Abu Salafy berkomentar dalam makalah kami : “Murid-murid Habib Ali al Habsyi masih menyebarkan pemahaman Syi’ah dan memusuhi sunnah†berikut ini jawaban kami:
Komentar Abu Salafi (AS): Komentar ini tolong dicantumkan ya. Karena ini adalah fakta. Jika anda seorang yang adil dan obyektif, pasti akan menampilkan komentar ini, agar informasi berimbang.
االامام مالك
روى الخلال عن ابى بكر المروزى قال : سمعت أبا عبد الله يقول :قال مالك : الذى يشتم اصØاب النبى صلى الله عليه وسلم ليس لهم اسم او قال نصيب ÙÙ‰ الاسلام.( الخلال / السن: ۲،٥٥٧ )
Al Khalal meriwayatkan dari Abu Bakar Al Marwazi, katanya : Saya mendengar Abu Abdulloh berkata, bahwa Imam Malik berkata : “Orang yang mencela sahabat-sahabat Nabi, maka ia tidak termasuk dalam golongan Islamâ€( Al Khalal / As Sunnah, 2-557 )
Ia berargumen dengan pendapat Imam malik bahwa mencela sahabat Nabi itu termasuk orang-orang di luar Islam, dalam artian lain “MURTADâ€.
Saya mengatakan bahwa Jika kita mengikuti pendapat imam malik, maka orang yang keluar dari islam adalah sahabat Nabi, karena mereka tidak hanya mencaci maki, tetapi saling bunuh membunuh diantara mereka.
Banyak sejarah yang menceritakan hal itu kepada kita semua, bahwa diantara sahabat Nabi tidak hanya terjadi saling mencela tetapi juga sampai pada saling bunuh membunuh. Misalnya perang shiffin, perang jamal, pembunuhan Utsman bin Affan.
JAWAB GENSYIAH (GS): sekedar membunuh fisik maka itu maksiat dosa besar bukan kufur, apalagi kalau saling berperang karena ijtihad untuk menegakkan agama Allah seperti yang terjadi pada para sahabat Nabi -Shalallahu alaihi wa salam- maka yang salahpun mendapatkan satu pahala, dan kesalahannya diampuni.
Allah berfirman dalam surat al-Hujurat bahwa sangat mungkin sesama mukmin berperang saling membunuh, dan hukum persaudaraan masih tetap diantara mereka. Dan kita tidak bisa memahami ayat ini dengan sempurna andaisaja para sahabat tidak terlibat dalam perang fitnah:
ÙˆÙŽØ¥Ùنْ طَائÙÙَتَان٠مÙÙ†ÙŽ الْمÙؤْمÙÙ†Ùينَ اقْتَتَلÙوا ÙَأَصْلÙØÙوا بَيْنَهÙمَا ÙÙŽØ¥Ùنْ بَغَتْ Ø¥ÙØْدَاهÙمَا عَلَى الْأÙخْرَى ÙَقَاتÙÙ„Ùوا الَّتÙÙŠ تَبْغÙÙŠ Øَتَّى تَÙÙيءَ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ أَمْر٠اللَّه٠ÙÙŽØ¥Ùنْ Ùَاءَتْ ÙَأَصْلÙØÙوا بَيْنَهÙمَا بÙالْعَدْل٠وَأَقْسÙØ·Ùوا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ ÙŠÙØÙبÙÙ‘ الْمÙقْسÙØ·Ùينَ (9) Ø¥Ùنَّمَا الْمÙؤْمÙÙ†Ùونَ Ø¥Ùخْوَةٌ ÙَأَصْلÙØÙوا بَيْنَ أَخَوَيْكÙمْ وَاتَّقÙوا اللَّهَ لَعَلَّكÙمْ تÙرْØÙŽÙ…Ùونَ (10)
_____
AS: Dan berbicara soal khilafah, saya pun mengajukan pertanyaan kepadanya mengenai status Muawiyah bin Abu Sufyan. Apakah dia seorang yang diakui sebagai khalifah Islam? Sebetulnya saya sudah tau jawabannya, tetapi hanya ingin memastikan saja. Tetapi nampaknya dia tidak ingin menjawab pertanyaan saya tersebut.
Jawab GS: tidak pernah ada orang sunni yang mempertanyakan status sahabat MUawiyyah ï´ sebagai Khalifah? Bahkan ahlulbait Nabi i pun mengakui beliau sebagai Khalifah atau pemimpin umat Islam yang sah! Yaitu pada saat imam Hasan bin Ali menyerahkan khilafah kepada Sahabat Nabi “MUawiyahâ€
Coba antum Baca makalah “Muawiyah di mata orang besarâ€.
