Oleh:
Tim Redaksi Majalah Al Umm
Melihat mudahnya kudeta militer untuk menggulingkan presiden Mesir yang sah hasil pemilu 2012 dan sikap dunia yang acuh, serta sikap Amerika yang diam, kemudian seolah tidak setuju, kemudian setuju dan menyatakan tetap mendukung dan meneruskan bantuannya kepada pemerinah Mesir yang baru, dan mengatakan apa yang dilakukan oleh militer Mesir itu sesuai dengan keinginan rakyat bukan kudeta1, tentu anda bertanya-tanya: ada apa di balik itu semua? Mungkinkah Amerika di balik kudeta itu? Mungkinkan itu yang dikehendaki Amerika dan sudah direncanakan oleh Amerika sejak satu tahun yang lalu? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa dijawab dengan menyimak pidato senator AmerikaMark Kirk Tentang Pemilu di Mesir 2012.
Pada malam putaran kedua pemilihan parlemen Mesir, Senator Amerika Serikat, Mark Kirk-IL berbicara di lantai Senat dalam upaya mengatasi bahaya AS menghadapi dominasi Islam yang meningkat dalam politik Mesir, pada tanggal 13 Desember 2011. Terjemahan pidato tersebut:
“Sebagai orang Amerika, kita mendukung kebebasan, demokrasi dan hak asasi manusia bagi semua orang. Tapi Gaza mengajarkan kita pada tahun 2006, pemilihan umum yang bebas tidak dengan sendirinya menghasilkan demokrasi. Ada kalanya orang ditawarkan kesempatan memilih partai yang hanya menawarkan satu pemilu untuk menguatkan kediktatorannya!. Kita juga dapat belajar dari tahun 1938 dan bahaya mengabaikan perkembangan di luar negeri. Sekarang, setelah musim Arab Spring, kita berpaling dari daerah (Timur Tengah, red) dengan resiko kita sendiri.
Pada tanggal 28 November, tahap pertama pemilu Mesir dimulai, meresmikan sistem pemilu baru membentuk badan legislatif bikameral. Tahap pertama menentukan sekitar 30 persen dari 498 kursi pemerintah yang lebih rendah – Majelis Rakyat.
Sebelum Mesir mengadakan jajak pendapat, demonstran memenuhi Tahrir Square di Kairo. Akibatnya, lebih dari 40 warga Mesir terbunuh. Banyak yang keberatan dengan campur tangan militer dalam proses pemilihan dan pembuatan konstitusi, dan keputusan untuk memaksa pemilu sebelum partai-partai sekuler memiliki waktu untuk membangun kapasitas mereka. Menurut polling dan sumber-sumber di lapangan, kemungkinan kondisi ini menyebabkan kemenangan akan berpihak kepada Ikhwanul Muslimin dan elemen Islam yang lebih radikal di tengah masyarakat Mesir. Meskipun pemilihan akan berlangsung hingga Maret 2012, prediksi ini seakan sudah menjadi kenyataan. Data awal telah menunjukkan tren kemunculan dominasi kelompok Islamis dalam Parlemen Mesir.
Pada 5 Desember, Komisi Pemilihan Umum mengumumkan bahwa para pemimpin dari Partai Kebebasan dan Keadilan (Freedom and Justice Party), cabang politik Ikhwanul Muslimin, telah menerima dukungan sejumlah 36,6 % sedangkan Blok Mesir sekuler naik kurang dari 12%. Ketika kita bergabung dalam run-off pemilu, yang berlangsung minggu terakhir ini, tampaknya FJP telah memenangkan 73 dari 150, atau 49% dari seluruh kursi yang diperebutkan.
Ini adalah partai yang sama yang memimpin reli pra-pemilu dengan 5.000 slogan, “suatu hari kita akan membunuh semua orang Yahudi†dan “Tel Aviv, Tel Aviv, Hari Penghakiman akan datang!â€. Ketika banyak yang berharap Ikhwanul Muslimin berbuat yang terbaik, terdapat juga kejutan lain. Partai Salafi, yang terdiri dari kelompok garis keras anti-Barat yang mengikuti versi radikal Islam, bernasib sangat baik. Melampaui prediksi, mereka meraih 24,4 persen suara di putaran pertama.
