Agus Hasan bashori
Jumat 14 Rajab 1437 H/22 April 2016 , sebelum saya berangkat ke Jakarta untuk umrah, ada email masuk berisi beberapa pertanyaan. Bagian awal surat itu adalah:
*****
Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh..
Semoga Allah selalu menjaga ustadz Abu Hamzah dan keluarga ustadz serta memmberi keberkahan umur pada ustadz..
ustadz,
perkenalkan nama saya muhammad arif romadhoni, saya seorang tholibul ilm, sekrang tinggal di jabodetabek,
ketika saya membaca tulisan ustadz mengenai “madzab asy’ari, benarkah madzab ahlussunnah ?”..cukup menenangkan hati ssaya ustadz,, dimana sebelum saya membaca tulisan ustadz,saya tengah berdialog dengan temen asy’ariyyah,,, mengenai “ainaLlaah”..
dari dialog tersebut banyak ilmu yang saya peroleh dan banyak ilmu yang harus saya tuntut..
terlebih mengenai ucapan temen asy’ariyyah yang mengatakan bahwa ibnu abbas telah melakukan takwil al-qur’an…ucapan ini membuat saya tersentak dan membuat saya harus membuka tafsir ibnu katsir..sperti qs. alqolam ayat 42 tentang betis..tentang tangan dalam qs. dzariyat…yang hendak saya tanyakan kepada antum…antum telah menyebutkan riwayat ibnu abbas mengenai tafsir qs. al qolam ayat 42, bahwasannya telah terjadi khilaf mengenai kata “saaq”. apakah itu termasuk dalam ayat sifat atau bukan..dan pendapat ibnu abbas..mengatakan “saaq” bukan ayat sifat karena tidak di idhofahkan ke Allah..kurang lebih seperti itu…
meskipun penjelasan ustadz cukup menenangkan hati saya, ada satu hal yang kurang dalam tulisan antum,,dimana antum tidak mencantumkan sumber rujukan yang harus dilihat oleh pembaca..mnurut saya ini sangat penting..maka dari ustadz, saya berharap ustadz mencantumkan sumber rujukannya..karena saya, selaku pembaca ingin merujuk ke kitab itu langsung..
ini untuk pertanyaan pertama dari saya ustadz,,
*****
Saya jawab:
Waalaikumussalam warahmatullah wabarakatuh.
Ahlan wasahlan akhi Muhammad Arif. Saya sangat senang menyambut surat antum, dan akan saya jawab yang pertama dulu, karena saya hendak safar.
Dibuku kecil itu saya menulis begini:
Syubhat pertama: ibn Abbas mentakwil saaq (QS.al-Qalam/68:42) dengan kesusahan (217)
Jawab: ini bukan ta`wil ahli kalam. Memang salaf shalih dalam menafsiri ayat ini ada khilaf; ada yang menganggap ini ayat sifat karena ada hadits Bukhari:
يكشف ربنا عن ساقه فيسجد له كل مؤمن ومؤمنة ويبقى كل من كان يسجد في الدنيا رياء
Ada yang menganggap tidak termasuk ayat sifat, sebagaimana Ibn Abbas, sebab ayat ia tidak diidhafahkan kepada Allah. Apalagi sanad yang shahih dari Ibn Abbas dia membacanya:
(يوم تَكْشِفُ عن ساق)
Maksudnya adalah (الآخرة) hari kiamat, sebagaiman ucapan abu Hatim as-sijistani.
Lihat link http://old.gensyiah.net/madzhab-al-asyari-benarkah-ahlussunnah-wal-jamaah-bag-4.html
Sebagai tambahan dan jawaban saya katakan:
Pertama: ucapan ulama yang mengatakan ini bukan ayat sifat sehingga ucapan Ibn Abbas bukanlah takwil karena firman Allah:
(أم لهم شركاء فليأتوا بشركائهم إن كانوا صادقين*يوم يكشف عن ساق ويدعون إلى السجود فلا يستطيعون) (ن: 41-42)
Tidak menisbatkan kata saq kepada Allah. Maka menafsiri saq dengan syiddah al-amr adalah sesuai dengan konteksnya berdasarkan bahasa Arab, yang mana orang arab memang mengatakan misalnya: كشفت الحرب عن ساقها maksudnya peperangan itu menyingkap kesengitan dan kedahsyatannya. Sebagaimana yang datang dari Sa’ad ibn Malik kakek Tharfah ibn al-‘Abd dari ucapannya: كشفت لهم عن ساقها*** وبدا من الشر البراح
(Diwan al-Hamasah 1/198; al-Khashaish (3/252), al-Muhtasab (2/326), dari Hasyiah Ma’ani al-Qur`an karya al-Farra` (3/177)
Maka kalau kita maknai “dihari yang kiyamat menyingkap kedahsyatannya (kengeriannya), maka sesuai sekali, berdasarkan siyaq ayat.
Kedua:
Imam al-Farra` dalam Ma’ani al-Qur`an (3/177) berkata:
معاني القرآن للفراء (3/ 177)
وقوله: يَوْمَ يُكْشَفُ عَنْ ساقٍ (42) .
القراء مجتمعون على رفع الياء [حَدَّثَنَا مُحَمَّدٌ «4» ] قَالَ: حَدَّثَنَا الْفَرَّاءُ قَالَ: حَدَّثَنِي سفيان عن عمرو ابن دِينَارٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَرَأَ: «يَوْمَ تَكْشِفُ عَنْ سَاقٍ» يُرِيدُ: الْقِيَامَةَ وَالسَّاعَةَ لِشِدَّتِهَا انتهى
syaikh Syuaib al-Arnauth berkata: ini sanadnya shahih seperti dalam Hasyiyah al-‘Awashim Min a-Qawashim karya Ibnu al-Wazir 8/341.
Maka berdasarkan riwayat Ibnu Abbas dalam kitab Al-Farra` ini yang membaca ayat dengan Ta’ (يوم تكشف) maka menafsirinya dengan hawl dan syiddah adalah sangat jelas, dan ini bukan takwil seperti yang mereka tuduhnya. Maka berdasarkan qiraat dengan Ta’ ayat ini bukan ayat shifat.
Semoga jawaban ini bisa antum terima.
Mohon doanya, agar umrah lancar dan mabrur. aamiin
Link :
http://old.gensyiah.net/?s=madzhab+asy%27ari