Oleh: Abu Hamzah As-Sanuwi
Jumat, 21 Jumadil Ula 1433 H/ 13 april 2012
Alhamdulillah, diantara nikmat Allah yang tak terkira adalah saya mendapat undangan kehormatan ke Kuwait untuk ikut multaqa du’at ahlussunnah guna mewaspadai dan proaktif dalam menyikapi kelompok yang suka mencaci dan memusuhi para istri dan sahabat Nabi.
- Perjalanan disponsori (kafil) oleh wizarah awqaf wasy-syu`un islamiyyah (Departemen kementrian waqaf dan urusan agama islam)
- Visa ziyarah hukumiyyah, berlaku 1 bulan sejak distempel
- Tempat Tinggal : hotel berbintang 4 milik Kuwait Continental Hotel, namanya Gulf Casa Suite
- Peserta beberapa negara islam
Selain itu saya juga bersyukur mendapatkan banyak dukungan dari para murid dan jamaah karena mereka memikulkan banyak harapan di pundak saya, bahkan diantara mereka ada yang membelikan tiket dan pulsa. Semoga Allah membalas kebaikannya dengan sebaik-baiknya di dunia dan akhirat, diberkahi keluarganya, hartanya dan pekerjaannya. Aamiin. Ditambah lagi bersyukur karena ada banyak kemudahan dalam perjalanan kali ini yang tanpa viskal dan tanpa ngisi kartu imigrasi. Ini berlaku sejak beberapa minggu lalu khusus untuk paspor Indonesia.
Alhamdulillah dari Malang lancar, dari rumah diantar oleh Abu Hasan dan Hasan Rabbani yang sedianya diantar oleh Pak Teguh yang lagi mengerjakan Radio FM al-Umm. Terimaksih untuk semuanya dan untuk istri serta anak-anak yang setia. Aku titipkan kalian semua kepada Allah: astaudi’ukumullah alladzi la tadhi’u wadai’uhu.
Saya tiba di Jakarta pukul 14 kurang seperempat, sudah dijemput Pak Ali di depan terminal 1 C –jazahullah khairan-. Setelah pindah ke terminal 2D saya langsung antri check in, lalu menyetempel paspor, makan siang, kemudian nunggu di ruang tunggu sambil menelpon saudara-saudaraku dan murid-murid yang sempat terhubung. Mohon maaf bagi yang ketinggalan. Barokallahu fikum jami’an ya ahlal khair.
Alhamdulillah pukul 17:45 naik pesawat, 18:45 terbang, dan 23:50 atau pukul 3 WIB tiba di Abu Dhabi Emirat. Kesan pertama saat tiba di Abu Dhabi adalah bandaranya bagus, baru, besar, kaya,  modern, tapi sayang untuk transitnya terkesan “mbulet” karena dipaksakan harus lewat toko-toko / pusat oleh-oleh atau perbelanjaan. Sebenarnya transitnya mudah, tapi karena tidak biasa dan tidak lancar bahasa Inggris sehingga saat mendengar petugas mencegat calon penumpang transit agar terus ke ruang tunggu tidak perlu lapor ke kounter maka saya tetap antri di counter karena juga sebelumnya dipesan sama awak pesawat ittihad. Saya dengan orang-orang Cina dan bekas negara Rusia antri di kounter, lalu karena penasaran baru saya tanya petugas yang mengumukan, dan ternyata benar: yang sudah punya bording pas langsung saja tidak perlu lapor, langsung ke pintu masing-masing, dan untuk ke Kuwait lewat pintu 39.
