi-tentang-kegagalan-nabi-muhammad-jalaludin-rahmat-diancam-hukum-mati.html

https://www.gensyiah.net/tampil-di-acara-hut-iran-jalal-singgung-kitab-shahih-bukhari.html

https://www.gensyiah.net/nabawia-com-jebret-jalaludin-rahmat-main-potong-perkataan-ulama-hadist-syeikh-al-bani.html

https://www.gensyiah.net/jalaludin-rakhmat-dan-haidar-bagir-makin-terkuak-kesesatannya.html

https://www.gensyiah.net/menelanjangi-buku-syiah-karya-istri-kang-jalal.html

Setelah ini apakah jalaluddin rahmat layak disebut tidak sectarian?! Anda bisa mengambil kesimpulan sendiri. Oleh karena itu kita harus lebih hati-hati dan harus selalu curiga dengan ucapan Rafidhah yang 90 % agamanya adalah dusta, karena berdusta (menyembunyikan akidah Rafidhah) adalah jalan masuk surga.

Terakhir, Dihari yang sama (31 januari 2016), saat ijabi memuat ucapan Jalaluddin kalau dirinya tidak sectarian5, tetapi di hari itu juga dia menulis makalah kalau “kerajaan Saudi Arabia yang ahlussunnah itu sebagai kerajaan kebencian?!!”6

Sunnguh pakar komunikasi ini sangat piawai dalam menyebarkan syiah, menfitnah Ahlussunnah dan memprovokasi orang atas Ahlussunnah.

Semoga kita dan bangsa Indonesia diselamatkan oleh Allah dari makar sektarianisme Syiah dan mara bahaya lainnya. Aamiin.

Waspada! Jangan menjadi korban taqiyyah Syiah! Syiah getol mengkafirkan Para Sahabat Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- dan membenci Khalifah Abu Bakar, Umar dan Usman, namun diwaktu yang sama getol menuduh Ahlussunnah sebagai takfiri!

 

 

1 http://www.majulah-ijabi.org/beranda-ustadz-jalal/indonesia-lahir-karena-toleransi

2 https://islamqa.info/ar/206

5 http://www.majulah-ijabi.org/beranda-ustadz-jalal/indonesia-lahir-karena-toleransi

6 http://www.majulah-ijabi.org/beranda-ustadz-jalal/wahabisme-dan-kerajaan-kebencian

(Visited 1 visits today)

Leave a Reply

*