Yang penting, pemilu ini mengalami kondisi yang sama di distrik liberal, di Kairo dan kota pelabuhan Mediterania, Alexandria. Kelemahan partai-partai liberal, yaitu ketidakmampuan mereka untuk menjangkau pemilih secara efektif dengan agenda yang serius, kini telah ter-ekspos. Kelompok Islamis mendapatkan keuntungan penuh dengan jaringan mereka yang berakar kuat dari masjid berkembang ke daerah-daerah miskin Mesir. Cengkeraman mereka di daerah tradisional konservatif Alexandria terbukti sangat kuat, padahal daerah ini juga merupakan rumah bagi mayoritas komunitas Kristen Koptik.
Sehingga jelas jika partai-partai Islam dan para calon mereka terus terus mendapatkan keuntungan ini, kemungkinan besar mereka akan meraih 60 persen atau lebih suara secara nasional. Hal ini akan menempatkan Parlemen baru Mesir pada perbedaan ideologis yang kental antara Salafi, Ikhwanul Muslimin, dan kelompok liberal, dan kemungkinan menempatkan Ikhwanul Muslimin sebagai penentu antara kelompok kiri dan kanan.
Maka, apa makna semua ini? Pada bulan Januari, kita akan menghadapi Mesir yang sudah benci terhadap Israel dan benci terhadap kebebasan yang kita sayangi – kebebasan berekspresi, hak-hak perempuan, dan hak untuk menjalankan ajaran agama apapun.
Mesir akan memperhitungkan Iran sebagai teman dan akan menimbulkan ancaman langsung terhadap Perjanjian Perdamaian Camp David, yang selama ini telah menjadi landasan posisi strategis Mesir di kawasan selama 30 tahun. Apakah kita berharap bahwa Mesir yang dipimpin kelompok Islamis mencegah masuknya senjata sampai ke Hamas? Akankah Mesir pimpinan Islamis membantu menjaga kemerdekaan Sudan Selatan? Akankah Mesir pimpinan kelompok Islamis akan melindungi Kristen Koptik yang terus berkembang bahkan telah mencapai sekitar sepuluh persen dari total penduduk? Yang ditakutkan, kita akan melihat terjadi kekerasan seperti bentrokan pada tanggal 9 Oktober di Maspero, yang menewaskan 27 warga sipil dan melukai ratusan lainnya. Akankah pimpinan Mesir yang Islamis melakukan apa yang kita inginkan dengan lebih dari $ 1 miliar bantuan yang tiap tahun kita berikan? Apakah mereka akan terus berbagi intelijen dan bekerja dengan AS melawan terorisme? Ini semua adalah pertanyaan yang akan dihadapi oleh Amerika Serikat dalam waktu dekat.
Semua ketidakstabilan ini mencegah investasi asing dan pariwisata, yang keduanya merupakan elemen penting pemulihan ekonomi Mesir. IMF memperkirakan pada tahun ini, pertumbuhan ekonomi Mesir hanya 1,2 persen saja. Mereka mengatakan bahwa inflasi akan mencapai 11 persen dan 12 persen penduduk Mesir akan kehilangan pekerjaan. Belakangan, pound Mesir berada pada titik terendah terhadap dolar selama tujuh tahun terakhir. Tahun lalu, wilayah ini berada di ambang perubahan yang menarik, tetapi hari ini, Mesir berada pada posisi yang sangat berbahaya.
Amerika Serikat – dan Departemen Luar Negeri kita khususnya – harus melakukan apa yang bisa untuk menjaga Mesir agar senantiasa dalam perdamaian dan berhubungan baik dengan Barat. Kita berada di ambang kekalahan bersejarah dan kehilangan kepentingan Amerika di kawasan ini. Saat ini, jika ada rencana Pemerintahan Obama untuk menawarkan hal baru, kelompok Islamis Mesir yang menolak perdamaian dengan Israel dan malah bersekutu dengan Iran, saya tidak tahu itu. Saya tidak tahu.
Kita harus menjaga nadi jari kita terus berdenyut selama proses berlangsung. Suara liberal di Mesir harus bekerja untuk melestarikan tujuan demokratis Revolusi Januari. Baru-baru ini, saya mendapat kehormatan menghadiri pertemuan beberapa pemimpin muda liberal yang terbaik dan paling cerdas di Mesir. Mereka ingin membangun Mesir yang bebas, yang menghormati hak-hak perempuan, kelompok minoritas agama, dan aturan hukum. Saya mendorong mereka dan jaringannya untuk melanjutkan pekerjaan mereka karena mereka menawarkan harapan terbaik untuk Mesir. Saya berharap pada pemilu ke depan kondisinya tidak akan seperti pemilu pada tahun 1930 di Jerman. Dimana orang-orang Mesir hanya diberikan satu pilihan untuk menguatkan pemerintahan yang diktator.
