Gensyiah: Perancis mulai Jumat lalu (2013/11/01 AD) memerangi  kelompok-kelompok Islam, yang menguasai “wilayah Timbuktu” di Mali utara, perang yang melibatkan Mauritania, Aljazair dan Masyarakat Ekonomi Negara-negara Afrika Barat “ECOWAS” .
Kekuatan udara perancil membombardir muslim Mali
Menghancurkan masjid, madrasah dan semua yang berkaitan dengan islam. silakan saksikan serangan yang dilancarkan perancis di video berikut:
sungguh serangan orang kafir yang mengerikan terhadap muslim Mali. Bayangkan jika teriakan itu adalah anak-anak dan wanita Anda!!
Perancis menilai  bahwa perang ini sangat penting untuk menghentikan laju gerakan Islam di Mali selatan, dan kegiatan “teroris” dan mencegah berdirinyA negara yang melindungi “terorisme”, dan alasan lainnya, dengan disertai persiapan media yang besar. Dan meskipun faktanya bahwa di Suriah ratusan orang tewas setiap hari, tapi itu tidak menggerakkan hati nurani negara-negara tersebut untuk menghentikan pembantaian, malah melancarkan perang terhadap kelompok-kelompok Islam yang telah mewujudkan keamanan dan stabilitas di negara yang labil politiknya tersebut.
sebenarnya masalahnya jauh dari terorisme, dan agar gambaran menjadi lebih jelas, maka harus kita sebutkan secara singkat apa yang disaksikan oleh Negara tersebut selama tahun lalu, di mana sekelompok perwira militer Mali yang dipimpin oleh Mayor “Haya Amadou Snogu” pada Maret 2012, melakukan sebuah kudeta militer terhadap mantan presiden “Amadou Toumani Toure,”dan  tidak bertahan lama, karena para pemimpin kudeta ditekanan oleh “ECOWAS” dan negara-negara Barat untuk mengangkat ketua parlemen Dioncounda Traore sebagai presiden sementara negara itu pada bulan April tahun yang sama, dan mereka harus menarik diri ke pangkalan militer, untuk mengelola negara dari belakang layar.
kudeta itu menggerakkan gerakan skuler Alozoadah di Mali utara yaitu “Gerakan Pembebasan Alozoad “, yang berperang melawan tentara Mali untuk menuntut pembentukan sebuah negara terpisah untuk Touareg,lalu mereka mampu mencapai banyak kemenangan berkat  apa yang dimiliki oleh Tuareg  dari macam-macam senjata yang diperolehnya dari gudang senjata Libya saat mereka berperang di jajaran mantan pemimpin Libya Muammar Gaddafi.
Gerakan Islamis yang tersebar di ali mendapatkan kaum sekuler Thawariq menguasai kawasan tersebut, dan mengarah kepada pemisahan dan pembentukan negara sekuler, maka umat islam berhamburan untuk mempertahankan kesatuan negara, dan melindungi identitas Islam, dan sekaligus untuk menerapkan hukum Islam, maka terjadilah perang antara muslim dan sekuler terus muslim menang menguasai wilayah tersebut, dan mengusir sisa tentara pasukan Mali.
Maka Negara Barat geram, bagaimana mungkin umat Islam memerintah dan menerapkan menerapkan syariat Islam?! Mereka mendidih dan menabuh genderang perang, namun mereka menyadari bahwa itu tidak semudah yang dibayangkan oleh sebagian orang,  maka mereka mencoba untuk negosiasi, bertaruh pada faktor waktu dan kegagalan kelompok  “Ansharuddin (pendukung agama)” yang paling berpengaruh di wilayah tersebut, di samping ada gerakan “Tauhid dan Jihad” yang berafiliasi dengan al Qaeda, dalam pengelolaan wilayah dan pelaksanaan gerakan warga, akan tetapi datanglah angin yang tidak dikehendaki oleh kapal. lalu gerakan islam berhasil dalam mengelola wilayah, bahkan banyak orang yang telah pindah ke selatan pada saat mulai berkecamuk perang mulai kembali, karena mereka mendapatkan pemerintahan yang baik dan memberantas korupsi dan menyediakan kebutuhan.