AS: FYI, Muawiyah bin Abu Sufyan diyakini oleh saudara-saudara kita dari Hizbut Tahrir sebagai khalifah Islam. Tetapi jika kita membaca lagi kitab2 sejarah, Muawiyah adalah salah satu khalifah yang telah mencela Ali bin Abi Thalib yang dalam hal ini merupakan seorang sahabat Nabi.
Dalam kitab Shahih Muslim Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi 4/1870 no 2404 diriwayatkan dari Saad bin Abi Waqqash
أمر معاوية بن أبي سÙيان سعدا Ùقال ما منعك أن تسب أبا التراب ØŸ Ùقال أما ذكرت ثلاثا قالهن له رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم Ùلن أسبه لأن تكون لي واØدة منهن Ø£Øب إلي من Øمر النعم سمعت رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم يقول له خلÙÙ‡ ÙÙŠ بعض مغازيه Ùقال له علي يا رسول الله خلÙتني مع النساء والصبيان ØŸ Ùقال له رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم أما ترضى أن تكون مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه لا نبوة بعدي وسمعته يقول يوم خيبر لأعطين الراية رجلا ÙŠØب الله ورسوله ويØبه الله ورسوله قال Ùتطاولنا لها Ùقال ادعوا لي عليا Ùأتى به أرمد Ùبصق ÙÙŠ عينه ودÙع الراية إليه ÙÙØªØ Ø§Ù„Ù„Ù‡ عليه ولما نزلت هذه الآية Ùقل تعالوا ندع أبناءنا وأبنائكم [ 3 / آل عمران / 61 ] دعا رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم عليا ÙˆÙاطمة ÙˆØسنا ÙˆØسينا Ùقال اللهم هؤلاء أهلي
Muawiyah bin Abi Sufyan memerintah Sa’ad, lalu berkata “Apa yang menghalangimu untuk mencaci Abu Turabâ€?. Sa’ad berkata “Selama aku masih mengingat tiga hal yang dikatakan oleh Rasulullah SAW aku tidak akan mencacinya yang jika aku memiliki salah satu saja darinya maka itu lebih aku sukai dari segala macam kebaikan. Rasulullah SAW telah menunjuknya sebagai Pengganti Beliau dalam salah satu perang, kemudian Ali berkata kepada Beliau “Wahai Rasulullah SAW engkau telah meninggalkanku bersama perempuan dan anak-anak?†Maka Rasulullah SAW berkata kepadanya Tidakkah kamu ridha bahwa kedudukanmu disisiku sama seperti kedudukan Harun disisi Musa, hanya saja tidak ada Nabi setelahku. Aku mendengar Rasulullah SAW berkata di Khaibar “Sungguh Aku akan memberikan panji ini pada orang yang mencintai Allah dan RasulNya serta dicintai Allah dan RasulNya. Maka kami semua berharap untuk mendapatkannya. Lalu Beliau berkata “Panggilkan Ali untukkuâ€. Lalu Ali datang dengan matanya yang sakit, kemudian Beliau meludahi kedua matanya dan memberikan panji kepadanya. Dan ketika turun ayat “Maka katakanlah : Marilah kita memanggil anak-anak kami dan anak-anak kalianâ€(Ali Imran ayat 61), Rasulullah SAW memanggil Ali, Fathimah, Hasan dan Husain dan berkata “Ya Allah merekalah keluargakuâ€.