Setelah ketemu gate 39 saya internetan yang disediakan Bandara. Maklum gak familiar pada keybord-nya sampai saya hampir ketinggalan. Orang sudah antri dan naik bis untuk menuju pesawat ke Kuwait. Alhamdulillah pesawat lancar, ke Kuwait ditempuh 1:19 menit. Saat turun udara di luar 180 C. Tiba di bandara Kuwait pukul 2:50 langsung ke penerimaan visa, paspor, dan ambil bagasi. Di sana dijemput oleh Basyir. Perjalanan dengan mobil dikemudikan oleh Muhammad Hanif, selama perjalanan kita komunikasi dengan bahasa Inggris. Perjalanan dilanjutkan ke hotel Gulf Cassa Suite yang merupakan hotel berbintang 4. Sampai di hotel kemudian ber-wudhu’ yang disusul kumandang adzan pertama pukul 3:30. Menunggu adzan kedua, kami lesehan. Pukul 4 adzan kedua dikumandangkan dan 4.30 iqamat. Pukul 5 kita shalat berjamaah bersama Ibrahim Syari, Umar Ali dan Adam dari Jibuti, kami ngobrol dan berkenalan. Kemudian saya shooting untuk mengabadikan hotel. Saya juga sempat berbincang – bincang di depan hotel dengan pegawai yang bernama Pak Ahmad dari Mesir, usia 28 tahun. Pak ahmad ngajak saya naik ke atas hotel Casa di atas lantai 10. Dari atas sinilah saya mengambil gambar kota Kuwait menakjubkan.
Di atas atap hotel itu Lalu saya Tanya Pak Ahmad Misri soal fajar shadiq dan beliau tidak tahu, lalu saya terangkan dan saya ajak lihat fajar shadiq nanti malam beliau sanggup.
Kesan pertama, Kuwait negara yang tenang damai, makmur, terus membangun karena gedung-gedung menjulang juga banyak yang baru. Suasana alam bangunan dan lingkungan seperti Saudi. Gedung-gedung lama paling tingkat 5 atau pada masa berikutnya tingkat 10, kini tingkat belasan ke atas. Banyak burung berkicau dan berterbangan dengan bebas, sepi atau lengang, banyak pendatang dari Mesir, India, Bangladesh, dan Indonesia, yang merupakan salah satu tanda negri ini membangun. (Maret hingga 30 Juni 2011 tercatat warga negara Indonesia (WNI) di Kuwait 38.027 orang dan 90 persen dari jumlah itu merupakan TKI di sektor informal atau penata laksana rumah tangga).
Setelah itu saya dan Umar sarapan luar biasa menu yang lama hilang dari lidah ini: zaitun, roti gandum, keju, bumbu campur halib, sayur, kentang, daging dll. Pokoknya nikmat Allah yang luar biasa. Kami shalat Jumat di masjid depan masjid Abdullah Ibrahim Bahumaid. Imamnya menyampaikan khutbah yang bagus soal hadits akhlak itu bisa lapuk seperti baju maka mintalah pada Allah agar imanmu diperbaharui. Terus dia menerangkan bahwa iman bukan ucapan dan pengakuan saja tapi ia adalah nur yang menerangi jalan. Iman merubah manusia secara total. Lalu ia mencontohkan:
- Imannya para tukang sihir fir’aun
- Imannya Umar ibnul Khtahthab
- Imannya Khansa’
khutbah yang luar biasa.
Setelah jumat makan siang dengan para peserta dari Tunisia dan Yaman, lalu istirahat sebab sejak dari Malang terasa belum istirahat. Sore hari dijemput Abu Muhammad dari Mabarroh. Di waktu yang sama akhi Faruq datang bawakan kartu VIVA untuk telpon-telponan selama di Kuwait, dan mengambil 20an majalah titipannya. Sebenarnya banyak Ikhwah Indonesia yang sudah menunggu untuk kenalan dan ceramah, namun apa daya tidak bisa kordinasi sebab tidak ada telpon (pulsa simpati sudah habis dibuat sms).
Diantar bis oleh Syekh Muhammad Abu Ahmad ke tower terkom al-Tahrir untuk tukar uang. Yang menggelikan “hampir tidak percaya- uang 200 ribu dapat 6 dinar Kuwait. Saat aku tawar kata petugas western union ‘umlah Indonesia alaththul’ maksudnya “uang Indonesia langsung tanpa ada tawar menawar”, karena mau bayar pulsa 3 dinar yang tadi dibayarkan Zaidun dari Tunisia, ya terpaksa. Saran: jadi kalau mau ke luar negri tukar dulu rupiah dengan dollar di Indonesia, kemudian ditukar kembali di luar negri. Itu lebih baik.