Kemudian yang terakhir, jika pemerintahan Islam berkembang di Mesir, maka berarti tidak akan ada lagi stabilitas di Timur Tengah, maka kita perlu melihat kembali pemilu di Mesir dan pergantian kepemimpinan pada bulan Desember dan Januari sebagai momentum bagi politik luar negeri Amerika.
Saya berharap pemerintah kita benar-benar memperhatikan masalah ini dengan serius. Saya berharap kita mempunyai rencana untuk menjamin agar negara ini (Mesir, ed) senantiasa berada dalam orbit (pengaruh) Amerika. Namun ketakutan saya adalah bahwa dalam pemilu di Mesir, kita telah kehilangan pengaruh yang besar di wilayah ini. Jika kondisi ini terus berlangsung, maka pada pertengahan tahun depan Mesir akan dikuasai oleh pemerintahan IM. Mereka akan menguasai terusan Suez, dan menguasai Kairo yang merupakan pusat pendidikan kedua di tanah arab. Adapun berkaitan dengan negara sekutu kita Israel, maka mereka akan berteman dengan Hamas, berteman dengan Iran2, dan memusuhi Eropa serta Amerika.
Maka harapan saya, dalam musim libur, intelegen kita harus bekerja keras, dan bekerjasama dengan kekuatan kelompok liberal, di Mesir untuk menjamin bahwa apa yang diinginkan kelompok Islam agar tidak terjadi.†3
Komentar dan ulasan:
Dari pidato tersebut, terlihat banyak hal yang berkaitan dengan kepentingan dan sikap tidak konsisten Amerika terhadap demokrasi dan isu dunia Islam. Beberapa di antara hal tersebut antaralain:
Pertama, meskipun mendukung pemilu, tetapi jika pemilu dimenangkan oleh kelompok Islam, maka Amerika tidak percaya. Dalam berbagai pidato Obama atau pun presiden sebelumnya G.W Bush menyatakan bahwa mereka tidak pernah memerangi Islam, tetapi fakta menunjukkan kondisi sebaliknya. Bahkan jika partai Islam menang dalam pemilu, mereka pun kebakaran jengkot dan berusaha untuk menggagalkannya. Hal ini bisa terlihat dalam kasus FIS di Al-Jazair, Hamas di Palestina, dan termasuk IM di Mesir. (Baca: doa presiden Muhammad Mursi di mata Millah demokrasi di http://www.binamasyarakat.com/?p=2400)
Kedua, sebaliknya dalam pidato di atas jelas terlihat bahwa Amerika begitu perhatian terhadap minoritas kristen Koptik dan kelompok liberal di Mesir. Berbagai upaya dilakukan untuk memperkuat mereka karena dengannya Amerika akan bisa mempertahankan kepentingan mereka. Apalagi dalam kasus Mesir dimana dari pidato di atas sudah terlihat begitu strategis posisi Mesir bagi kepentingan Amerika.
Ketiga, karena sudah berkaitan dengan kepentingan Amerika dan kelompok anti-Islam, maka bisa disimpulkan bahwa perubahan pemerintahan Mesir sesungguhnya bukan murni keinginan mayoritas masyarakat, melainkan kepentingan segelintir orang anti Islam yang sudah dipolitisir. Karenanya pula, pasca kudeta, berbagai media nasional dan internasional di Mesir yang pro-Mursi dibredel dan dilarang menyiarkan berita sesungguhnya yang terjadi. Justru sedikit kelompok tadi yang selalu diekspos untuk membangun opini publik agar seakan-akan mereka adalah mayoritas dan mewakili kepentingan rakyat Mesir.
Keempat, hal ini menjadi pelajaran bagaimana lemahnya posisi umat Islam ketika mereka menggunakan sistem demokrasi. Sejarah dan isu kontemporer membuktikan bahwa tidak ada satu pun kepentingan umat Islam secara optimal bisa diraih melalui demokrasi. Sampai ada yang mengatakan:
صندوق الانتخاب تابوت الشريعة
“Kotak pemilu adalah Peti mati bagi syariatâ€4
Karena itu, umat Islam perlu mengembangkan konsep politik yang sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasalam.