Riwayat Sunan Ibnu Majah
Dalam Sunan Ibnu Majah Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Baqi 1/45 no 121 terdapat hadis riwayat Sa’ad berikut
Øدثنا علي بن Ù…Øمد . Øدثنا أبو معاوية . Øدثنا موسى بن مسلم عن ابن سابط وهو عبد الرØمن عن سعد بن أبي وقاص قال قدم معاوية ÙÙŠ بعض Øجاته Ùدخل عليه سعد Ùذكروا عليا . Ùنال منه . Ùغضب سعد وقال تقول هذا لرجل سمعت رسول الله صلى الله عليه Ùˆ سلم يقول ( من كنت مولاه Ùعلي مولاه ) وسمعته يقول ( أنت مني بمنزلة هارون من موسى إلا أنه لا نبي بعدي ) وسمعته يقول ( لأعطين الرأية اليوم رجلا ÙŠØب الله ورسوله ) ØŸ
Ali bin Muhammad menceritakan kepada kami yang berkata Abu Muawiyah menceritakan kepada kami yang berkata Musa bin Muslim menceritakan kepada kami dari Ibnu Sabith dan dia adalah Abdurrahman dari Sa’ad bin Abi Waqash yang berkata â€Ketika Muawiyah malaksanakan ibadah haji maka Saad datang menemuinya. Mereka kemudian membicarakan Ali lalu Muawiyah mencelanya. Mendengar hal ini maka Sa’ad menjadi marah dan berkata â€kamu berkata seperti ini pada seseorang dimana aku telah mendengar Rasulullah SAW bersabda â€barangsiapa yang Aku adalah mawlanya maka Ali adalah mawlanyaâ€. Dan aku juga mendengar Rasulullah SAW berkata kepada Ali â€Kamu disisiKu sama seperti kedudukan Harun disisi Musa hanya saja tidak ada Nabi setelahKuâ€. Dan aku juga mendengar Rasulullah SAW berkata kepada Ali â€Sungguh akan Aku berikan panji hari ini pada orang yang mencintai Allah dan RasulNyaâ€.
Hadis ini telah dinyatakan Shahih oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Ibnu Majah no 98. Hadis di atas adalah bukti yang paling kuat kalau Muawiyah memang telah mencela Imam Ali. Al Hafiz Muhammad bin Abdul Hadis As Sindi dalam Syarh Sunan Ibnu Majah no 118 telah menunjukkan dengan kata-kata yang jelas dalam komentarnya tentang hadis ini â€bahwa Muawiyah telah mencaci Imam Ali bahkan memerintahkan Sa’ad untuk mencaci Imam Ali sebagaimana yang disebutkan oleh Muslim dan Tirmidziâ€.
Jawab GS:
Mencela yang membuat murtad adalah mencela agamanya, adapun mencela karena permasalahan rumah tangga atau pertikaian dunia atau perselisihan karena ijtihad maka tidak menghilangkan persaudaraan keimanannya.
Misal:
pernah terjadi cekcok antara Ali dan Fatimah radhiyallahu anhum hingga ali tidur di luar rumah
Thalhah dan zubair berperang melawan Ali, tetapi Ali dan Thalhah tetap menjadi ahli surga.
Abbas pernah bertengkar dan mencela Ali dengan celaan yang pedas sampai menjulukinya pendusta, pengkhianat, Zhalim, dan Curang, namun tak seorang pun yang punya pikiran seperti yang anda katakan.
قال العباس عم النبي :
انطلقت Øتى أدخل على عمر أتاه Øاجبه يرÙØ£ ØŒ Ùقال : هل لك ÙÙŠ عثمان وعبد الرØمن والزبير وسعد يستأذنون ØŸ قال : نعم ØŒ Ùدخلوا Ùسلموا وجلسوا ØŒ Ùقال : هل لك ÙÙŠ علي وعباس ØŸ Ùأذن لهما ØŒ قال العباس : يا أمير المؤمنين اقض بيني وبين الظالم ØŒ استبا ØŒ Ùقال الرهط ØŒ عثمان وأصØابه : يا أمير المؤمنين ØŒ اقض بينهما ÙˆØ£Ø±Ø Ø£Øدهما من الآخر (صØÙŠØ Ø§Ù„Ø¨Ø®Ø§Ø±ÙŠ _ الصÙØØ© أو الرقم: 7305)
Ùقال عباس : يا أمير المؤمنين ØŒ Ùاقض بيني وبين هذا الكاذب الآثم الغادر الخائن (صØÙŠØ Ù…Ø³Ù„Ù… – ج3 ص1377)
Bismillah.
Setelah membaca situsnya Abu Salafy yang bukan Salafy, isinya adalah campuran antara kedustaan dan kebodohan. Yang perlu kita waspadai, orang-orang syiah mencoba mengadu domba sesama sunni. Oleh karena itu kepada semua sedulur sunni jangan terpancing. Kalau mereka menyusuf ke situs-situs NU, mereka menjelek-jelekkan kelompok sunni yang lainnya (terutama Salafy). kalau mereka menyusuf ke situs-situs salafy, mereka menjelek-jelekkan NU. Target mereka adalah membenturkan antara sesama sunni. Jika sudah terjadi benturan antara sesama sunni, maka orang-orang sunni akan tersibukkan dengan pertikaian dan perbantahan antara sesama mereka, sehingga orang-orang syiah akan leluasa menyebarkan kesesatan mereka.