Alhamdulillah dengan pulsa itu saya bisa nelpon ke Syaikh Zakariya, bang Faisal dll. Tidak lupa wanita paling tersayang yaitu ibu dari anak-anak tercinta. Terus lanjut ke Mabarroh dan mampir di masjid Fatimah. Setelah shalat ke Mabarroh disambut Syaikh Abu Anas ketua mabarrah. Kebetulan beliau sedang menemui tamu rombongan Tajikistan, dan Iran (Arabistan). Acara beliau mulai untuk mengenalkan alasan mengapa Mabarroh didirikan sejak 2005. Beliau cerita peristiwa pembunuhan dan pembantaian orang oleh syiah irak hanya karena namanya Umar. Lalu disimpulkan oleh beliau dan kawan-kawan bahwa masalahnya adalah hubungan antara sahabat dan ahlulbait yang digambarkan secara salah oleh doktrin syiah. Maka didirikanlah Mabarroh al-Aal wal-Ashhab.
Mesranya hubungan keluarga Nabi dan sahabat nabi dibuktikan dengan 5 bukti:
Pertama : disebut 2 ayat: Taubat dan al-Fath
Kedua : saling memuji antara sahabat dan ahlulbait
Ketiga : nama dan perbesanan antara ahlulbait dan sahabat
Keempat : kebersamaan dalam jihad, antara ahlulbait dan sahabat
Kelima : riwayat fadhail, ahlulbait meriwayatkan keutamaan sahabat dan sebaliknya
Kemudian berpindah ke mushalla wanita. Karena tamu Iran dan Tajikistan terburu dan sudah waktunya pulang maka mereka pamit dan saya minta kartu nama dari ketua Iran dan Tajikistan. Rombongan Tajikistan dan Arabistan pulang langsung saya kejar dapat dua kartu. Dari Iran Muhammad Nashir Saljuki dan dari Tajikistan Jalilof Dilshod, direktur Public Association Dusti. Acara kemudian dilanjutkan jalan-jalan mengenal Mabarroh dipandu syekh Ahmad. Lalu pulang makan malam dan istirahat.
Bersambung.
semoga ustadz Agus Hasan Bashori selalu dlm perlindungan Alloh SWT.
sehat selalu di negeri yg jauh di sana.
serasa ikut dalam suasana ketika membaca tulisan beliau di atas. ^^
kami tunggu laporan Laporan Safari Dakwah di Kuwait selanjutnya Ustadz.
dan do’a kami menyertai perjalanan Safari Dakwah Ustadz sehingga nanti pulang sampai di tanah air dengan sehat wal ‘afiat. amin.
Jazzakallohu khoiron. Semoga Ustadz senantiasa dalam perlindungan Alloh, dan pulang sampai tanah air dalam keadaan sehat wal afiat. Aamiin.
Assalamu’alaikum. Ustadz, kenapa pada saat akan berangkat, panjenengan tidak bawa real atau dollar dari Indonesia? Mungkin dari pengalaman sebelum-sebelumnya ketika panjenengan ke timur tengah atau ke eropa, lebih praktis untuk dipersiapkan menjelang keberangkatan?
Konfirmasi dari Ustadz:
Menjelang keberangkatan sebenarnya sudah disiapkan real, tapi karena sibuk dengan berbagai aktivitas yang lain seperti persiapan radio yang insyaAlloh akan segera on air dan lain-lain, maka uang real yang sudah disiapkan tidak terbawa.
Smoga datang ke indonesia mengadakan dauroh tentang hasil di kuwait, agar pemahaman tentang syiah bisah disampaikan kepada umat di indonesia khususnya yg masih awam…smoga Alloh selalu melindungi ustad abu hamzah..
Jawaban dari Ustadz Abu Hamzah: Ya insyaAllah. Ilmu yang saya dapat di kuwait ini luar biasa. Alhamdulillah Allah maha pemurah dan penyayang masih diberi kesempatan pada bangsa Indonesia, meskipun hanya melalui satu orang seperti saya. Semoga saya bisa mewakili bangsa Indonesia dengan baik. aamiin
Barokallahu fikum jami’