Setelah gerakan Islam berhasil dalam mengatur wilayah dan mengambil kendali sepenuhnya, dan berakhir hampir sempurna kehadiran militer milik ” gerakan pembebasan Alozoad ” maka mulailah gerakan Islam merangsek ke arah selatan ke selatan, dan menguasai kota, “KUNA” pada Kamis (10 / 1/2013 m), yaitu kota yang strategis dan penting, maka Perancis geram dan langsung kesokan harinya mengumumkan dalam dimulainya operasi militer gabungan untuk melawan kelompok-kelompok Islam di Mali utara, yang tujuannya adalah untuk membentuk kembali tentara Mali, agar dapat kembali mengendalikan wilayah bagian utara, tanpa campur tangan secara langsung .
dengan serangan ini Prancis dan salibis NATO yang ada di belakangnya  serta amerika serikat ingin menghentikan laju kelompok Islam ke selatan, menyadari bahwa jika tidak berhenti ini maka kelompok-kelompok ini akan menguasai semua bagian dari Mali dalam waktu singkat, karena penderitaan Mali selatan dari krisis politik dan konflik antara berbagai kekuatan sejak kudeta militer  tahun lalu, yang mana bagian selatan menjadi ajang tarik menarik  antara para pemimpin kudeta yang menjalankan negara dari balik layar dan antara kekuatan sipil lainnya, jadi ada banyak pusat-pusat pengaruh di selatan, dan selatan mempersiapkan pemilihan presiden di bulan April mendatang, yang berarti meningkatkan konflik antara sayap dari berbagai kelompok , yang membuat kelompok islam lebih mudah untuk merangsek  dari utara.
sebagaimana Perancis dan sekutu-sekutunya juga menyadari  bahwa berlangsungnya kelompok-kelompok islam dalam waktu lama di wilayah tersebut akan meningkatkan pengaruhnya dan menjadi semakin sulit untuk dikalahkan, dan merangseknya mereka ke arah selatan berarti bahwa mereka telah mampu menguasai utara secara penuh, dan dengan demikian harus dihentikan, dan dibuat gangguan di utara, sampai bisa membuat rencana penuh untuk memerangi mereka.
wilayah Timbuktu di Mali utara memiliki kelebihan yaitu melimpahnya sumber daya alam, karena kaya dengan uranium, gas dan fosfat, sebagaimana  perusahaan Perancis  “Total†telah membuktikan adanya cadangan minyak yang sangat penting  di Taodney  yang terletak di Mauritania dan daerah pedalaman timur, ke arah Ozoad. Pemerintah Mali pimpinan presiden lama telah memberikan kontrak eksplorasi  kepada enam perusahaan asing dari berbagai negara.
Prancis dan sekutunya sangat ketakutan dari kemengan ini kelompok Islam yang akan mengontrol kekayaan Mali utara, karena jika kelompok Islam sampai ke sumber daya dan mulai memanfaatkannya, maka mereka pasti akan menghalangi negara-negara Barat dari kekayaan alam itu, dan tidak akan mendapatkannya kecuali  dengan membayar dan tidak seperti yang  mereka dapatkan secara gratis dari pemerintah  yang setia kepada Barat; dan bayaran dari Negara Barat akan menguatkan kelompok-kelompok islam ini, karena itu akan membuktikan pengaruh mereka. Tentu ini istuasi yang tidak diinginkan oleh NATO, karena prioritas yang paling penting bagi Barat adalah menghalangi berdirinya Negara Islam manapun, dan mengontrol kekayaan Negara-negara miskin.
Selain itu, Aljazair dan Kelompok “ECOWAS” takut bahwa pengendalian kelompok Islam di utara Mali akan mengarah kepada pemisahan di kawasan itu di masa depan, dan akan membentuk Negara di Thawariq, yang akan menyulitkan sebab thawariq tersebar di banyak negara-negara Afrika, berdasarkan pembagian penjajah Perancis di abad lalu.