Maka kita harus waspada, musuh kita yang paling berbahaya adalah Syiah.
Saya berdoa semoga Alloh Ta’ala mengokohkan admin di atas sunnah dalam membantah dan mematahkan punggungnya orang-orang syiah. Semoga usaha baik anda ini berbuah kebaikan di dunia dan akhirot
Barokallohu fikum
Abu Salafy yg bukan bermanhaj salaf bukan orang yang dianggap… semakin dikomentari semakin besar (kepala) orangnya… Tidak perlu kunjungi situsnya dan tidak perlu dibaca artikel2nya, apalagi menanggapinya…
Betul Mas Abu ‘Abdurrahman. Abu Salafy itu hanya orang sakit jiwa yang tersesat di jagad maya. Video2 yang ditampilkannya “anak TK” propaganda.
Ada juga saudaranya yg berpenyakit sama di http://www.inilah-salafi-takfiri.com/general/fatwa-primitif-wahhabi Ia mencoba membahas artikel Sumber: http://www.salafy.or.id/salafy.php?menu=detil&id_artikel=853 yang bersandar kepada Alquran dan Sunnah Nabi dengan analisis otaknya yang sakit, lalu lahirlah komentarnya yg sekelas anak kecil yang masih keluar ingusnya.
dari artikel2nya Abu Salafi mirip2 dengan artikel2 di situs2 syiah.Gaya dari penulisannya pun sangat mirip.Hanya Allah yg tahu.Semoga orang2 sunnah tetap berjuang memperjuangkan dakwah sunnah.Kita tetap waspada sperti kata akhi Wong Jowo.
akal sehat manapun tdk bisa menerima tulisan ini anda menyandangkan dan mensejajarkan “Ali- muawiyah” , shg anda menggap mengkudeta Imam Ali, bahkan sampai membunuh keluarga Nabi jg bagian dari Ijtihad….
Agama spt apa yg brutal spt ini?
Anda sadar tidak yg jd obyek keluarga Nabi?
Jika anda seorang yang hanya ingin mendapatkan ridho Allah… pastilah
1. Anda tetap menjawab di blog Abusalafi krn anda akan merasa punya tanggung jawab… bkn buat komentar ditempat lain ini ciri khas niat buruk.
2. anda sebar luaskan blok tersebut secara jujur dan niat yg baik…
3. Teguhkan hati tetaplah komitmen thd kebenaran, jgn mengikat diri pada sektatrian… atau fanatik yg tidak pada tempatnya…
salam…
????
mana yg sectarian? anda lgsg mencap saya tasya’yu…. pdhal saya bicara secara umum.
Saya tdk suzhan, itu kaidah umum.
Saya bukan seorang ustadz, dan saya tdk merasa punya keawjiban menyampaikan apapun pd orang lain, saya komentari anda krn tulisan anda mencederai kemuliaan Islam, Islam fitrah siapapun bisa memahami kebenarannya, kecuali tata cara hukum mgkn itu perlu pendalaman ilmu dan keseriusan.
saya akan mengikuti siapapun saya saya anggap benar, dan dalam hal umum (diluar akidah) walaupun dia seorang nasrani,hindu, budha, yahudi jika dia bicara benar saya akan terima kebenarannya….
maaf anda salah menilai saya fanatik… justru saya bisa berkawan dgn siapa saja bahkan diluar Islam krn inilah saya merasa malu kpd mrk membaca tulisan spt anda….
salooom.
ya… salom bahaSa yahudi, itu artinya saya menerima maknanya, bkn teks luarnya…
sorry saya tdk akan menyerang siapapun, agama apapun jika tdk menyerang keyakinan orang lain…
apalagi menyebarkan faham kebrutalan dengan dalil bhw itu di benarkan….
Saya sangat yakin
SIAPAPUN TIDAK AKAN BISA MENeRIMA PEMBUNUHAN HANYA KARENA BEDA PENDAPAT…SILAHKAN JALANKAN PENDAPAT MASING-MASING DENGAN DAMAI.
JANGAN MENGATASNAMAKAN KEBRUTALAN KE SADISAN DALAM AGAMA.
JIHAD FISABILLILAH TDK DALAM KONTEKS UMUM HARUS DI KAJI LEWAT PARA ULAMA… APALAGI SESAM MU’MIN TDK ADA JIHAD MRK HARUS MAMPU MEREDAM MARAHNYA DAN HIDUP DAMAI DALAM PERBEDAAN
Syukran ustad, ana senang ustad mau bersusah payah mengcounter comment itu, biasanya ustad lain kurang suka mengcounter langsung seperti antum. Teruskan ustad, semoga Allah menambahkah ilmu dan kekuatan hujjah dan semangat.