Terakhir, pidato dan perkembangan terkini Mesir cukup menunjukkan tidak konsistennya Amerika dengan demokrasi. Jika di Mesir hanya dengan sedikit kekurangan yang dimiliki oleh Mursi yang baru memerintah seumur jagung, Amerika memberikan dukungan untuk kudeta, tetapi kondisi serupa tidak terjadi pada kasus Suriah dimana Bashar Al Ashad telah melakukan sangat banyak pelanggaran terhadap hak asasi manusia. Malah ia didukung, dan terus dibiarkan membunuh kelompok ahlussunnah waljama’ah.
Bantuan kepada para pejuang Suria yang didengang-dengungkan tidak ada wujudnya bahkan ditangguhkan5, sementara Basyar Assad dan Negara-negara yang mendukungnya terus melakukan pembantaian. Kita hanya berdoa, semoga Allah memberikan kekuatan kepada umat Islam dan kembali meraih kejayaan. Aamin.
Untuk tambahan informasi yang bisa mendukung hubungan antara Amerika dan kudeta di Mesir, silakan membaca makalah “Presiden Mesir pengganti Muhammad Mursi6 ternyata seorang Yahudi†di http://www.binamasyarakat.com/?p=2433. Juga makalah berbahasa arabكي٠اسقطت الدول العربية مشروع الاخوان di http://www.alquds.co.uk/?p=61757 di sini diterangkan bertemunya berbagaima macam kepentingan. Bagaimanapun kudeta itu sudah direncanakan oleh orang-orang yang berkepentingan. Baca :http://islammemo.cc/akhbar/locals-egypt/2013/07/07/175727.html.
Wallahu a’lam.
Semoga tulisan ini bisa bermanfaat, mencerdaskan dan mencerahkan. Aamiin.
ويا رب اØÙظ مصر وأهلها من شر أنÙسهم، وشر أعدائهم، ÙˆÙرّج عن المظلومين منهم؛ Ùالوضع ÙÙŠ Øبيبتنا (أم الدنيا) لا يطمئن الصالØين!
Malang, 1 ramadhan 1434 H/ 10 Juli 2013 M
————————————————————————–
1 http://maktoob.news.yahoo.com/ 231659919- البيت-الابيض-يقول-انه-لن-يقطع-المعونة-عن.html Amerika mengatakan ini meski di depan kantor kepresidenan militer membunuh 51 pendemo pendukung Mursi, http://www.islamion.com/post.php?post=8341
2 Berkaitan dengan Iran, maka baca rubrik dunia Islam di majalah al Umm, edisi 6, tahun I, yang berjudul konspirasi Syiah dalam konflik Suriah yang membuktikan bahwa antara Amerika dan Iran sesungguhnya mempunyai hubungan di balik layar yang sangat dekat, meskipun Iran juga dekat dengan Rusia. Mereka bermitra untuk mewujudkan kepentingan bersama seperti di Afghanistan, Irak, dll. Dan kadang kepentingan mereka berseberangan seperti program nuklir Iran. Yang ajaib, kepentingan Israel, Iran, Amerika dan Rusia bisa bertemu dalam mempertahankan Basyar assad, runtuhnya basyar asaad adalah ancaman bagi Israel sekutu amerika, gagalnya impian Iran, hilangnya pengaruh rusia di timur tengah, dan menangnya umat islam ahlussunnah yang itu tidak dikehendaki oleh mereka semua. Hasbunallah wani’mal wakil.
3 Yang melakukan kudeta di Mesir adalah kaum liberal, nasrani kopti, syiah, dan orangnya Husni Mubarak sekutu Amerika. Sedangkan dua tokoh pengkudeta adalah sekutu iran yaitu Muhammad al-Barade’I dan Hamdin Shabahi.
4 http://www.alqadisiyya3.com/q3/index.php?option=com_k2&view=item&id=5808:2013-07-06-02-14-08
5 http://www.alquds.co.uk/?p=61571
6 Sekarang 10 juli resmi menjadi wakil presiden urusan luar negri. Sementara Perdana mentrinya adalah Beblawy.
Sumber : http://www.binamasyarakat.com/?p=2451