Di sini ada pertanyaan penting: Mengapa kok perancis yang memimpin  operasi serangan militer ini, bukannya NATO atau Amerika Serikat?!
sesungguhnya kepemimpinan Perancis dalam operasi militer ini di Mali ini menegaskan bahwa tujuan sebenarnya bukanlah kepentingan rakyat Mali, bahkan hal tersebut aslinya di luar perkiraan Perancis maupun operasi militer yang dilakukannya secara mutlak, tetapi itu adalah perang terhadap Islam yang diwakili oleh kelompok Islam, untuk mencegah mereka mendirikan negara Islam, Untuk mengontrol kekayaan negara Mali.
Negara-negara anggota NATO yang salibis itu telah menandatangani di KTT Lisbon pada tahun 2009, kesepakatan untuk mengatur pertahanan kolektif NATO terhadap anggota atau kepentingan mereka di dunia, dengan mendistribusikan beban intervensi di zona konflik atas seluruh Negara anggota, yang mana negara yang lebih dekat dengan daerah operasi secara individual dan bukan atas nama NATO harus memimpin, sedangkan seluruh Negara anggota akan mendukung secara militer, logistik dan intelijen, yaitu yang dikenal dengan sebutan kebijakan “pintu terbuka”.
Pemilihan Perancis untuk operasi militer di Mali karena ia adalah Negara NATO yang paling dekat  dengan wilayah sasaran “Afrika Barat”, karena daerah ini tunduk pada kolonialisme Prancis  untuk masa yang lama, dan pengaruhnya masih ada di wilayah itulah tersebarnya bahasa perancis hingga sekarang di kawasan itu,, termasuk negara-negara Arab: Maroko, Tunisia dan Aljazair. sebagaimana Prancis masih memiliki pengaruh pada  pemerintah negara-negara itu sebelumnya, selain kedekatan geografis antara Prancis dan Mali, tidak seperti sisa negara NATO.
sebagaimana Amerika Serikat – yang biasanya mimpin perang ini – tidak ingin terlibat dalam setiap aksi militer secara langsung, setelah kalah perang di Irak dan keluar dari  Irak secara ajaib yaitu dengan menyeret ekor kegagalan, karena  ketabahan rakyat Irak dan ketahanan mereka telah menghancurkan keperkasaan Amerika. Juga dia telah keluar dari Afghanistan dipermalukan setelah 11 tahun, dan memohon Taliban untuk bernegosiasi dengan mereka, selain itu masih menderita dari krisis ekonomi yang dialaminya.
“Ya Allah yang maha perkasa tolonglah saudara-saudara kami di Mali, berilah kemenangan kepada mereka, hancurkan musuh-musuh-Mu yang hendak menghancurkan kaum muslimin, Ampunilah kami yang tidak bisa menolong mereka”
ربنا ظلمنا أنÙسنا وإن لم تغÙر لنا وترØمنا لنكنونن من الخاسرين
artikel yang sangat menarik min, bisa minta sumber2 rujukannya gak min?
Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Alloh berikan keselamatan untuk saudara seiman kami, dah berikan/turunkan azab-Mu kepada orang-orang kafir yang mengganggu saudara2 kami. Amiin
Assalamau’alaykum
Ustadz dan ikhwan sekalian, adakah lembaga untuk kami menyalurkan bantuan ke saudara kami di Mali?
Mohon infonya, karena kita semua bersaudara.
Barakallahufikum
berita yang tidak faktual dan terkesan berat sebelah hanya akan menebar fitnah dan kebencian… alangkah lebih bijak jika kita sebagai umat islam tidak selalu mendiskriditkan umat agama lain… apalagi tidak benar2 mengerti dan memahami permasalahan yg sedang terjadi… orang2 di mali adalah saudara.. bantu mereka dengan doa yg kita bisa… tidak perlu terus2an memberikan kesan buruk pada orang2 barat…. hanya menambah dosa