ALHAMDULILLAH sy termasuk sunni yg prnah berMUBAHALAH dgn Syiah & hasilnya…..,ALLAH tlh mmberi pelajaran pd mreka.
HANCURKAN AGAMA SYIAH..ALLAHU AKBAR
Saudaraku kaum muslimin penegak Alquran dan Sunnah, Abu Salafy itu adalah orang yang masuk dalam ayat
وَمَنْ أَظْلَم٠مÙمَّن Ø°ÙÙƒÙّرَ بÙآيَات٠رَبÙّه٠Ùَأَعْرَضَ عَنْهَا وَنَسÙÙŠÙŽ مَا قَدَّمَتْ يَدَاه٠ۚ Ø¥Ùنَّا جَعَلْنَا عَلَىٰ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙÙ‡Ùمْ Ø£ÙŽÙƒÙنَّةً Ø£ÙŽÙ† ÙŠÙŽÙْقَهÙوه٠وَÙÙÙŠ آذَانÙÙ‡Ùمْ وَقْرًا Û– ÙˆÙŽØ¥ÙÙ† تَدْعÙÙ‡Ùمْ Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‰ الْهÙدَىٰ ÙÙŽÙ„ÙŽÙ† يَهْتَدÙوا Ø¥Ùذًا أَبَدًا [١٨:٥٧]
“Dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang telah diperingatkan dengan ayat-ayat Tuhannya lalu dia berpaling dari padanya dan melupakan apa yang telah dikerjakan oleh kedua tangannya? Sesungguhnya Kami telah meletakkan tutupan di atas hati mereka, (sehingga mereka tidak) memahaminya, dan (Kami letakkan pula) sumbatan di telinga mereka; dan kendatipun kamu menyeru mereka kepada petunjuk, niscaya mereka tidak akan mendapat petunjuk selama-lamanya.” Al Kahfi: 57
Assalamu’alaikum saudaraku mukminin/mukminat.
Saya sangat heran dan bingung dengan Saudara Rauf (Apa memang Anda suka me”raup” semuanya), Katanya: “saya akan mengikuti siapapun saya saya anggap benar.” Jadi, kalaupun “siapa” adalah setan dari kalangan manusia Anda tetap mengikutinya, sepanjang Anda menganggapnya benar.
Katanya lagi: “dan saya tdk merasa punya keawjiban menyampaikan apapun.” Semua orang wajib menyampaikan kebenaran, minimal dari bisikan hati.
Anda juga menasihati orang: 3. Teguhkan hati tetaplah komitmen thd kebenaran,
Nah, “mereka” yg Anda maksudkan apakah orang2 yang benar?
Lalu yang ini apa?
1. Anda tetap menjawab di blog Abusalafi krn anda akan merasa punya tanggung jawab… bkn buat komentar ditempat lain ini ciri khas niat buruk.
2. anda sebar luaskan blok tersebut secara jujur dan niat yg baik …
mikiiiir … (Cak Lontong)
Lalu,berkata lagi Si Rauf:
Saya sangat yakin
SIAPAPUN TIDAK AKAN BISA MENeRIMA PEMBUNUHAN HANYA KARENA BEDA PENDAPAT… (Siapa yg mau membunuh, Anda ngigau?)
SILAHKAN JALANKAN PENDAPAT MASING-MASING DENGAN DAMAI (apa Anda tidak punya kitab suci?).
JANGAN MENGATASNAMAKAN KEBRUTALAN KE SADISAN DALAM AGAMA (Tidak ada orang waras yang mengatasnamakan kebrutalan ke sadisan!).
JIHAD FISABILLILAH TDK DALAM KONTEKS UMUM HARUS DI KAJI LEWAT PARA ULAMA… APALAGI SESAM MU’MIN TDK ADA JIHAD MRK HARUS MAMPU MEREDAM MARAHNYA DAN HIDUP DAMAI DALAM PERBEDAAN (Kalimat ini mungkin Anda pelajari dari cara menyusun kalimatnya Cesar, Anda ngomong apa?)
Saya berkesimpulan:
Agaknya Saudara Rauf ini memiliki pikiran Israel-Yahudi, pikiran liberal, pikiran ilmu teologi salah dari kampus salah.